Suasana pesta di sebuah aula berbintang Kota Manhattan masih sangat meriah, walau jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Masih banyak tamu undangan yang baru datang untuk memenuhi undangan dari Eliot Sanders, seorang pengusaha manajemen selebriti di Amerika. Jadi sudah bisa dipastikan yang hadir bukan hanya kalangan pengusaha dunia, melainkan dari kalangan artis dan model papan atas Hollywood.
Selain pasangan pengantin yang menjadi perhatian, ada seorang gadis cantik bermata jernih telah mencuri perhatian. Tubuh ramping dan tinggi dibalut gaun hitam yang terlihat seksi mengekspos punggung indahnya. Bukan hanya kecantikan dan juga pakaiannya yang menjadi perhatian. Tetapi lelaki yang tengah merangkul mesra pinggulnya, Luke Jacob yang terkenal dingin tanpa pernah ada berita keterlibatannya dengan perempuan manapun. Dan untuk kali pertama lelaki itu menghadiri sebuah pesta ditemani oleh seorang gadis yang harus diakui sangat cantik. Apalagi lesung pipi menghiasi wajahnya ketika tersenyum, sungguh manis dan membuat lelaki terhipnotis.
“Selamat, Tuan Eliot Sanders atas pernikahan putra Anda,” ucap Luke pada Eliot Sanders.
“Terima kasih karena Tuan Luke Jacob bersedia hadir di pernikahan putra saya, Evan,” balasnya sembari melirik sekilas ke arah Belle yang tersenyum canggung dalam dekapan Luke.
“Kekasih Anda cantik, Tuan,” ucap Evan Sanders tersenyum ramah pada Luke dan juga Belle.
“Terima kasih,” ucap Belle tersenyum ramah, walau merasa risih dengan tatapan ayah dan anak itu.
“Isa Harington, tunangan saya.”
Luke merasa bahwa ayah dan anak itu sedang menatap takjub dan tatapan yang sudah bisa dimengerti oleh lelaki dewasa pada umumnya. Dia segera membawa Belle menjauh dan memilih duduk di salah satu meja menikmati santapan pesta. Belle masih merasa tidak nyaman dengan tatapan lapar dari ayah dan anak itu.
“Sudah kukatakan untuk pakai saja mantelnya,” bisik Luke tepat di telinga Belle.
“Kalau aku mengenakannya lalu apa guna gaun ini? Mereka sudah memilihkannya untukku,” balas Belle tidak senang dengan kata-kata Luke yang sedari tadi protes dengan gaun yang dia kenakan.
“Keras kepala.”
“Tetapi kau suka, kan, Tuan Luke Jacob?” seringai Belle untuk mengganggu ketenangan Luke yang akan kesal setiap kali dia mengatakan hal itu.
“Terserah kau saja, Belle,” Luke memalingkan wajahnya, karena jujur saja apa yang dikatakan gadis itu memang benar.
Entah sejak kapan dia mulai menyukai Belle dengan segala kata-kata absurd-nya, yang pasti gadis itu berhasil membuka sisi lain dirinya. Luke telah lama mati bersama dengan kepergian Katherine Watson yang tewas mengenaskan. Mungkin benar yang dikatakan Andrew untuk dia berdamai dengan masa lalu, tetapi tidak semudah itu tentunya. Apalagi pada pria di ujung ruangan sana, yang sedari tadi menatapnya.
Belle mulai merasa bosan karena Luke lebih asik membicarakan bisnis dengan tamu lain yang kebetulan adalah kolega bisnisnya. Dia sedari tadi hanya sibuk memainkan ponsel untuk membunuh rasa jenuh di pesta yang masih terasa asing. Hingga suara lembut seorang wanita menginterupsinya.
“Hey, boleh aku bergabung denganmu?” tanya gadis cantik bergaun pink yang menghampirinya.
“Silakan,” ucap Belle ramah.
Luke mendengar suara gadis itu dan Belle melirik sekilas ke arah tunangannya, jangan sampai dia lengah dan berakhir kehilangan Belle. Tetapi setelah melihat siapa gadis yang saat ini duduk di sisi Belle, dia kembali tenang dan melanjutkan perbincangannya.
“Aku Ellena Sanders,” ucap gadis bernama Ellena mengulurkan tangannya.
“Isa Harington,” balas Belle tersenyum hangat.
“Tunangan Tuan Luke Jacob sangat cantik, pantas saja dia mengajakmu malam ini.”
“Terima kasih.”
“Kau tahu Nona Isa, ini pertama kali dalam sejarah seorang Tuan Luke Jacob membawa gadis ke pesta. Selain kedua adik sepupunya dari keluarga Jacob,” Ellena berusaha seakrab mungkin dengan Belle.
Karena sejak awal Belle memasuki aula tempat pesta pernikahan kakaknya, dia sudah tertarik pada gadis cantik itu. Dia suka cara Belle bersikap dan berpakaian, karena Ellena adalah seorang desainer. Matanya selalu jeli melihat bibit baru yang dipastikannya akan bersinar saat menapaki dunia entertaint. Tetapi dia sangsi untuk memberi penawaran itu pada gadis yang sejatinya adalah tunangan seorang Luke Jacob.
“Tuan Luke,” ucapnya ketika Luke memalingkan wajah menghadap Belle dan Ellena.
“Hai, Nona Ellena. Apa kabar?” tanyanya basa-basi sembari melirik Belle sekilas.
“Baik, Tuan. Tunangan Anda sangat cantik.”
“Terima kasih. Tetapi aku tidak mengizinkannya untuk menjadi modelmu,” Belle memalingkan wajahnya ke arah Luke, dia terkejut mendengar ucapan datar lelaki itu. Apalagi sedari tadi gadis bernama Ellena itu tidak menawarinya untuk menjadi seorang model seperti yang disangkakan Luke.
“Anda selalu bisa membaca saya dengan baik,” dia tersenyum canggung karena niatnya untuk menjadikan Belle seorang model gagal.
“Kau apa-apaan sih?” Belle mencubit paha Luke yang mendapat respons tatapan tajam lelaki itu.
Keduanya saling memberi tatapan tajam, walau bagi sebagian orang mereka terlihat sedang saling tatap penuh cinta. Keduanya terlihat serasi dan romantis, sekali lagi mengabaikan pria di sudut ruangan yang tidak henti menatap ke arah mereka.
“Tuan.”
“Kau bawa informasinya?” tanyanya sembari menggoyang gelas anggur di tangan.
“Isa Harington, tunangan Luke Jacob dan selebihnya kami akan mencari tahu secepatnya, Tuan.”
“Jangan terlalu lama, aku hanya ingin tahu siapa gadis yang berhasil membuat seorang Luke melupakan kekasih manisnya yang tewas mengenaskan.”
“Sepertinya dia masih ingin menjerat Anda, Tuan.”
“Kita lihat saja apakah akan berhasil. Kurasa dia telah menyerah dan memilih gadis itu menjadi pengganti gadis jalang sebelumnya. Aku tidak menyangka seorang Jacob bisa menjadi bodoh dan dipermainkan perasaan.”
ucap pria itu berlalu meninggalkan kerumunan pesta setelah meletakan gelas anggurnya.
Yang dia inginkan hanya mengetahui data tentang gadis yang disebut sebagai tunangan Luke Jacob. Karena wajah gadis bernama Isa Harington itu sungguh tidak asing baginya. Hingga suara dering ponsel menginterupsi pikiran panjangnya.
“Ya.”
“—”
“Bagaimana bisa kalian kehilangan jejak lagi?”
“—”
“Melenyapkan tikus kecil saja tidak becus!!!” teriaknya memutus sambungan dan membanting ponsel ke jok di sampingnya.
***
Beberapa minggu setelah menghadiri pesta sebagai sepasang kekasih, keduanya masih terlihat tidak bicara. Luke sedang sibuk mengurus penjualan saham perusahaannya dan Belle sibuk dengan pendidikan juga mengurus Bien. Tinggal dan berbagi udara yang sama, namun tidak sama sekali terlibat pembicaraan berarti. Kalau pun ada itu hanya sekadar basa-basi untuk menghilangkan sedikit rasa canggung.
Belle tengah sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka, karena rencananya hari ini dia akan mendampingi adiknya menjalani pemeriksaan lanjutan untuk kondisi jantungnya. Tak jarang Anthony ikut bergabung bersama mereka, yang tujuan utamanya hanya untuk menggoda sang kakak yang sedingin es di Kutub Utara.
“Luke...” panggil Belle dari dapur saat ponsel Luke berdering.
Karena tidak biasanya lelaki itu meninggalkan ponselnya begitu saja di mini bar. Karena seperti biasa saat bangun tidur Luke akan meminum air mineral.
“Huh. Ke mana sih dia?” keluh Belle berjalan meninggalkan dapur sembari membawa ponsel Luke yang terus berdering.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Billionaire - Serial The Jacob 2
Mystery / ThrillerNB : Mengandung adegan dewasa dan kekerasan. Harap bijak dalam membaca. Bagi seorang yang menempatkan keluarga dalam prioritas utama, apa yang terjadi pada Sarah Dimitrova-Jacob bukanlah hal mudah untuk Luke Jacob. Lelaki dengan sorot mata tajam sep...