Chapter 14

153 11 0
                                    

Malam telah larut dan udara pun semakin dingin. Luke menutup pintu balkon kamar Belle yang terbuka, karena gadis itu sedang meringkuk di atas tempat tidur. Gadis itu menangis dalam tidurnya, bahkan Luke bisa melihat dengan jelas jejak air mata di pipi tunangannya.

Ya! Ternyata mereka adalah pasangan yang sebenarnya, gadis yang dipilihkan oleh Philips Jacob sejak lama. Fakta yang baru diketahui ini cukup mengejutkan, terlebih lagi untuk Belle. Gadis itu masih marah dan berpikir bahwa Luke menolongnya karena tahu fakta itu. Tetapi sungguh Luke tidak pernah tahu tentang pertunangannya ini.

“Maafkan aku, tetapi sungguh aku tidak tahu,” lirih Luke mengecup puncak kepala Belle setelah menyelimutinya.

Luke berjalan meninggalkan kamar tidur Belle, menghampiri sang Ibu yang tengah menyaksikan talk show di TV. Wanita paruh baya itu menyadari kehadiran sang putra. Dia segera mematikan TV dan menepuk sofa kosong di sisinya. Ada sedikit perasaan bersalah pada kedua cucu sahabat keluarga Jacob itu.

“Ibu tahu siapa dia saat aku mengirim fotonya saat itu?” tanya Luke setelah mendaratkan bokongnya di sisi Jasmine Jacob.

“Sebenarnya tidak, Ibu lupa tetapi Ayahmu masih mengingatnya.”

“Jadi bagaimana? Belle sangat terpukul dan pasti saat ini berpikir yang tidak-tidak tentangku,” Luke bicara dengan wajah tenang, namun Jasmine sangat tahu apa yang tengah dipikirkan putranya.

“Biarkan saja dulu, dia pasti butuh waktu untuk menerima semuanya,” ucap Jasmine menepuk punggung putra sulungnya.

Di dalam kamar saat ini Belle masih menangis, meringkuk di balik selimut. Dia hanya berpura-pura tidur untuk menghindari Luke. Hatinya tidak benar-benar baik saja saat ini, terlebih setelah apa yang dia dengar tadi. Otaknya sudah memikirkan banyak scenario hidupnya selama ini, terlalu banyak yang dia dan Bien tidak ketahui. Apa mungkin selama ini The Jacobs menolongnya hanya karena ingin menutupi rasa bersalah mereka. Sungguh Belle tidak tahu siapa yang harus dia percaya saat ini.

Tok... Tok...

“Kak Belle... Boleh Halsey masuk?”

Belle terkesiap mendengar pintu kamar diketuk, saat ini dia enggan keluar dari balik selimut. Dia rasa berada di dalam selimut cukup menenangkan, setidaknya untuk saat ini. Walau air matanya masih mengalir setelah Jasmine Jacob bercerita tentang orang tuanya. 

Olivier Julian dan Elodi Roux.

Dia masih bisa ingat bagaimana cara kedua orang terpenting dalam hidupnya itu tersebut. Namun dalam hitungan jam setelah kedua orang itu tersenyum hangat, kabar buruk itu datang. Meninggalkannya berdua dengan Bien di mansion besar mereka di Queebec. Setelahnya nyaris dimusnahkan bagai virus membahayakan oleh orang lain.

Dan saat ini dia tahu bahwa lelaki yang dia anggap penyelamat terlibat dalam rasa sakitnya. Sungguh Belle tidak habis pikir dengan permainan takdir yang Tuhan ciptakan untuknya. Sungguh dia merasa marah dan kecewa pada lelaki yang telah mencuri hatinya.

“Masuklah, Halsey,” Belle berusaha duduk dan menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang.

Tidak berapa lama pintu kamarnya terbuka dan menampilkan wajah hangat dan tulus Halsey. Sejak awal kedatangannya Belle sudah bisa melihat karakter adik sepupu Luke, hangat, tulus dan menyenangkan walau sedikit manja.

“Kak Belle masih menangis?” tanya Halsey yang langsung duduk di tepi ranjang.

“Aku hanya sedikit syok.”

“Percayalah bahwa Kak Luke tidak dengan sengaja mendekatimu, karena aku tahu pribadinya seperti apa. Dia tulus menyukaimu,” Halsey menggenggam tangan Belle yang sedikit bergetar karena menangis.

The Cold Billionaire - Serial The Jacob 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang