Jardin du Luxembourg, Paris - Perancis
Pagi ini udara taman Jardin du Luxembourg begitu menyegarkan, membuat pengunjung taman dari Luxembourg Palace semakin menikmati kunjungan mereka. Termasuk rombongan mahasiswa dari Pantheon-Sorbonne University, karena hari ini mereka mengadakan perjalanan lintas sejarah Perancis di Luxembourg Palace.
“Patricia...”
Seorang gadis berambut pirang memalingkan wajahnya ke arah suara yang memanggil namanya. Tepat di belakangnya seorang lelaki tampan dengan senyum mengembang berjalan menghampirinya. Karena ini bukan pertemuan pertamanya dengan lelaki yang memegang kamera di tangannya.
“Hey, Nick. Kita bertemu lagi...” sapanya ramah.
“Iya. Kebetulan hari ini jadwalku berkunjung kemari sebelum kembali ke Amerika.”
Patricia menganggukkan kepala tanda mengerti, “sepertinya kita sering sekali bertemu, Nick.”
“Benar, tetapi kita akan jarang bertemu ketika aku sudah kembali ke Amerika.”
“Apa Perancis sudah tidak menarik lagi untuk lensa kameramu?” tanya Patricia pada Nicholas.
“Masih sangat menarik untuk lensa kameraku, tetapi memang aku harus segera kembali ke Amerika. Karena rencananya aku akan mengadakan pameran foto di sana, menunjukkan betapa indahnya Eropa dari balik lensa kameraku,” katanya.
“Semoga pameranmu lancar dan sukses, Nick.”
“Merci...”
Keduanya berjalan beriringan menikmati Jardin du Luxembourg, sembari mendengarkan penjelasan dari Dosen pembimbing. Patricia Julie Roux, mahasiswi sejarah di Pantheon-Sorbonne University. Dia adalah putri bungsu dari keluarga bangsawan Perancis, le Roux yang memiliki mansion besar di Bordeaux. Selain berdarah bangsawan, keluarganya juga termasuk di dalam daftar pengusaha Perancis. Sedangkan lelaki yang sedang berjalan di sisinya ini bernama Nicholas, fotografer lepas asal Amerika.
Keduanya sudah beberapa kali bertemu di beberapa tempat wisata yang selalu dikunjungi Patricia. Karena sebagai mahasiswa Sejarah membuatnya sering berkunjung ke tempat-tempat bersejarah di Kota Paris. Tak jarang dia menjadi pemandu wisata bagi wisatawan asing yang tidak bisa berbahasa Perancis. Dari situlah dia mengenal Nicholas.
Awalnya semua berjalan baik seperti biasa, tetapi entah kenapa Patricia merasa berat saat mengetahui Nick akan meninggalkanya. Mungkin dia memiliki ketertarikan pada lelaki Amerika itu. Namun sangat mustahil, karena dia sudah memiliki tunangan dari kalangan bangsawan. Patricia memilih untuk memendam perasaan sukanya pada Nicholas.
Sampai tiba disaat perpisahan itu tidak lagi terelakkan. Malam ini Patricia bertemu dengan Nicholas, karena beberapa hari sebelumnya lelaki itu mengajaknya untuk bertemu. Rencananya dia akan mengungkapkan perasaan pada Nicholas, baginya tidak masalah jika terlambat. Setidaknya Nicholas mengetahui perasaannya, walau mereka belum lama saling mengenal.
Keduanya berkeliling Kota Paris, menikmati waktu yang tersisa. Sampai langkah keduanya berhenti tepat di depan Menara Eiffel yang terlihat sangat indah dengan kemerlap lampu. Nicholas meraih kedua tangan Patricia, dan mereka saling berhadapan.
“Terima kasih selama ini kau telah sangat baik padaku, Patty. Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku menyukaimu, semua tentangmu dan kebersamaan kita. Mungkin aku memang tidak tahu diri menyukaimu, tetapi aku hanya ingin mengatakan perasaanku padamu,” ucap Nicholas yang membuat wajah Patricia merona.
“Kau apa?” tanya Patricia mencoba mencerna kalimat panjang Nicholas.
“Aku menyukaimu, aah tidak. Lebih tepatnya mulai mencintaimu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Billionaire - Serial The Jacob 2
Mystery / ThrillerNB : Mengandung adegan dewasa dan kekerasan. Harap bijak dalam membaca. Bagi seorang yang menempatkan keluarga dalam prioritas utama, apa yang terjadi pada Sarah Dimitrova-Jacob bukanlah hal mudah untuk Luke Jacob. Lelaki dengan sorot mata tajam sep...