Chapter 13

134 9 0
                                    

Dia terus melangkahkan kaki menuju kamar lelaki dingin itu, karena setahunya Luke kembali ke dalam kamar. Sesampainya di kamar lelaki yang sangat kental dengan nuansa manly, Belle kembali memanggil nama Luke. Karena ponsel di tangannya tidak henti berdering.

“Luke...” panggilnya di depan pintu lamar mandi, karena dia bisa mendengar suara gemercik air dari dalam sana.

“Ada apa?”

“Ponselmu terus berdering, sepertinya penting.”

“Biarkan saja.”

“Baiklah. Aku letakkan di atas nak—” kata-kata Belle tercekat saat pintu kamar mandi terbuka.

Di depannya tengah berdiri lelaki tampan dengan handuk melilit sebatas pinggang. Rambut halus di dada bidangnya begitu mengundang untuk disentuh. Belle sampai harus menelan salivanya berulang kali saat tidak sengaja melihat tubuh setengah telanjang tunangannya.

“Berkediplah,” ucap Luke dingin sembari berlalu menuju walk in closet.

“A—aku berkedip sedari tadi,” ucap Belle meletakkan ponsel Luke di atas nakas.

Dia bergegas meninggalkan kamar tidur lelaki yang sedang menatapnya dalam dengan sebelah alis terangkat. Baru berapa langkah beranjak dari hadapan Luke, tangannya dicekal oleh lelaki itu hingga langkahnya terhenti.

“Ada apa?” tanya Belle dengan degup jantung yang tidak beraturan.

“Berapa banyak kebohonganmu?” 

“Aku tidak membobongimu apa pun itu,” jawab Belle penuh keyakinan, bahkan dia membalas tatapan menyelidik yang ditujukan Luke padanya.

“Memangnya kebohongan apa yang aku lakukan?" Belle berkacak pinggang dan dagu terangkat menantang Luke.

Luke diam, membaca mata Belle dan mencari kebenaran dari perkataan gadis itu. Sungguh dia terkejut mendengar fakta yang disampaikan oleh Mr. Trevor. Dia hanya tidak habis pikir dengan kehidupan gadis yang menjadi tunangannya. Awalnya Luke berpikir bahwa cerita itu hanya ada dalam operasabun[1] yang sering Ibunya tonton, tetapi ternyata ada di dunia nyata.

“Baiklah. Pergilah,” Luke melepas cekalannya.

“Dasar!” gerutu Belle berlalu pergi.

Luke menatap punggung Belle yang menghilang dari balik pintu, ia meraup kasar wajahnya. Berjalan menuju nakas dan mengambil ponsel yang diletakkan Belle di sana. Matanya memicing melihat nama di layar pemanggil, Katherine Watson.

“Tidak mungkin!” geram Luke menggenggam ponselnya keras.

Dia tidak habis pikir permainan apalagi yang sedang dimainkan oleh orang-orang itu, bahkan saat kehidupannya sudah berangsur baik dengan kehadiran Belle. Bahkan mimpi buruknya sudah tidak pernah hadir lagi, namun kali ini apa yang terjadi? Bagaimana bisa ada yang menggunakan nomor ponsel Katherine setelah sekian lama.

Drrrttt... Drrrttt...

“Hello.”

“—”

“Baiklah. Anthony akan menjemputmu.”

“—”

“Tidak bisa, aku sibuk.”

“—”

“Cukup, Halsey. Kakak akan menjemputmu.”

Luke segera memutus sambungan yang kali ini dari Halsey, adik sepupu kecilnya yang manja. Halsey hari ini berkunjung ke New York untuk liburan kuliah dan sepertinya padanya. Entah mengapa Luke mudah sekali menjadi dekat dengan orang baru, apalagi seorang Fabien Benoît Roux. Nama itulah yang dia dapatkan dari Mr. Trevor, tentang keluarga Roux dari Perancis.

The Cold Billionaire - Serial The Jacob 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang