Chapter 15

157 7 0
                                    

Udara pagi Kota Manhattan begitu menyegarkan bagi Belle yang baru saja menyelesaikan mandi. Seperti pagi-pagi biasa, dia akan memasak sarapan, dan pagi ini dia akan memasak untuk keluarga Jacob lainnya. Lebih tepatnya untuk Ibu dan adik sepupu tunangannya.

Belle nampak sibuk mengocok telur dan susu untuk membuat French Toast[1]. Tetapi dia juga menyiapkan  menu sarapan lain untuk Jasmine dan Halsey Jacob, roti panggang dan bacon.

Dia terlihat melamun karena teringat akan kata-kata Jasmine semalam. Tentang pertunangan yang terjadi antara dirinya dan Luke, karena pada dasarnya Kakek keduanya bersahabat. Bahkan Belle lupa jika pernah bertemu dengan Luke sebelumnya, karena otaknya penuh dengan memori buruk kematian kedua orang tuanya. Sehingga sebagian kenangan masa lalunya lenyap entah ke mana. Seperti tertiup angin dan pergi bersama debu-debu yang berterbangan.

***

Selama perjalanan menuju penthouse The Jacobs, pasangan itu larut dalam pikiran masing-masing. Luke erusaha fokus mengendarai mobil, sedangkan Belle sibuk memilin ujung kemejanya karena gugup. Luke melirik gadis yang duduk gelisah di kursi penumpang, tetapi dia tidak bisa bicara banyak. Karena saat ini bukan hanya mereka yang berada di dalam mobil, ada Ibu dan juga adik sepupunya.

“Kau masih cantik seperti dulu, Belle. Bahkan kau mewarisi mata teduh Elodi,” Jasmine memecah keheningan yang menurut Luke dan Belle mencekam.

“Kalau kau bingung dari mana aku tahu semua itu, mungkin kau lupa denganku. Kami mencari kalian selama lebih dari setahun ini, bahkan Kakekmu secara khusus meminta bantuan dari keluarga kami,” lanjutnya.

“Kakek mencariku?” tanya Belle penuh rasa ingin tahu sesekali melirik ke arah Luke.

“Ya. Bahkan sesaat setelah kecelakaan yang menimpa Julien dan Elodi, aku meminta Luke untuk menjemput kalian. Tetapi mungkin takdir berkata lain, sehingga kami kehilangan jejakmu dan Bien.”

“Ibu meminta apa?” Luke melirik Ibunya dari spion tengah sembari menajamkan pendengarannya.

“Menjemput tunanganmu, Isabelle Marléne Roux. Ya, walau mungkin kau lupa dengannya, tetapi kesepakatan itu tetap berlangsung hingga saat ini.”

“Apa?” pekik Luke dan Belle bersamaan.

Keduanya diam seribu bahasa, mencari ingatan apa yang telah mereka lupakan. Namun hasilnya nihil, mereka sama sekali tidak ingat jika pernah bertemu di masa lalu. Hingga tidak berapa lama kehebohan Halsey yang sedari tadi menjadi pendengar menginterupsi.

“Ya ampun... Ternyata mereka berjodoh, Bi, bahkan sekarang dipersatukan lagi setelah berpisah.”

Setelahnya Belle lebih memilih diam dan tidak menggubris Luke. Dia merasa bahwa selama ini dirinya hanya diperalat Luke Jacob. Dia yakin bahwa lelaki yang ternyata adalah tunangannya sejak dulu itu sedang bersandiwara. Bermain dengan perasaan untuk menutupi rasa bersalahnya karena tidak bertanggung jawab atas dirinya dan Bien. Sehingga mereka berdua terpaksa bersembunyi dari siapapun itu yang memiliki niatan buruk. Tetapi nyatanya sekarang apa yang dia dapatkan? Dipermainkan saat perasaannya perlahan tumbuh pada lelaki dingin dengan mulut pedasnya itu.

***

“Awwww...”

Pekik Belle ketika tangannya tidak sengaja terkena penggorengan saat melamun. Dia mengibaskan tangan di depan wajah, meniupnya perlahan. Berharap rasa panas itu segera hilang, tetapi kini tangannya telah menjadi merah dan melepuh. Sampai seseorang datang dan mematikan kompor dan meraih tangannya.

“Kau selalu ceroboh dan itu membuatku cemas,” Luke membawa tangan Belle ke bawah aliran air keran.

Belle hanya diam menerima perlakuan spontan Luke, wajahnya bersemu merah saat mengingat ciuman mereka semalam dan tertangkap basah oleh Anthony. Sungguh Belle merasa malu, karena menikmati ciuman lembut lelaki yang kini sibuk merawat tangannya.

The Cold Billionaire - Serial The Jacob 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang