Chapter 19

118 7 0
                                    

Sudah setahun ketiganya bersahabat, bahkan Luke dan Andrew telah mendapat gelar sarjana mereka. Sedangkan Kate masih berjuang untuk mendapat gelar sarjana. Sekarang hanya Luke yang sering menghabiskan waktu dengan Kate, karena sejak beberapa bulan lalu Andrew tengah sibuk merintis bisnis perhotelannya di Hawaii.

Malam ini Luke sengaja mengajak Kate melihat bintang di salah satu gedung pencakar langit Washington DC. Karena tadi siang keduanya menghadiri rapat dengan beberapa organisasi membahas isu perdagangan anak. Yayasan mereka telah berkembang pesat dan sepak terjangnya tidak diragukan lagi. 

“Bintangnya banyak, ya, Luke,” Kate masih memandang langit hitam pekat bertabur bintang.

“Iya. Aku sering ke tempat ini saat merasa sendiri,” gumam Luke yang masih bisa didengar dengan jelas oleh Kate.

“Kau? Kesepian? Bagaimana bisa? Setahuku keluarga Jacob memperlakukanmu dengan sangat baik. Dan lagi Ayah juga Ibumu sangat baik, mereka semua baik,” Kate menatap wajah tenang Luke yang juga memandang langit bertabur bintang.

“Mereka memang memperlakukanku sangat baik, bahkan semua keinginanku pasti diberikan. Hanya saja aku menanggung beban besar sebagai cucu tertua. Semua berpusat padaku, kenyamanan dan keamanan keluarga Jacob. Nantinya semua akan berpusat pada diriku, sama seperti beban yang ditanggung Ayah selama ini,” Luke menceritakan perasaannya dengan tersenyum.

Kate melihat wajah lelaki yang duduk di sisinya itu memang menyimpan beban. Dia sama sekali tidak tahu jika terlahir sebagai orang kaya akan serumit itu. Selama ini dia pikir kehidupan anak-anak orang kaya pada umumnya deperti apa yang dis lihat di opera sabun. Tetapi ternyata mengenal Luke dan Andrew membuka mata dan pikirannya. Kedua orang sahabat itu tidak pernah memandang rendah orang lain, bahkan mereka sangat perhatian pada orang lain. Sejak muda pun mereka sudah merintis bisnis tanpa nama besar keluarga.

“Semua orang pasti memiliki tanggung jawab pada diri mereka masing-masing. Dan kalau nanti semua kenyamanan dan keamanan keluarga Jacob berpusat padamu, seharusnya kau bersyukur,” Kate masih menatap wajah Luke yang kini sudah menghadapnya.

“Maksudnya?” tanya Luke tidak mengerti.

“Artinya mereka percaya padamu, yakin kau mampu menjalani hidup dengan tanggung jawab sebesar itu. Karena tidak mudah mendapatkan kepercayaan sebesar itu, bahkan di luar sana orang lain mungkin harus berbuat banyak untuk mendapatkannya. Tetapi tidak denganmu, kepercayaan dan keyakinan mereka lahir begitu saja. Bahwa kau bisa diandalkan.”

Senyum terbit di wajah tampan Luke, dia meraih tangan Kate yang saling gosok. Mencari kehangatan di tengah dinginnya malam Kota Washington DC. Luke menggenggam tangan gadis yang sudah sejak setahun lalu mencuri hati dan perhatiannya. Gadis yang selalu meyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja.

“Kalau begitu, apakah kau mau menemani dan selalu mendukungku saat tugas itu berada di tanganku? Saat semua tentang keluarga Jacob berpusat padaku,” Luke menatap lekat mata teduh Kate, yang mengangguk pelan sebagai jawaban.

Luke tersenyum bahagia, membawa tubuh Kate ke dalam pelukannya, mendaratkan kecupan lembut di kening gadis itu. Berterima kasih karena Kate bersedia untuk menemani dan mendukungnya di masa depan. Keduanya hanyut dalam perasaan masing-masing, menikmati indahnya pekat malam bertabur bintang dengan sinar bulan purnama.

Hubungan keduanya berjalan lancar dan baik, bahkan hubungan Luke dengan keluarga angkat Kate cukup dekat. Terlihat sekali bahwa keluarga Watson sangat menyayangi gadisnya. Namun semuanya tidak berlangsung lama, karena kabar tidak mengenakkan menerpa hubungan mereka. 

Katherine yang sedianya seorang anak angkat, diisukan terlibat skandal percintaan terlarang dengan Ayah angkatnya. Mengakibatkan keluarga itu terpecah belah, menyisakan Kate menjadi tokoh antagonis di mata orang lain. Walau keluarga Ibu angkatnya sangat percaya padanya, masih menganggap Kate bagian dari mereka.

“Aku tidak menyangka kau sepicik itu, Kate!” geram Luke saat melihat isi amplop yang ia terima.

Tadi pagi saat sampai di rumah sakit, dia melihat amplop di atas meja kerjanya. Luke tidak langsung membukanya, karena jadwal pertemuan telah menanti. Luke kembali ke ruang kerjanya ketika pertemuan telah usai, dia melihat amplop di atas meja dan membukanya.  Alangkah terkejutnya Luke mendapati foto Kate sedang dicium Ayah angkatnya. Bahkan ada surat di dalamnya, mengatakan bahwa Kate bukanlah gadis yang pantas. Selama ini dia hanya dimanfaatkan untuk membantu bisnis pria berengsek yang sangat dibenci Luke, karena selalu menampakkan wajah tidak suka padanya.

Di tempat berbeda Kate menangis karena tahu rencana Ayah angkatnya. Bahkan dia tahu fakta tentang siapa dirinya selama ini. Kate menangis ingin bertemu dengan keluarga kandungnya. Hatinya hancur mendapati fakta bahwa orang yang dia anggap keluarga ternyata penghancur hidupnya.

“Kenapa Paman melakukannya? Apa salahku dan keluargaku pada Paman?” tangisnya semakin menjadi ketika mengatakan semua itu.

“Salahmu adalah terlahir dari keluarga Roux. Lalu salah orang tua dan Kakekmu adalah mengambil apa yang bukan menjadi hak mereka. Keluarga kalian membuangku!!!” teriak pria paruh baya itu dengan tangan melayang ke udara ingin menampar Kate, namun tangannya terhenti karena cekalan seseorang.

“Ayah!!! Apa-apaan ini? Tidak cukup Ayah menghancurkan kami? Karena dendam tidak berdasar Ayah dan Kakek pada keluarga Roux? Harusnya Ayah sadar, jadi hentikan semua kegilaan ini. Kembalikan Kate pada keluarganya!”

“Lancang sekali kau menentang Ayah! Mulai saat ini kau kuhapus dari pewarisku!” pria itu menyentak tangan yang mencekal pergerakannya.

“Kate, pergi dari sini!”

“Kak...” Kate memandang wajah Kakaknya yang menatap iba padanya.

Bagaimanapun juga dia selalu diperlakukan baik oleh Kakak angkatnya, keinginannya selalu dipenuhi. Bahkan Kakaknya itu yang selalu melindunginya dari rasa takut, menjaganya ketika mimpi buruk tentang ayah angkatnya muncul. Bayangan kejadian pemerkosaan yang dia alami saat remaja. Masa depannya hancur di tangan Ayah angkatnya.

Keduanya pergi meninggalkan pria paruh baya yang sedang menyeringai  ke arah mereka. 

“Kau akan menyesal telah bermain-main denganku, Catherine Roxane Roux.”

Kemudian pria itu mengambil ponsel dari saku celana, menghubungi orang kepercayaannya. Memberi tugas yang tidak cukup mudah namun dia sudah dapat memastikan kemenangannya. Dia akan memukul mundur keluarga Roux dalam satu pukulan. Kematian Catherine Roxane Roux.

“Kita lihat saja siapa yang akan menang pada akhirnya le Roux,” senyum jahat terpatri di wajahnya.

Setelah kejadian itu kabar menggemparkan seluruh New York. Kematian gadis cantik kekasih Luke Jacob menjadi headline New York Times. Caranya yang tragis membuat media menyorot kejadian itu. Bahkan pemakaman Katherine Watson diliput banyak media masa. Menampilkan wajah-wajah penuh kesedihan. Namun bagi sebagian orang mereka menampilkan wajah marah dan juga ada yang tersenyum bahagia.

“Satu penghalang telah lenyap, masih tersisa empat lagi,” seringainya sembari menutup kaca mobil dan berlalu meninggalkan pemakaman.

“Aku bersumpah akan membalaskan dendammu padanya, Kate! Aku akan menghancurkannya! Tunggu sampai aku benar-benar mampu menandinginya,” isakan keluar dari mulut seseorang yang sangat berarti bagi Katherine Watson.

“Kakak berjanji padamu, pada Ibu untuk membalaskan dendammu,” lanjutnya lagi.  

The Cold Billionaire - Serial The Jacob 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang