Brenda mengambil ember berisi lobak untuk dibawa kedalam. Meski terlihat diam, Brenda tau dirinya menahan amarah. Marah karena orang orang ini yang menjadikan dia pekerja dan semua sikap kasarnya, juga karena Thomas dan yang lainnya tidak bisa menemukan mereka.
Tidak seharipun Brenda mendapat gentakan dari salah satu orang orang disini. Mereka hanya menyuruhnya dengan ancaman membunuh Jorge. Anehnya Brenda tidak pernah melihat ketua pemimpinan mereka yang bernama Morgan. Selama ia disini, ia hanya melihat Henry dan Jack, juga orang orang lainnya.
Sekarang Brenda paham mengapa komunitas ini besar. Mereka mengambil orang dengan istilah membantu mereka untuk dipekerjakan. Ia pikir Right Arm lebih unggul dari Morgan karena pertahanan Right Arm jauh lebih baik dari mereka. Sedangkan Morgan memiliki lebih banyak orang orang berbadan besar tanpa banyak senjata. Jadi jika mereka melawan satu sama lain, Brenda bisa memprediksi kalau Right Arm bisa menang. Hanya saja mereka perlu strategi yang bagus untuk melawannya.
"Ayo, cepat!"
Brenda melirik pria itu yang berkoar koar itu dengan sinis. Ia melangkah masuk ke dalam untuk menaruh lobaknya. Sebelum melangkah untuk mengambil lobak lainnya, Brenda menoleh ketika mendengar bisikan yang mengkode ia untuk memghampirinya.
Gadis itu segera menghampiri pembisik itu dengan langkah mengendap endap. Brenda terkejut kala yang memanggilnya adalah seorang gadis dengan rambut blonde. Kening Brenda mengernyit saat melihat Paul yang berdiri dibelakangnya. "Paul?"
Paul mengangguk melihat Brenda, dia kembali melihat putrinya. "Cassie, tolong tetap bersembunyi. Dady akan menemui Jorge untuk memberitahunya."
Cassie mengangguk. "Hati hati, Dad."
Paul segera pergi dari sana, meninggalkan Brenda yang masih terbingung. Cassie menarik Brenda bersembunyi ketika ia melihat salah satu orang melewati mereka. "Aku tau kau pasti bingung. Aku dan Dad akan membantumu keluar dari sini. Aku tau rasanya diposisimu, diculik untuk dijadikan pekerja. Tapi kau punya komunitas yang bagus dari ini, jadi aku yakin kau juga bisa membantu aku dan Dad keluar dari sini."
Brenda mengangguk. "Tentu saja bisa."
"Oke, jadi pertama aku akan mengajakmu keluar dari saluran pipa dibawah tanah untuk bertemu dengan Jorge dan Dad diluar. Setelah itu kalian harus melanjutkan sendiri tanpa aku, keluar dari gerbang. Disana ada lima penjaga, dan aku yakin kau bisa melewatinya."
Brenda mengangguk cepat dengan tatapan haru pada Cassie. Ia menggenggam kedua tangan Cassie. "Oh my god, terima kasih."
Cassie tersenyum. "Yeah, tempat ini bukan benar benar tempat."
Brenda mengangguk. "Baiklah. Aku akan pergi sekarang."
Cassie mengangguk. "Cepat!"
Brenda membuka pintu saluran dan meloncat masuk ke dalam. Sebelum melangkah pergi, dia tersenyum pada gadis muda itu dengan tulus. "Aku tak akan melupakanmu, Cassie."
Cassie tersenyum lalu menutup pintu. Ia segera melangkah pergi sebelum seseorang melihatnya.
***
Clara mengelap peluh keringat sehabis berlatih dengan tongkat miliknya. Ternyata setelah beberapa hari memakai benda panjang itu, Clara terlihat lebih unggul menguasainya dari pada busur panah yang diberikan oleh Newt. Bicara tentang Newt, pria itu sudah lebih baik sekarang, hanya saja Clara masih melarang Newt untuk melakukan aktifitas berat. Clara hanya mau memastikan Newt sampai dia benar benar pulih.
"Berikan salamku pada Newt!" seru Vience mengangkat tangan.
"Okey!" balas Clara memberikan jempol. Gadis itu melangkah meninggalkan Vience.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRL CRUSH (Book 2 : The Scoch Trials)
Fiksi PenggemarSetelah keluar dari labirin, mereka diamankan oleh tentara dari Crank dan membawanya ke sebuah tempat yang aman. sebuah keanehan yang disadari oleh Thomas membuat pria itu mencari tahunya dibantu Aris. Clara kembali mengingat semuanya, WICKED memaks...