Dua hari menjelang memasuki rencana untuk mengambil Minho kembali. Besok adalah harinya. Malam ini Clara sedang menyiapkan apa yang harus ia bawa, juga menyiapkan untuk Newt. Sebenarnya Clara cukup takut akan gagal.
Mengingat ia akan bertemu dengan tentara Wckd kembali, rasa trauma Clara tentu ada. Namun hal ini tidak membuat ia lengah untuk tetap ikut. Jujur ia pun rindu kawannya, meski kawannya itu sangat menyebalkan.
Clara menutup resleting tas keduanya dan bergerak menaruhnya dengan rapih. Dia merenggakan otot beberapa saat sebelum berjalan keluar kamar menemukan Newt, Thomas, dan Frypan tengah mengobrol bersama. Gadis itu tersenyum hangat.
"Hai, guys." sapa Clara lalu mendudukan bokongnya disana.
"Dimana Brenda, Clar?" tanya Frypan.
"Dia tidur, sepertinya kelelahan." jawabnya. Ia menoleh pada Newt yang menyender disofa dengan satu tangan yang direntangkan pada kepala sofa, satu tangan lainnya sedang mainkan rambutnya sendiri.
Newt balas menatapnya beberapa detik sebelum kembali melihat Thomas. "Kau yakin akan membiarkan mobil itu rusak nanti?"
"Tidak masalah." jawab Thomas menghentikan membacanya, melihat sahabatnya. "Aku yakin hanya itu cara satu satunya agar bisa naik keatap."
"Baiklah." Newt mengangguk saja.
"Do you think we're gonna make it?" tanya Clara pada ketiganya.
"Yea, we have to try." jawab Thomas. "Aku tau kita akan berhasil."
"Lagipula kita bersama Vince, selama kita bersama dia kurasa kita akan aman." Frypan ikut bicara.
Clara menggeleng pelan, "Dia tidak cukup gagah sejalan umurnya semakin menua."
"Omong kosong, dia pemimpin Rightarm." Thomas mengerutkan kening, "Tunggu berapa umurnya?"
Clara dan Frypan menggeleng tak tau.
Newt bangun dari senderannya. "Tidak penting seberapa tua nya dia, yang aku lihat dia benar benar sanggup. Kalian tau mereka sudah banyak membantu."
Frypan bergumam, "Yea.. seperti kita membantunya juga."
Newt menyeringai, "Kurang lebihnya seperti itu."
Ditengah keheningan sementara, Frypan menguap lebar seraya merenggakan otot. "You guys are not sleepy? Cause actually i really wannt to sleep now."
"Sure, sebaiknya kalian istirahat sekarang sebelum kehabisan tenaga untuk besok pagi." Clara menyahut.
"Yup, benar." Frypan mengangguk beranjak berdiri. "Selamat malam."
Thomas ikut beranjak. "Malam."
Frypan dan Thomas melangkah pergi meninggalkan mereka berdua yang masih menghening. Clara memperhatikan Newt yang menatap langit langit atap, mengantuk. Dia tau pria itu juga sama lelahnya seperti yang lain hanya saja dia tidk mengatakannya.
Clara diam saja saat Newt menoleh dan menatapnya, sama sama diam sebelum pria itu menepuk sisi kosong di dekatnya, menyuruhnya agar Clara pindah kesana. Gadis itu menurut, duduk disebelah Newt setelah memberi senyum lebar pada pria itu.
"Are you okay?" tanya Newt setelah keheningan melanda beberapa saat.
Tidak dipungkiri lagi bahwa waktu mereka kini benar benar sedikit untuk bersama. Newt mengakui merindukan gadisnya setelah kerjaan yang harus ia kerjakan dalam misi misi tertentu, pria itu tak banyak memperhatikan Clara seperti dulu. Wajar saja jika pria itu menanyakan kabarnua, memastikan bahwa Clara benar benar baik.
Clara mengangguk saja. "Ada masalah bersama mereka tadi?"
"Tidak, hanya hal kecil saja." Newt mengusap rambut Clara lembut. "Kau belum menjawab pertanyaanku dengan jujur. Kau terlihat letih akhir akhir ini."
"Aku baik baik saja."
"Jika ini karena aku yang terlalu sibuk sehingga tidak memperhatikanmu, maka aku takkan memaksa diriku untuk berpergian."
"No, I'm fine, nothing's happend." Clara mencegah Newt. "Kau harusnya mengkhawatirkan dirimu sendiri, kau sangat sibuk akhir akhir ini. Jarang istirahat sampai harus kembali larut malam seperti ini.
"Sudah menjadi tugasku."
"Tidak semuanya, mereka semua team. Kau harusnya tak perlu susah susah membantu mereka."
"Aku tau. Sudah seperti itu konsepnya, Claraa. Aku tak mengubah apapun rencananya."
Clara menghela nafas, "Tapi kau sangat sibuk akhir akhir ini!"
"Aku tau.."
"Kamu tak merindukanku!"
"Aku merindukanmu."
"Kamu tidak."
Newt ingin menyentuh lengan Clara namun gadis itu langsung menghindar. Kepala gadis itu menoleh kearah lain tak mau memandangnya membuat Newt tersenyum geli.
Dia menarik narik rambut Clara pelan, "Maraah~" godanya.
Membuat Clara yang mendengar itu menahan senyum, sejak kapan pria itu bertingkah aneh seperti ini?
"Ga pegel hadap sana terus?" Newt mencubit telinga Clara. "Nanti gabisa balik, panik.."
Clara berdecak akhirnya menoleh melihatnya. "Berisik!"
"Berisik juga ngebujuk kamu." Newt tertawa ringan, "Yuk makan yuk."
"Makan apa?"
"Makan kamu!"
***
Pagi ini adalah pagi yang ditunggu tunggu oleh Newt dan Thomas. Hari masih menunjukan pukul tujuh kurang, dan Right Arm telah sampai pada titik rencana mereka. Clara berpisah pada Newt dan Thomas karena pria itu pergi ke arah jalur kereta sedangkan dirinya bersama Frypan menunggu target datang.
Semua sudah disiapkan dengan baik. Mereka berdiri pada posisi masing masing, menggenggam senjata sesuai rencana. Clara tak banyak berlatih namun kelebihannya yang bermain tongkat bambu mampu membuat dia naik kelas dari pada lainnya, hal itu membuat Vince dan Newt menyetujui bahwa Clara ikut andil masuk ke dalam grup.
Sebenarnya Newt masih ragu dan khawatir meninggalkan Clara tanpanya, namun ia cukup percaya ketika gadis itu berada pada Harriet dan Frypan. Clara akan aman bersama mereka walaupun sebenarnya Newt tau gadisnya cukup baik dalam berkelahi. Memori memori Clara yang pingsan seperti kejadian tertembak kemarin membuat Newt takut. Makanya sampai sekarang, Newt nampak tak terlalu mengizinkan Clara banyak mengikuti rencana Vince.
Tak terasa yang telah ditunggu datang, membuat mereka semua bersembunyi dengan sigap mengarahkan senjata pada pesawat yang mulai turun ketika mobil Jorge dan Brenda berputar untuk berhenti.
"Turun dan angkat tangan!"
Seruan dari pesawat mulai terdengar. Terlihat Brenda dan Jorge mulai turun dari mobil.
"Mundur dan angkat tangan keatas!"
Mereka menuruti perintahnya. Bedanya Brenda terlihat mulai menyeringai dan bergerak memberi kode di satu tangannya. Bersamaan itu, pasukan right arm keluar dari persembunyian mereka dan menodongkan senjata pada pasukan wckd. Jebakan kayu ditengah tengah mereka terlihat terlepas kebawah, membuat sebagian team wckd jatuh hingga beberapa darinya berkurang.
Clara mengendap naik kedalam pesawat dan duduk disamping pilot yang belum menyadarinya. Begitu pilot itu ingin beranjak, Clara segera mendongokan senjata dengan santai. Menarik pelatuknya menakuti sang pilot yang terpenjak dan terdiam ketakutan.
Clara menyeringai mengangkat alis, "Hey."
****
komen dong buat last part iniii, kritik, saran, pesan buat book 3 nantii
semoga puas sama part ini yaa :)
sampai jumpa di book 3! ✨
KAMU SEDANG MEMBACA
GIRL CRUSH (Book 2 : The Scoch Trials)
Fiksi PenggemarSetelah keluar dari labirin, mereka diamankan oleh tentara dari Crank dan membawanya ke sebuah tempat yang aman. sebuah keanehan yang disadari oleh Thomas membuat pria itu mencari tahunya dibantu Aris. Clara kembali mengingat semuanya, WICKED memaks...