3. Kenyataan

808 94 2
                                    

"Hasil dari pemeriksaan, tidak ada yang mengkhawatirkan dibagian kepala. Gumpalan darah juga tidak ada. Kondisi Kanawut baik baik saja. Kupastikan dia sudah bisa pulang setelah terapi jalannya selesai. " Dokter Hawee menjelaskan pada Suppasit. Dilihatnya dengan seksama hasil X-ray milik Kanawut.
"Kalau semua baik baik saja. Lantas kenapa dia melupakan ku? " Kelunya
"Ini disebut gejala setelah benturan. Amnesia ringan. Kita akan terus pantau hingga Kanawut kembali pulih."
"Aku menunggu keberhasilan mu. " Ucap Suppasit.
"Ada dua kemungkinan dari Amnesia.. Memang dikarenakan benturan dan luka di otak. Atau karena keinginan Pasien sendiri. " Dokter Hawee menerangkan.
"Apa maksudnya? " Suppasit membulatkan matanya.
"Kanawut baik baik saja. Dia mengenal orang tua nya. Mengenal semuanya. Dia tau ini tahun berapa. Apa yang terjadi terakhir kali sebelum kejadian. Tapi dia hanya melupakan mu Mew." Dokter Hawee menatap Suppasit.
" Dia ingin melupakan ku? Sebenci itukah dia padaku?" Suppasit menenggelamkan kepalanya di tangannya yang tertangkup.
"Aku tidak yakin 100%. Tapi aku akan cari tau semuanya. Kau cobalah untuk lebih bersabar. Bersabarlah menghadapi Kanawut. Dan coba untuk mengembalikan apa yang dia lupakan." Hawee memberikan semangat.
Suppasit terdiam
Sesakit apa perasaan Kanawut hingga ingin melupakan nya.

Suppasit kembali masuk kekamar rawat Kanawut. Dia mendengar suara tawa dari dalam. Dan ada Mama di sana.
"Mew. Dari mana kau.? " Tanya Mama padanya.
Suppasit terdiam. Kenapa Mama terlihat baik baik saja.
"Kau mengenal dia siapa?" Tunjuk Suppasit pada ibunya.
"Apa apaan kau Mew. Kenapa berteriak begitu pada nong Gulf? " Mama memukul lengan Suppasit kuat.
"Jangan bercanda. Stop bercanda Gulf. Kenapa cuma aku? Kenapa cuma aku yang kau lupakan." Sekali lagi Suppasit jatuh berlutut.
Mamanya menangkap tubuh putra sulungnya itu.
"Katakan padaku. Apa yang sebenarnya terjadi?" Mama memeluknya erat.
"Nong Gulf tidak mengenal ku Ma. Kalian semua dia ingat. Dia bahkan ingat saat terakhir sebelum kecelakaan. Tapi dia melupakan ku." Isak Suppasit dipelukan Mama.
Mama membantu Suppasit duduk di sofa. Lalu mendekati Kanawut.
"Gulf. Kau memang tidak mengenal Mew? " Jemari Kanawut di raihnya. Kanawut melihat kearah Suppasit. Dan dia menggeleng cepat.
"Maafnya aku Ma. Aku tidak mengenal nya. Bahkan kupaksa juga tidak mengenal nya."
"Kau tau siapa aku? "
"Aku tau. Kau adalah ibu.. Kau.. Kau ibu" Kanawut terbata. Dia tidak bisa melanjutkan. Siapa Mama J. Bagaimana dia mengenal Mama J. Dia tidak ingat. Yang Kanawut ingat. Dia hanya mengenal Mama J.

"See.. Kau menipu semua orang Gulf. Kau menipu.. Aku yakin ini hanya kebohongan. Kau kenal ibuku. Bagaimana mungkin kau tidak mengenal ku." Suppasit marah. Dia mengguncang bahu Kanawut. .

"Lepas.. Lepaskan aku. Sakittt.. " Teriak Kanawut.

Pho menarik Suppasit.
"Mew.. Tolong kedalikan diri mu. Marah seperti ini juga tidak akan ada gunanya. Gulf tetap tidak mengingat mu. "

"Yai nong sayang. Lihat aku.. Lihat aku Gulf. Aku orang yang paling kau cintai. Aku orang yang paling kau rindu kan. Aku.. "

"Betulkah? Tapi aku tidak yakin itu. Kau hanya orang asing bagiku. " Putus Kanawut.

"Aku punya bukti kebersamaan kita." Suppasit membuka ponsel nya. Dan tidak ada fhoto di galeri hpnya. Tidak ada memory kebersamaan mereka. Ini yang dinamakan cinta. Satu fhoto pun Suppasit tidak menyimpan di HP-nya. Apa yang sebenarnya selama ini dia lakukan. Apa yang dijaganya. Apa yang dikhawatirkan nya sampai dia tidak menyimpan satu kenangan pun bersama Kanawut.

"Apa? Kau punya bukti apa? Bukan aku yang berbohong. Tapi kau. Tidak malu kah kau mengaku ngaku didepan orang banyak? Lebih baik sekarang kau pergi. Aku muak melihatmu. "

Serasa disambar petir. Kanawut mengusir Suppasit. Hal yang tak pernah dia lakukan. Bahkan menjadikan mimpi buruk pun tak pernah terlintas di dalam hidup Suppasit.

"Aku tau aku salah. Aku tidak meluangkan waktu lebih untukmu. Aku tidak menuruti kemauan mu. Aku janji akan lebih baik lagi. Kumohon hentikan permainan ini Gulf." Suppasit berlutut di bawah Kanawut. Dia menangis.

"Hehh.aku benar benar muak.. Bisakah sekarang kau pergi.. Haaa. Apa aku harus mengusir mu secara kasar..!!! " Kanawut melemparkan bantal nya kearah Suppasit.

Tidak ada yang bisa orang lain lakukan. Mereka hanya melihat dan kemudian
"Ayo kita pulang. Tenangkan dirimu. Semua akan baik baik saja." Mama J menarik Suppasit keluar dari kamar rawat Kanawut.

Dirumah Mama J
Suppasit masih menangis. Menangis seperti anak kecil yang ditinggal ibunya.
"Tenangkan dirimu.. " Mama J menyodorkan segelas air putih untuk Suppasit.
Dia meneguknya hingga habis.
"Apa yang sebenarnya kau lakukan? Apa kau menyakiti Gulf lagi Mew? " Mama J duduk di sofa. Bersebelahan dengan Suppasit.
"Selama ini aku memang selalu menyakiti nya. Mengabaikan nya.. Semua permintaan dia aku tolak. Walau hanya untuk bertemu denganku." Rintihnya.
"Dan kau sadar akan perbuatan mu? Untuk apa kau buat itu? Kalau kau mencintai nya. Kenapa harus membuat dia terluka."

"Ma. Mama juga tau. Semua ini aku buat untuk dia. Untuk masa depannya. Aku tidak pernah ingin mengabaikan nya. Tapi tiap kali aku mencoba untuk meluangkan waktu untuknya. Aku takut bahwa bayang bayang keberhasilan dia dianggap orang karena menjadi kekasihku. Padahal aku tau. Apa yang dia dapatkan sekarang. Hasil kerja kerasnya sendiri... " Suppasit menyandarkan kepalanya di sofa.

"Cinta kalian nyata. Andai kau lebih berani. Hmmm. Istirahat lah Mew. Agar pikiranmu lebih tenang. Kau tidak pernah segegabah ini. Kau adalah orang yang bisa memikirkan apa yang akan terjadi sebelum kau melangkah."

"Aku memikirkan kalau ini tidak pernah akan terjadi. Nyatanya sesakit ini saat dia melupakan ku. Bayang bayang dia meninggalkan ku. Bisa hidup tanpaku, sudah terbayang nyata. Lalu aku harus bagaimana? " Suppasit menangis.

"Itu tidak akan terjadi. Karena itu kau harus sabar. Kau harus berusaha membuat dia kembali mengingat mu." Mama J meraih tubuh putranya itu dan memeluk nya erat.

"Aku hanya akan hidup dengan cintanya Ma. Aku hanya bisa hidup dengan semua semangatnya. Kalau dia melupakan ku. Apa aku masih bisa hidup?"

"Berhentilah Mew berfikir yang bukan bukan. Ini tidak seperti dirimu. Gulf akan baik baik saja. Dia hanya membutuhkan pembuktian darimu. Kalau memang kau mencintainya. Buktinya. Stop menagis seperti anak kecil." Marah Mama J. Mama J meninggalkan Suppasit.
Membiarkan anak nya itu berpikir sendiri.

Suppasit meraih ponselnya. Menekan tombol 'Panggil' pada nomor kontak Kanawut.
Lama
Tiada jawaban.

"Halo.. " Jawab Kanawut.
"Yai Nong... " Panggil Suppasit lembut.

Panggilan terputus. Kanawut memutuskan pangggil.
Kanawut tidak ingin bicara pada Suppasit. Tapi dia tidak menyerah. Kembali di hubungi nya.

"Apaa...! "
"Bisakah bicara sebentar. Aku merindukanmu... " Biasanya kata kata itu yang selalu dia dengar dari Kanawut, sementara dia hanya menanggapi degan dingin. Kali ini semua berbalik.

"Phi merindukan mu.. Kau sudah lama tidur. Lalu saat bangun kau tidak ingat aku. Apa aku terlalu jahat untukmu? " Tanyanya lirih. Kanawut tak menjawab.
"Phi sangat mencintaimu.. Kau seharusnya tau tanpa harus phi katakan. Kau harusnya tau. Dari ujung rambut ku sampai ujung kuku kakiku. Milikmu. Tanpa harus aku buktikan."
"Bukankah tiap malam akan jadi indah kalau kita tidur sambil berpelukan?"
"Yai Nong. Kemejamu yang kau tinggalkan di kondo. Sudah aku cuci dan setrika. Kapan kau akan mengambilnya? "
Ini seperti rapatan kekasih yang di putuskan sepihak. Dan mencoba untuk untuk kembali.

"Maaf, aku lelah. Aku ingin tidur. Aku akan mematikan telpon ini." Putus Kanawut.
"Aku... " Tuuuuuttt..!!!
Suppasit melihat ke arah layar ponsel nya. Kanawut tidak pernah menjadi orang pertama yang memutuskan telpon. Dia akan setia menunggu hingga Suppasit yang lebih dulu mematikan. Kanawut adalah orang yang paling bahagia walau hanya mendengar suara dengkuran dan nafas berat Suppasit yang tertidur.
Ponsel nya bahkan masih tetap menyala hingga pagi karena tak mau memutuskan telpon.
Namun kali ini. Semua berubah.
Kanawut tidak menjadikan suara Suppasit berharga lagi.

Suppasit tidak lagi menjadi penerang di hidup Kanawut.

Rahasia HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang