8.

617 82 6
                                    

Suppasit tidak tenang. Laju mobil yang dia pandu juga sudah melebihi kecepatan.
Suppasit ingin segera cepat sampai ke Bar tempat dimana Kanawut berada. Bright berulang-ulang menghubungi nya. Tapi Suppasit abaikan.
Apapun yang terjadi. Dia tidak lagi perduli. Dia akan menarik paksa Kanawut pulang bersamanya.

"Gulf.. Gulf. Sadarlah.. Kau mau aku antar pulang atau minta p'mew menjemput mu? " Pawat duduk di sebelah Kanawut.
Kanawut menggeleng.

"Jangan sebut namanya didepanku. Aku MUAK..!! Meskipun aku mati. Tidak boleh ada yang memberitahukan aku dimanaa... " Jawab Kanawut dengan sempoyongan. Dia benar benar mabuk. Tapi kesadaran nya masih stabil.

"Gulf. Sebenarnya aku tidak mau ambil resiko. Aku tau p'mew akan datang dan marah kalau melihat kondisi mu seperti ini. Ayolah Gulf. Kau harus pulang. " Nanon ikut memelas. Dia takut akan ada salah faham lagi antara Suppasit dan Pawat, seperti waktu itu.

"Sebaiknya kalian diam saja. Lagi pula dia tidak akan mencariku. Dia tidak akan berani datang kesini. Dia itu pengecut.. Bajingan... Kalian tau.. Dia itu hanya berpura pura."
Kanawut menarik gelas bir lagi dan menghabiskan isinya.

"Gulf.. Kau sudah terlalu mabuk. Biarkan Bright mengantarkan mu pulang.. " Gun meraih gelas dari tangan Kanawut.

"Bright..!!! Kau tidak memberitahu Mew kan.. Ahhh kau.. Ya aku ingat.. Kau berteman kan dengan pria brengsek itu.. " Kanawut menunjuk ke arah bright.

Bright tertunduk.

"Isi kepalaku tentang dia sudah hilang bright.. Tapi isi hati ku. Sakitnya masih terasa, kau tau.. Aku sedang mencari kembali ingatan ku yang hilang. Dan kupastikan akan membalas semuanya." Kanawut masih emosi pada bright.

"Kau semangkin ngawur Gulf. Nanon. Ayo bantu aku. Kita antar dia pulang.. " Pawat mencoba memapah Kanawut.

"Lepaskan aku... Aku tidak mau pulang... Apa lagi ke tempat dia.."
Kanawut meronta.

Nanon dan pawat tidak menyerah. Mereka membawa Kanawut keluar dari ruang VIP. Menuju parkiran mobil.
Membawa masuk Kanawut kedalam mobil milik Pawat.

"Kau bisa antar dia sendiri kan pawat. Aku bawa mobil. Kita bertemu di kondo malam ini. " Nanon memberikan pelukan sebelum Pawat masuk kedalam mobilnya.

"Tunggu aku di kondo Nanon.." Pesan Pawat. Nanon menangguk.

Mobil Pawat langsung tancap gas meninggalkan Bar.

Setelah mobil Pawat menjauh.
Nanon dikagetkan oleh horn mobil. Dan mobil mendekat.
Kaca mobil di turunkan.
"Phi Mew.. " Nanon tersentak.

"Mana Gulf? " Tanyanya Dingin.

Nanon gelagapan.
"A.. A...." Lidahnya kelu tak mampu berkata kata.

"Aku tanya. Dimana Gulf? " Suara Suppasit meninggi

"Pawat membawanya. Mereka dijalan menuju kondomu phi.." Jawab Nanon.

Siapa yang akan berani menatap mata Suppasit saat itu. Mata penuh dengan kemarahan. Mulut memgatup geram. Sampa rahangnya bergetar. Nafasnya terdengar tak beraturan.
Dia dalam keadaan marah.

"Aku harap Pawat tidak melawati batas pertemanan. Dan ku rasa kau tau siapa Gulf.. " Tekan Suppasit. Nanon tak bergeming.

"Pawat hanya membawanya pulang phi. Kumohon jangan berfikir yang aneh aneh.."

"Selama ini aku selalu berusaha tidak berfikir aneh. Apa kau tidak khawatir? Kulihat Pawat berusaha mendekati Gulf... " Kata kata itu terdengar kejam.

"Phi.. Kami hanya teman. Tak pantas rasanya kalau phi mencurigai Pawat. Pawat pacarku phi."

Rahasia HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang