10. 🔞

708 71 0
                                    

Setelah membersihkan tubuh Kanawut yang bau alkohol. Suppasit merebahkan tubuhnya di sebelah Kanawut. Tubuhnya menghadap kearah pria yang paling dia cintai di dunia ini. Tidak ada satupun tandingan serta kata kata yang dapat di ungkapkan untuk menggambarkan perasaannya pada Kanawut.

Namun terkadang sikap yang ia perbuat malah salah di tafsir kan.
Cara dia menjaga Kanawut diangap sebagai pengekangan
Membiarkan Kanawut bebas berkarya, dianggap mengabaikan.
Ingin terus memeluk Kanawut. Di anggap tidak memberi ruang gerak
Memberikan kesempatan tanpa ada dia disekitar Kanawut dianggap melupakan Kanawut.

Sekarang dia ingin menjadi dirinya sendiri. Mencinta dengan caranya. Menjaga dengan caranya.
Tidak akan melepaskan Kanawut meski sehelai rambut pun.

Wajah itu di pandang nya. Menarik dan melepaskan nafas dengan lembut.

"Tuaeng.. Haruskah aku membungkam dunia dengan caraku? Haruskah? Lalu bagaimana dengan masa depanmu? Apa harus kuhentikan semua mimpimu lalu membuat kau duduk diam di samping ku?" Wajah Kanawut di elusnya lembut.

Tubuh Kanawut dipeluknya. Dan mencium dahi Kanawut mesra.
Seperti Mencarger diri. Tubuhnya nyaman saat pelukan itu semangkin erat.

________________****________________

🔞++
Rasanya baru saja Suppasit memejamkan mata, saat dia merasa hangat di bagian lehernya.
Nafasnya berat. Setelah dibukanya mata. Kanawut duduk diatas perutnya.
Kepala pria itu terbenam di leher Suppasit.
Mencumbu dengan lembut.
Suara kecupan dari bibir Kanawut di leher Suppasit menggema di seisi kamar.
"Ai Gulf.... " Suppasit memanggilnya. Bukan menolak namun kesadaran belum penuh.
Kanawut beralih menjalankan ciumannya dari leher hingga pipi dan berakhir di bibir.
Lidahnya mencoba masuk kedalam mulut Suppasit yang belum siap.
"Eghmm. Cupp. Cup.. " Bibir lembut Kanawut memagut bibir bagian bawah Suppasit.

"Gulf... " Panggil Suppasit lagi.
Kanawut manaikkan kepalanya.
"Phi... Kau bangun?" Meski didalam gelapnya kamar. Suppasit melihat jelas wajah Kanawut yang memerah.

"Apa aku mengganggu mu?"
Suppasit menggeleng.
"Tidak. Kalau kau mau. Lanjutkan.." Kedua paha Kanawut yang duduk diatas perutnya di elusnya lembut.

Entah sejak kapan Kanawut membuka seluruh pakaian nya.
Kembali di pagutnya bibir Suppasit. Melumat bagian atas dan bawah. Menjalarkan lidahnya didalam mulut Suppasit. Memaksa agar lidah Suppasit membalas.

Tangan Suppasit mulai mengikitt irama tubuh kanawut. Diremasnya bokong berisi itu. Membuat Kanawut meremang.
Leher Suppasit sudah penuh dengan bercak karya Kanawut. Setelah merasa cukup. Baju Suppasit ditarik naik keatas. Memamerkan dada yang bidang dan berotot
Dengan menurun Kanawut menjilat dari bibir, leher hingga kedua puting Suppasit

"Agh.. Sayang.. " Suppasit menggeliat geli. Tangannya masih terus meremas dan mengelus kedua pantat Kanawut.

"Kau menyukainya?? " Bisik Kanawut di telinga Suppasit. Dijawab dengan anggukan kepala.

Kanawut semangkin turun. Hingga kebagian bawah perut Suppasit yang masih di tutup celana.
Tanpa minta izin. Celana Suppasit di lepas nya.

Suppasit meremang. 'Yeah terus sayang.. Tubuhku milikmu' gumamnya dalam hati.

Kedua kakinya diangkat Kanawut. Sejajar dengan bahu Kanawut.
Celana dalam Suppasit juga ikut dilepas hingga memamerkan sesuatu miliknya yang panjang dan mulai mengeras

"Ahhhh... " Suppasit menggeliat saat kepunyaan nya itu di lumat kekasihnya. Punggungnya naik turun mengikuti gerak mulut Kanawut yang mengisap miliknya.

"Terus sayang. Ughhh.. Kau menyukainya kan.. Ahhh.. Lebih cepat sayang..." Suppasit menekan hingga kerongkongan Kanawut.
Batangnya sudah basah dengan saliva. Mengalir hingga ke dua bola nya.

Rahasia HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang