18.

1.2K 99 13
                                    

Sinar matahari masuk dari balik tirai jendela. Hembusan angin laut menerbangkan tirai berulang kali.
Kanawut membuka matanya perlahan. Tanganya meraba ponselnya.
Pukul 7.30
Kanawut kembali meletakkan ponselnya di meja.

Sebuah tangan yang melingkar di pinggang disentuhnya pelan.
"Phi Mew.. "
Suppasit masih tertidur nyenyak.
Nafasnya yang hangat terasa di kulit pipi Kanawut.
"Phi.. Bangun.." Kanawut mengelus pipi Suppasit.

Wajah tampan pria itu di tenangnya. Mereka tidak pernah tidur sedekat ini. Biasanya Suppasit membelakangi nya. Atau hanya Kanawut yang memeluk tubuh Suppasit dari belakang.
Namun kali ini Suppasit tidur memeluk Kanawut sangat erat. Seperti tak ingin terlepas.

"Hmm... " Suppasit bergerak. Matanya terbuka perlahan namun kembali dia pejamkan. Bukannya melepas Pelukannya. Suppasit menarik Kanawut yang bertubuh lebih kecil kedalam pelukannya.

"Kau sudah bangun? Aku bahkan baru bermimpi. " Wajah Suppasit dibenamkan antara leher Kanawut dan bantal. Bibirnya berulang kali mendaratkan ciuman lembut dileher Kanawut.

"Phi Mew... Lihat harinya cerah.. Sayang kalau kita hanya di kamar saja. Aku ingin jalan jalan.." Kanawut menarik dirinya dari pelukan Suppasit. Tangannya berada di dada Suppasit. Menahan badannya dari pelukan.

"Kau mau keluar?" Suppasit mengangkat wajahnya dan memandang Kanawut. Alis matanya hampir menyatu.

Kanawut mengangguk.

"Kita tidak pernah punya waktu seperti ini. Aku takut besok kau sudah tidak ada waktu untukku lagi. " Kanawut memainkan jemarinya di dagu Suppasit. Jenggot tipis Suppasit mulai muncul.

"Aoo.. Jangan bicara seperti itu. Aku kan sudah berjanji. Setiap waktuku akan selalu bersamamu. Hmm baiklah baiklah aku bangun.." Suppasit melerai pelukannya dan duduk.

Kanawut masih berbaring melihat pria bertubuh kekar yang sedang sedang merajuk. Pipinya membesar karena mengulum angin didalam mulut.

"Ini baru hari pertama. Ada 6 hari lagi. Apakah semua akan kita mulai dengan cemberut?" Puting Suppasit di towel nya.

Suppasit terbelalak kaget.
"Dasar cabul..." Suppasit melompat menimpa Kanawut.

"Aku belum gosok gigi. Tidak apa kan kalau aku mencium mu." Suppasit menggerakkan jari ibu jarinya di atas bibir Kanawut.

Kanawut menarik bibirnya masuk kedalam.

"Ai nong..." Sungutnya kesal.

Kanawut tertawa melihat reaksi Suppasit.

"Kalau begini lebih indah. Kenapa dari dulu kita habiskan waktu untuk saling abaikan?" Ujar Kanawut. Tangannya melingkar di leher Suppasit.

"Aku menyesal membuang waktu terlalu lama. Maafkan phi ai nong.."

"Mau cium aku?" Kanawut menarik leher Kanawut. Membuat jarak mereka lebih dekat.

" Dengan senang hati."

Suppasit mendarat kan bibir nya diatas bibir Kanawut. Ciuman pelan dan lembut. Memagut bagian bawah dan atas bibir Kanawut.
Kanawut membalasnya perlahan. Mengikuti irama gerakan Suppasit.
Tangan Suppasit masuk ke belakang tubuh Kanawut.
Menjalan ke leher dan memegang pipi kanawut.
Menahan agar ciuman terasa lebih dalam.

Rahasia HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang