6. Nikmat 🔞++!

876 75 1
                                    

Suppasit tak bisa menyembunyikan senyum bahagia nya selama perjalanan dari rumah Mae ke kondo miliknya.
Dia berhasil membawa Kanawut dengan mudah.
Meski awalnya Mae melarang. Kanawut setuju tinggal dan dirawat oleh Suppasit.

Sebelumnya.
"Mae.. Aku akan membawanya ke kondoku sekarang juga."
Bukan cuma Mae. Pho dan Grace juga terbelalak kaget.
"Ini sudah terlalu malam Mew. Kalaupun harus aku setujui. Sebaiknya kalian pergi besok." Pho mencoba bernegosiasi.
Suppasit menggeleng.
"Semangkin lama dia ikut bersamaku. Semangkin lama pula dia mengingat ku. Kumohon Pho. Biarkan aku membawanya."
Tidak ada yang bisa melawan kerasnya Suppasit. Dan mereka tau pasti. Kanawut anak mereka memang sudah menjadi hak milik suppasit.
"Aku akan bertanya pada putraku. Kau mau ikut dengannya?" Mae Berlutut di sisi ranjang. Di sisi Kanawut.

Kanawut menunduk. Gerak matanya tak tenang. Ujung selimut di remas remas. Ada gejolak didalam hatinya.

" Sayang. Bukan kah tadi kau sudah setuju ikut denganku?" Suppasit mendekat. Pijar mata penuh harap terpancar disana.

"Mae.. Aku ikut dengannya.."

"Kau yakin? Bukannya tadi kau bilang tidak akan bisa hidup dengan orang asing? " Grace ikut terkejut. Keputusan nya berubah hanya dalam hitungan menit.

Kanawut mengangguk.
"Hmm. Akan ku coba mengenalinya. Dia berjanji memperlakukan ku dengan baik. Bukankah kalian bilang selama ini aku terluka dibuatnya. Kalau dia ingin memperbaiki nya. Kenapa harus kusia siakan kesempatan." Suara Kanawut terdengar seperti siap membalas dendam.

"Baiklah kalau itu maumu. Bawalah Gulf bersamamu Mew. Tapi ingat kalau sampai dia terluka lebih parah dari sebelumnya. Aku tidak akan tinggal diam. " Pho menepuk pundak Suppasit keras.

Suppasit mengangguk.
"Aku janji Pho. Semua akan lebih baik sekarang."

_______________****_________________

Kursi roda itu didorong pelan oleh Kanawut masuk kedalam lift.
Kanawut masih belum bisa berjalan baik. Tertatih. Karena khawatir. Suppasit memiliki menggunakan kursi roda untuknya.
Tidak ada perbincangan antara mereka.
Sibuk dengan fikiran masing masing yang hanya mereka yang tau apa isinya.

Pintu kondo terbuka setelah dimasukkan pin dari Suppasit.
"Apakah kau ingat tempat ini? "
Sesampai didalam. Kanawut melihat sekeliling kondo medium milik Suppasit.

"Tidak asing.. Apa aku sering kesini?" Kursi roda Kanawut dihentikan di tengah ruangan.

"Hmm. Kau sering kesini. Setiap saat. Kalau tidak ada pekerjaan."
Suppasit berjongkok didepannya

"Lalu kau? Apa kau juga disini? "
Kanawut memasang wajah penasaran. Alis nya naik sebelah.

"Aku disini. Bersamamu. Seperti malam ini. " Jemari Kanawut di ambilnya. Dan di ciumnya lembut.

"Hanya ada kita berdua." Bisiknya pelan.
Kanawut mengalihkan pandangan nya. Matanya bergetar. Terlihat gugup.

Suppasit mendekat kan wajahnya ke arah Kanawut.
Kanawut mengelak.
"Apa kau melakukan di ruangan ini? " Tangannya menolak tubuh Suppasit.

Suppasit terkekeh.
"Di seluruh ruangan. Kita sudah melakukan. Dikamar mandi. Dapur. Sofa. Disana. Disana. Disana." Tunjuk Suppasit pada seluruh ruangan.

Kanawut tersenyum sinis.
"Luar biasa sekali.." Sindirnya.

"Bukan aku. Tapi kau... " Suppasit menunjuk dada Kanawut.

"Aku? "

"Ya. Kau.. Aku akan membuatmu ingat. Bahwa kau adalah pencium yang handal. Kau juga bisa membuatku kalah.."

Rahasia HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang