4. Berusaha

748 90 2
                                    

Suppasit datang terlambat ke lokasi shooting.
Semua sudah berkumpul untuk pengambilan scene.
Mereka menghabiskan 4 jam lebih untuk 5 scene.
"Break dulu.. " Ujar Suppasit. Dan di setujui kru dan pemain lainnya.

"Bagaimana keadan Phi Gulf?" Yaya berasa dimeja yang sama dengan Suppasit dan Tul.
"Begitulah. Keadaan lukanya sudah membaik." Jawab Suppasit sekenanya.
"Aku dengar dia Unfollow semua akunmu. Kenapa? " Sawat membuat kegiatan menyuap Suppasit terhenti.
"Maksud mu apa?" Suppasit mencoba menenangkan hatinya. Tul memegang pundak Suppasit agar tidak terbawa emosi

Sawat memang suka mencari masalah dengannya. Baik hal kecil maupun besar.

"Kau lihat saja Instagram. Twitter. Bahkan di Tiktok. Sedang ramai membahas Gulf yang meng unfollow semua akunmu." Sawat menambahi.

"Ponsel mu mana?" Suppasit meminta pada Tul. Tul menggeleng. Tidak akan dia berikan. Mood Suppasit benar benar akan rusak.
"Berikan padaku. Aku janji akan mengendalikan diriku." Pintanya lagi.

"Bahkan disaat Gulf sekarat. Kau masih meninggalkan ponselmu entah dimana." Ketua Sawat sebelum pergi meninggalkan meja makan mereka.

Suppasit menggeram. Tangannya dikepal keras. Sawat betul. Setiap kali kerja. Suppasit sengaja meletakkan ponselnya jauh dirinya.
Dia tidak ingin diganggu. Hingga dia lupa. Saat ini kabar Kanawut uang paling penting untuknya.

Suppasit bergegas mengambil ranselnya. Merogoh hingga kedalam untuk mencari ponselnya.
Ponsel itu padam.
Dia sengaja menonaktifkan ponsel nya.
Dinyalakan ponsel tersebut.
Suppasit duduk di sebuah sofa. Jauh dari rekan kerjanya.

Saat ponsel menyala. Ada beberapa pesan masuk untuknya di Line.
Kebanyakan dari mereka bertanya apa yang sebenarnya terjadi.
Kenapa Kanawut melakukan itu.
Bahkan Kanawut menghapus semua fhoto nya di Instagram.

Suppasit menekan nomor 1 di ponselnya. Panggilan cepat untuk Kanawut.
"Nomor yang Anda tuju tidak dapat dihubungi,silahkan periksa nomor tujuan anda."
Jawaban otomatis dari seluler.
Berulang kali dia panggil. Jawaban tetap sama. Artinya Kanawut memblokir nomornya.

"SIALAAAN!!!!! " Teriak Suppasit.
Ada banyak mata yang menoleh ke arahnya.

Kanawut menang benar benar menguji kesabarannya. Sakit apa yang membuat Kanawut bisa menghapus semua tentang Suppasit. Kecuali sakit mental.

"Halo Mae.. Apa Mae bersama Gulf?" Tidak punya pilihan lain selain menghubungi Mae.

"Tidak. Aku sedang dirumah Pho ada disana. Bersama grace." _Mae menjawab singkat.

"Baiklah. Aku akan coba menghubungi Pho."
"Mew... " Panggil Mae pelan.
"Ya.. "
"Bisa untuk sementara kau tidak usah menghubungi Gulf. Kumohon.. "
Darah mendesis dari kepalanya. Kenapa Mae yang biasanya membiarkan semua berjalan sesuai kemauan mereka. Untuk kali pertama Mae melarang Suppasit menghubungi putranya.

"Mae..? " Lirih Suppasit

"Ah.. Bukan apa apa. Aku hanya kasihan padamu. Aku tak mau kau lebih terluka."  Jelas Mae dengan nada lembutnya.

"Mae.. Kau taukan kalau aku sangat mencintai putramu Mae.. Kau tau aku tak sanggup hidup tanpa dia Mae.." Dada Suppasit berguncang.

"Aku tau. Tapi aku juga tau perasaan anakku atas semua sikap acuhmu padanya. Maaf.. Aku tau kau gak bermaksud mengacuhkan dia. Satu tahun Mew. Satu tahun kau buat seakan hatinya bertepuk sebelah tangan. Setiap kali dia menangis menceritakan tentang mu. Aku selalu ingin mengatakan yang sebenarnya. Namun.. Kau... Ah sudahlah. Kau sendiri yang tau bagaimana selama ini sikapmu terhadap nya. "

"Mae.. Apakah sekarang kau menyesal memberikan putra mu padaku?"

"Tidak.. Aku tidak menyesal. Semua yang didapatkan Gulf saat ini. Tidak bisa dipungkiri semua ada campur tanganmu. Aku sadar. Kalau kau tidak ada. Gulf tidak akan seperti sekarang.."

Rahasia HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang