Season 1 [1]

728 24 2
                                    

"Papa! Mama! Ayooo cepat kemari!!!" seru seorang pangeran berusia 21 tahun itu seraya berlari kegirangan layaknya bocah.

Ia memandang ke sekeliling, terlihat pepohonan hijau segar nan rindang dengan sebuah sungai yang jernih di sampingnya.

Mendengar panggilan anaknya, mereka menyahut, "Iyaaa-iyaa... Hati-hati, nanti bisa jatuh loh kamu."

Lelaki tadi tidak ambil pusing, intinya kini ia merasa senang lantaran kedua orang tuanya mengajak menghabiskan waktu bersama dengan minum teh setelah sekian lama.

"Beomgyu seperti anak kecil saja, padahal dia ini yang akan jadi penerusku kelak," bisik sang papa resah.

Istrinya hanya tersenyum tipis dengan menghela napas kecil, "Biarin, sekali-kali pa... Anggap saja hiburan."

Tidak sadar putranya telah berlari terlalu jauh, mereka kehilangan jejak Beomgyu.

"Lhoh Beomgyu mana? Tadi bukannya masih kelihatan di depan?" gumam mama dan papa Beomgyu secara bersamaan.

Untungnya tidak lama kemudian suara Beomgyu kembali terdengar, dengan cepat mereka berdua berlari kearah suara tersebut.

"Beomgyu kamu ini dari mana saja? Kami khawatir tahu," tanya mama Beomgyu sambil mengomel.

"Maaf ma, tadi Beomgyu dengar ada suara grasak-grusuk di semak, ternyata setelah Beomgyu cek ada orang ini... Kelihatannya dia habis jatuh," jawab Beomgyu seraya menunjuk orang yang ia temukan tadi.

Mama Beomgyu mengerenyitkan dahinya, "Siapa itu? Kamu jangan dekat-dekat, nanti kalau dia orang jahat gimana?"

"Jangan berpikiran negatif dulu," tegur papa Beomgyu sembari ikut melihat orang yang dimaksud oleh putra kesayangannya.

Mama Beomgyu kembali menyahut, "Papa ini kebiasaan ya, waspada itu penting."

"Kita bawa dia ke istana dulu saja ma, Beomgyu tidak apa-apa bukan acara minum tehnya batal?" tawar papa Beomgyu yang sudah bersiap memapah orang tadi.

"Gapapa pa, lagian dia sepertinya terluka cukup parah... kasihan," balas Beomgyu sembari membantu papanya memapah.

Orang tadi dibawa pulang Beomgyu beserta kedua orangtuanya menuju istana. Melewati rute yang berputar-putar dengan banyak anak tangga, untuk sampai ke halaman istana saja sudah memakan waktu yang cukup lama. Memang terkesan tidak efisien, namun seperti itulah gaya hidup bangsawan.

Mereka berempat akhirnya sampai ke istana walaupun di sepanjang perjalanan banyak orang-orang yang memperhatikan karena merasa penasaran dengan siapa orang yang dibawa oleh Raja, Ratu serta Pangeran sekaligus.

Orang tadi langsung mendapat pertolongan pertama dari para tabib istana. Dengan posisi berbaris, para tabib cekatan mengobatinya. Mereka semuanya sudah sangat terlatih. Karena perawatan yang cukup mengesankan tersebut, orang itu tadi langsung siuman.

Beomgyu yang mengetahui hal itu langsung menerobos masuk ke dalam kamar karena sudah penasaran ingin melihat kondisinya.

"Gimana keadaanmu? Sudah mendingan?" tanya Beomgyu dengan ramah seraya duduk di pinggiran kasur.

Seketika orang itu tadi nampak kaget dan bangun dari posisinya yang semula tidur untuk mewaspadai Beomgyu.

"Jaga sikapmu, beliau adalah Pangeran," tutur salah satu tabib tadi tanpa berhenti dari aktivitasnya yang tengah merapikan wadah-wadah bekas ramuan obat.

Tidak ingin orang yang baru saja ia temui tadi merasa tidak nyaman, Beomgyu tertawa untuk memecah suasana.

"Tidak perlu tegang seperti itu, aku tidak punya niat jahat sedikitpun padamu," tambah Beomgyu lembut dengan senyum manisnya.

Can't We be Together? [TXT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang