Sesampainya mereka berlima di pusat kota, sepertinya korban yang berjatuhan bertambah lebih banyak daripada tadi.
"Kalau begini caranya, bisa-bisa tidak ada lagi warga yang tersisa..." ucap Yeonjun lesu setelah mengedarkan pandangannya ke arah kanan dan kiri.
"TOLONG!!!!! TOLONG KAMI!!!!!"
"Eh lihat di sana!! Sepertinya ada warga yang meminta tolong!!" pekik Beomgyu sembari menunjuk ke arah asal teriakan yang terdengar cukup nyaring barusan.
Tanpa basa-basi, Yeonjun dengan cepat berlari ke sana untuk melihat dan berniat menolong mereka.
"Kalian semua tidak apa-apa..?!"
"Eh kok...."
Yeonjun bingung. Otaknya masih belum memproses apa yang tengah dirinya lihat saat ini.
"KAK YEONJUN AWAS!!" teriak Taehyun kencang sambil menarik tangan Yeonjun mundur menjauh dari kumpulan warga tadi.
Taehyun membuat kerumunan warga yang didekati oleh Yeonjun barusan tidak sadarkan diri.
Sontak tubuh Yeonjun langsung menimpa tubuh Taehyun. Beomgyu yang melihatnya langsung membantu mereka berdua untuk berdiri kembali.
"Mereka sudah bukan manusia!! Pasti saat ini Dewa dan Dewi telah mengendalikan mereka!!" tutur Taehyun yang meninggikan nada bicaranya hampir seperti membentak.
Padahal sudah pasti dirinya tidak bermaksud demikian.
"Bener loh, mata mereka tinggal putihnya aja..." sahut Beomgyu yang bergidik ngeri melihat para warga barusan.
Sementara Yeonjun masih dibuat bingung dengan semuanya, "Hah...?"
Tiba-tiba saja tembok es yang besar dan tinggi muncul mengelilingi mereka membentuk lingkaran benteng.
"Kalian semua cepat berkumpul di sini!!" teriak sang pembuat tembok es barusan dengan nada terburu-buru.
Mereka berempat kemudian mengangguk dengan cepat dan bergegas berkumpul bersama.
"Makasih, Kai," kata Beomgyu masih tersenyum ditengah napasnya yang tersengal-sengal.
Hueningkai mengangguk, "Iya kak, tapi sekarang gimana? Kita terkepung. Setelah tembok ini hilang mau tidak mau kita harus menghadapi mereka...."
"Kita tidak punya pilihan lain. Kalau mengalahkan mereka saja tidak bisa, mana mungkin kita bisa mempunyai kesempatan untuk mengimbangi kemampuan Dewa dan Dewi..." sahut Soobin berusaha untuk netral.
Yeonjun yang agak tidak setuju dengannya pun menyahut, "Tapi aku tidak mau menyerang mereka... Itu sama saja dengan membunuh para wargaku sendiri!!"
"Yeonjun, mereka itu sudah mati!! Mereka hanyalah alat yang dikendalikan oleh Dewa dan Dewi seperti kata Taehyun...."
"Kalian jangan malah berdebat..." lerai Hueningkai dengan lesu karena dari tadi Yeonjun dan Soobin terus beradu mulut.
Beomgyu kemudian menengahi mereka, "Sebentar lagi dinding es-nya hilang... Kita harus bersiap. Taehyun busurnya kamu yang pakai atau aku?"
"Kakak pakai aja. Aku tidak apa-apa, nanti kalau mendesak baru Taehyun pinjam," jawab Taehyun dengan pandangan matanya yang sudah fokus, bersiap untuk melawan mereka.
Beomgyu hanya menganggukkan kepalanya. Tepat setelah itu, dinding es buatan Hueningkai hilang, dan para warga yang sudah dalam kendali terlihat sangat tidak sabar untuk menerkam mereka berlima.
"Kita berpencar!!!" titah Taehyun dengan berteriak.
Semua langsung mengikuti apa aba-aba dari Taehyun tadi dan mulai berpencar di berbagai arah walaupun jaraknya tidak terlalu jauh antara satu sama lain karena masih terlalu rawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't We be Together? [TXT]
FanficMengisahkan tentang kebersamaan dari Yeonjun, Soobin, Beomgyu, Taehyun, dan Hueningkai yang terganggu akan masalah-masalah tidak terduga. Akankah mereka bisa untuk tetap saling mendukung satu sama lain? Dapatkah mereka merebut kembali kebersamaan ya...