O1

281K 2.5K 54
                                    

Setelah Morie mengatai Claude konyol, Claude mulai menangis dan terus berkata ia tidak mau berteman dengan Morie. Laura memeluk anak nya dan mengatakan Morie hanya bercanda dengan tatapan mematikan ke arah Morie. "Sudah lah sayang, Morie hanya bercanda... Yakan morie?" Tanya Laura seakan mengatakan dengan tatapan nya untuk mendekat dan membantu menenangkan Claude.

Morie mendekat sembari menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal dan mencoba berpikir kritis bagaimana cara menenangkan Claude supaya tidak dapat amukan dari Laura. "Uhh Claude teman ku, jangan menangis... kau itu tampan dan pakaian yang kau pakai maksud ku yang konyol. Jangan menangis ya teman... Kau mau ku dandani tidak? Supaya semakin tampan..." Ucap Morie asal.

"Benarkah? Kalau begitu ayo dandani aku." Claude mulai berhenti menangis dan menatap Morie sejenak kemudian berpaling menatap ibu nya, "Mah, dia orang baik kan?" Tanya nya dengan wajah lugu.

Laura tersenyum dan mengusap lembut rambut anak nya. "Hm, Morie adalah teman yang baik. Walau terkadang mulutnya ceplas-ceplos."

"Kalau begitu aku mau di dandani sekarang juga!" Bangkit Claude semangat.

"Kalau begitu mama pergi ke kantor ya, Claude.  Tapi sebelum itu mama mau bicara dulu dengan Morie sebentar. Kau tunggu disini dulu ya, sayang... bersihkan puzzel nya." Setelah itu Laura bangkit dan mengisyaratkan kepada Morie untuk mengikuti nya keluar dari kamar Claude.

"Ada apa?" Tanya Morie.

"Hanya memberi sedikit info, jam 5 sore setelah pelayan membuat makan malam mereka akan pulang ke rumah nya. Claude biasanya minum susu sebelum tidur, susu nya di campur obat... obat nya ada di laci kamar mu, sudah ku pindah. Kemudian sebenarnya ini rumah Claude, rumah ku di amerika. Karena gangguan mental ini jadi aku harus mengurus perusahaan nya, jadi aku akan sangat jarang mampir kesini karena sudah ada kau disini. Huft... pedahal aku akan menikah tahun depan." ucapan panjang Laura itu di akhiri dengan helaan nafas panjang nya juga.

"Kau selalu bilang begitu, akan menikah... bla bla bla, aku akan menikah... Tapi kau terus kawin tanpa menikah." Ejek Morie.

"Diam, kau masih 16 tahun."

"Tunggu, bukan kah umur mu 45 tahun? berarti kau melahirkan Claude saat umur 19 tahun. Kau menikah umur berapa saat itu?"

"Aku tidak pernah menikah seumur hidup ku. Claude itu adalah suatu kesalahan, kesalahan terindah dalam hidup ku."

"Wah sial... aku menyesal bertanya. Langsung saja, aku akan masuk dan mendandani Claude sekarang. Kau siapkan saja apa yang akan aku butuhkan seperti kartu, obat dan lain nya di kamar ku. Ngomong-ngomong kamar ku dimana?"

Laura menunjuk kamar di belakang Morie dengan dagu nya. "Tepat di sebelah kamar Claude."

"Oke, aku kedalam... semoga kau lekas menikah nyonya." Akhir Morie dan menyelonong pergi ke kamar Claude

Sedangkan Laura hanya menyumpah setelah mendengar kata-kata terakhir Morie.

Morie kembali masuk ke kamar Claude dan melihat Claude tengah memasukkan puzzel nya kedalam kotak. "Are you ready, C?" Ucap Morie menaruh tangan nya di pinggang.

"Huh?" Bingung Claude.

"Oke tidak apa, dimana lemari baju mu? disini tidak ada lemari..." Tanya Morie menatap sekeliling kamar Claude.

Claude berjalan ke arah pintu dan membuka nya, "Ini lemariku teman..." ucap nya.

Morie pun berjalan kesana dan masuk keruangan itu diikuti Claude di belakang nya. "Woah... dari sekian banyak baju mu yang mahal-mahal ini... tapi kau memakai baju sinchan konyol itu? aku tidak percaya kau sebodoh apa." Ucap Morie menatap pakaian, sepatu, tas, jam dan koleksi asesoris lain nya yang bermerk takjub.

Remaja pengasuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang