Sudah dua minggu ia menjadi pengasuh Claude, tak terasa sebentar lagi hari raya natal dan tentu nya Morie juga akan kembali masuk sekolah.
Pagi itu Morie tengah menyiapkan sarapan untuk ia dan Claude. Para pembantu tidak lagi bekerja di rumah Claude, mereka dipindahkan ke rumah Laura yang kosong. Atas permintaan Morie tentu nya, Morie hanya takut ia kepergok saat melakukan suatu kegiatan panas bersama Claude. Oh ya, hanya ada supir dan satpam yang tidur di luar rumah— di dekat bagasi Claude.
"Mommy, masakan mu hari ini agak asin..."
"Oh ya? maafkan aku, honey... Mau kusiapkan yang baru?"
"Tak apa aku suka asin kok... Eumm... Mommy tahu kan 2 hari lagi hari raya natal?" Tanya Claude menjeda sejenak kunyahan nya kemudian melanjutkan nya lagi.
Morie tersenyum dan mengangguk kemudian meminum kopi nya. Morie tidak sarapan, ia hanya minum kopi karena bila makan saat pagi Morie akan muntah. Ia hanya tidak terbiasa.
"Kalau begitu ayo kita belanja untuk natal, mommy!" Semangat Claude.
Morie tertawa dan mengiyakan ajakan Claude itu, disinilah mereka sekarang. Di pusat perbelanjaan paling besar yang ada di kota mereka. Morie takjub sejenak, bukan karena besar nya pusat perbelanjaan itu. Tapi karena petinggi mereka sendiri yang menyambut mereka sembari menunduk hormat kepada Claude. Sedangkan Claude hanya tertawa konyol, tak cocok dengan baju yang Morie pakaikan.
Mereka memasuki gedung besar dan tinggi itu. Tentunya masih ditemani sang petinggi gedung. Pertama-tama mereka memasuki perbelanjaan khusus kebutuhan natal, seperti hiasan pohon natal atau pohon nya sendiri.
Claude memilih pohon natal yang harga nya melebihi gajih yang akan di terima Morie setahun sebagai pengasuh Claude. Awal nya Morie menolak karena itu terlalu mahal, tapi Claude merengek dan akan menangis. Jadi Morie mengiyakan nya daripada harus menanggung malu melihat seorang pria menangis seperti anak kecil di tengah khalayak ramai.
Kemudian mereka memasuki toko kue, lagi-lagi Claude memilih kue yang besar dan harganya lagi-lagi membuat Morie ingin membunuh Claude hari itu juga.
"Pikirlah, kita hanya berdua dirumah... kau mau membeli kue sebesar itu untuk apa?"
"Tapi aku mau yang itu, mommy..." Claude lagi-lagi mulai merengek. Bayangkan saja, kue yang Claude ingin beli tinggi nya seperti kue pernikahan... Tidak-tidak, bahkan lebih tinggi dari kue yang sering Morie lihat di pernikahan yang dihadirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remaja pengasuh
Humor"Mommy, aku mau minum susu pakai cara rahasia..." Ucap Claude memeluk Morie dari belakang dengan suara yang cukup sensual dan itu mampu membuat bulu kuduk Morie berdiri.