10

96.5K 1.4K 24
                                    

Morie masuk kedalam rumah tepat pukul 1 malam bersama Claude. Dengan mengendap-ngendap mereka berdua memasuki kamar Morie. "Diam disini dulu, aku mau mengintip ke kamar bibi."

Claude mengangguk mengiyakan perintah Morie. Setelah itu Morie keluar dari kamar nya dan pergi ke arah kamar bibi. Ia membuka sedikit pintu kamar bibi dan mengintip ternyata bibi nya itu sudah tidur nyenyak di atas kasur nya bersama paman dan Alex. Disisi lain Claude tengah melihat-lihat seisi kamar Morie. Disana banyak foto Morie dari ia kecil sampai sekarang, ada juga foto bersama kedua orang tua nya. Tak sadar Claude mulai tersenyum tipis.

Tak lama Morie masuk ke dalam kamar, "Apa yang kau lakukan?"

"Melihat foto Morie... morie dulu ompong." Tawa kencang Claude menertawakan foto Morie umur 4 tahun yang berdiri di depan sungai dengan pakaian traditional tak lupa juga dengan senyum lebar yang memperlihatkan gigi ompong nya.

Morie langsung cepat-cepat menaruh jari telunjuk nya di depan mulut Claude. "Diam... bibi sudah tidur nanti bibi bangun."

"Kalau bibi tidur berarti aku boleh mencium Morie kan?"

"Ya. Tapi ayo bersih-bersih dulu... Ayo cuci muka dan gosok gigi."

Mereka berdua pun pergi ke kamar mandi di dekat dapur. Disana mereka mencuci muka dan mengosok gigi masing-masing dengan diselingi canda tawa yang tidak terlalu kencang.

Claude bertanya dengan berbisik, "Mommy... aku tidak mengerti santa itu benar-benar ada atau tidak?"

Morie juga menjawab nya dengan berbisik, "Menurut mu?"

"Tidak... Aku tidak pernah dapat hadiah dari santa. Kalaupun hadiah natal pasti dari mama."

"Aku juga tidak percaya Santa. Dari meninggal nya ayah dan ibu ku, aku tidak pernah mendapat hadiah natal lagi. Aku selalu berharap Santa Clause akan datang pada hari natal untuk memberikan hadiah natal, tapi nyata nya tidak pernah."

"Bagaimana dengan bibi?"

"Bibi tidak punya uang untuk membelikan hadiah natal keponakan nya. Untuk anak nya saja kadang tidak cukup."

Setelah itu tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka. Setelah selesai mereka masuk ke kamar Morie. Besok hari raya natal, biasanya di malam hari raya natal semua keluarga berkumpul bersama sembari berbincang-bincang. Tapi kebiasaan itu tak lagi dilakukan oleh keluarga Morie, karena kedua orang tua nya sudah tak ada.

"Morie, kiss..."

Morie tersenyum dan berjinjit sampai meraih punggung Claude kemudian mengecup singkat bibir Claude.

"Selamat hari natal, honey..."

Entah kenapa wajah dan telinga Claude mulai memerah. "Hanya kecupan? Aku mau lebih, dari kecupan ataupun ciuman."

"Kau sekarang jadi mesum ya, kebanyakan masturbasi," kekeh Morie.

Claude juga ikut terkekeh, "Salah mommy, aku tahu masturbasi dari mommy." Claude mulai menarik Morie ke dekapan nya. Ia mencium nya dengan kasar dan menekan tengkuk Morie dengan dalam sampai-sampai Morie kehabisan pasokan udara nya. Jeda sejenak, Claude melonggarkan dekapan nya di pinggang Morie juga melepaskan ciuman nya.

"Anak gila!"

"Mommy... mau berikan hadiah natal untukku tidak?"

"Hm, kau mau apa."

"Mau mommy..." Suara serak penuh nafsu terdengar dari tenggorokan Claude.

Morie terkekeh dan mengiyakan hadiah natal yang Claude inginkan. "Tapi aku tidak mau lepas perawan."

"Ya, bisa di coba..."

Langsung saja Claude mulucuti semua pakaian Morie. Dari baru, tanktop sampai bra nya dilanjutkan celana dan dalaman nya juga.

"Mommy mau melepaskan bajuku?" Tanya Claude dengan tatapan sengaja menggoda Morie.

"Tidak, lepas sendiri." Ketus Morie dengan wajah tersipu malu karena tahu ia bugil duluan.

Setelah Claude juga ikut bugil langsung saja ia sambar tubuh Morie dan membaringkan nya di atas kasur.

Morie berbaring terlengtang dengan selangkangan nya yang ia tutup. Tapi upaya menutup selangkangan itu langsung dibuka oleh Claude. Claude duduk dibawah ranjang dengan wajah nya di depan Vagina Morie.

Di ludahi nya sedikit tiga jari nya. Tiga jari tadi langsung ia masukkan di dalam vagina Morie. Dengan pelan ia gerakkan jari nya di vagina Morie.

"Morie?"

Suara Alex terdengar di luar pintu sana. Baru saja start, sudah terganggu.

"Ya Alex,  Kenapa?" Teriak Morie dari dalam.

"Mana kekasih mu? Bukannya mau tidur denganku?"

"lepas.." ucap Morie berbisik pada Claude yang masih tidak mau mengeluarkan jarinya dari vagina Morie. "Lepas dulu... Kuberikan nanti hadiah mu dua kali lipat."

Claude pun melepaskan jarinya dari Vagina Morie. "Pakai bajumu cepat-cepat." Perintah Morie juga sambil mengambil baju-baju nya yang ada di lantai kemudian memakai nya.

"Morie? buka pintu nya."

"Sebentar Alex, aku lagi mencari kunci pintu kamar ku." dusta Morie, pedahal sedari tadi kunci pintu kamar Morie masih bergelantungan di pintu nya.

Sesudah mereka berdua memakai baju, cepat-cepat ia buka buka pintu kamar nya. "Ternyata kunci nya ku taruh di atas laci terlindung dompet." Ucap Morie sembari menggaruk kepala nya yang tak gatal.

"Kau ini... lain kali tidak usah dikunci. Mana pacar mu?" Tanya Alex tak melihat ada seorang lelaki karena seluruh isi kamar terlindung oleh badan nya Morie. Ya, Morie tengah berdiri di pintu.

Mendengar itu Morie segera mundur dan terlihat Claude ada di samping kiri Morie. "Nama nya Claude."

"Oh ya? Salam kenal Claude, aku Alex..." ucap Alex mengulurkan tangan nya ke arah Claude, Claude yang melihat itu menyambut tangan Alex dengan senyuman khas nya.

"Claude..."

Mereka berdua pun pergi ke arah ruang tamu meninggalkan Morie yang masih menetralkan antara nafsu dengan terkejutnya tadi. Alex itu seperti kaka nya sendiri, mereka berdua tumbuh bersama sedari kecil. Kalau Alex tahu ia melakukan itu dengan Claude bisa-bisa Claude kena bogem mentah dan langsung di masukkan Alex ke penjara.

Sadar dengan pikiran nya Morie segera pergi ke dapur dan mengolahkan minum untuk mereka bertiga. Juga mengambil sedikit cemilan persediaan untuk natal.

Morie segera membawa apa yang ia siapkan ke ruang tamu, ia takut Claude dan Alex tidak tersambung acara berbicara nya. Karena keterbatasan Claude. Tapi ternyata pemikiran nya itu salah, malah sekarang Alex membagi rokok nya dengan Claude.

Yang benar saja... Claude merokok? Wah, bahkan dari gerak-gerik Claude mengisap dan menaruh rokok di sela-sela jari nya itu seperti orang yang mahir merokok.

"Wah ada kopi dan kue kering, silahkan dimakan tuan Claude..."

"Hahaha, jangan panggil tuan... bagaimana pun umur anda lebih tua daripada saya."

"Hentikan! Sandiwara malam ini cukup disini saja!..."

Mereka berdua tertawa terbahak-bahak entah tidak tahu tentang apa— Begitu di pemikiran Morie.

"Jangan bilang kalian berdua tengah menertawakan ku..." Ucap Morie menyajikan kopi masing-masing ke depan Alex dan Claude.

Alex terkekeh geli, "Wah orang yang kita bicarakan merasa ternyata."

  
Kaya biasa jangan lupa vote,
kalo ada typo mohon di komen yak

Remaja pengasuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang