09

111K 1.4K 26
                                    

Claude mendekap Morie untuk menghabiskan jarak di antara mereka. Sedikit demi sedikit Claude mamajukan wajah nya dan menundukkan badan nya untuk menyamakan tinggi nya dengan Morie. Ditatap nya sebentar wajah Morie sebelum ia mencium nya.

Ciuman itu bertahan selama tiga menit, tentu sebelum bibi datang dan memergoki mereka berciuman.

"Astaga naga! Maafkan aku, sebaiknya aku tidak mengganggu kalian."




Claude pulang bersama Morie untuk mengambil baju-baju Claude. Sangat disayangkan pohon natal yang besar itu tidak bisa mereka pakai untuk merayakan natal bersama.

Morie memilih beberapa baju yang memang konyol supaya sang bibi tidak bertanya berapa umur Claude. Takut-takut Morie dikira menjadi simpanan om-om.

Walaupun 11/12 juga sih.

Mereka turun dan berpamitan pada pohon natal terlebih dahulu.

"Maafkan aku pohon, aku tidak bisa merayakan natal bersama mu... Karena aku lebih memilih merayakan natal bersama mommy... Nanti aku janji cepat pulang kok, jangan rusak dulu ya pohon!" Pamit Claude konyol dengan ekspresi sedih pada pohon natal besar nya itu.

Morie mendengus, "Sudah kubilang jangan beli yang besar-besar."

Sebelum pulang tentu nya Morie harus mengabadikan photo bersama pohon natal itu untuk di upload di sosial media pada natal nanti.

"Kau mau ikut, honey?"

"Ya! aku mau ikut foto!"

Akhirnya mereka selfie berdua. "Coba kau hadap belakang," perintah Morie untuk mengambil foto ala-ala boyfriend-able. Sedikit ingin menyombong dengan mantan nya nanti.

"Sudah, ayo pergi."

Mereka pun keluar rumah dan masuk ke dalam mobil, kali ini Morie lah yang benar-benar menyetir. Karena aksi terakhir nya adalah pergi ke rumah teman nya untuk bernegosiasi tentang kebohongan nya tadi.

"Mommy keren, benar-benar keren!" Ucap Claude bertebuk tangan menatap jalanan di depan dengan berbinar. "Kau seperti pembalap!" Karena jalanan sepi, Morie meninggikan kecepatan mobil yang ia kendarai.

Morie terkekeh. "Ya, kau mau belajar?"

"Mau!"

"Hafal kan kalian 7 dulu sana!"

Sampai nya di tujuan menghentikan teriakan mereka berdua tadi.

"Sebentar, begini... bila teman ku bertanya, ya... nama teman ku Luna, jadi bila Luna bertanya kau siapa ku, kau tinggal jawab pacarku okay. Jangan terlalu banyak bergerak atau berbicara, secukup nya saja. Dan juga jangan panggil aku Mommy. Kemudian terakhir, kau tetap disini... bila aku dan Luna kesini seperti kataku tadi, jangan banyak bicara hal yang aneh."

Setelah Claude mengangguk, Morie langsung turun dan pergi ke rumah Luna.

Rumah Luna besar dan megah, singkat saja Luna anak orang kaya. Hidup nya bak tuan putri, tuan putri yang di kandangi oleh kedua orang tua nya.

Morie memencet bel yang ada di pagar rumah Luna. Tak lama suara muncul dari alat yang terpasang di sebelah bel.

"Please say your name."

Sampai sekarang Morie masih takjub, pedahal Morie hampir setiap libur kerumah Luna.

"Mories teman Luna."

Tak lama pagar terbuka keatas. Morie langsung saja masuk dan sudah terlihat disana Luna memegang handphone nya.

"Kenapa tidak bilang kalau mau mampir?" Ucap nya kemudian mempersilahkan Morie untuk duduk di kursi di depan rumah nya.

Morie menggaruk tengkuk nya yang tak gatal,"Bukan mampir, hanya ingin membawamu untuk bernegosiasi sedikit... Ada orang tua mu tidak dirumah? atau para pengawasmu?"

"Tentu ada, mau ketempat yang lebih rahasia?"

"Aku tidak ingin di bawa ke bawah tanah kuburan mu itu."

"Kalau begitu chat saja, bodoh!"

"Aku takut kau tidak mau membantu ku, karena di chat aku tidak bisa memohon di hadapan mu."

"Mau keluar sebentar?"

"Ayo."

Luna kedalam sebentar, mungkin meminta izin kepada ibu nya. Kemudian keluar dengan sudah memakai jaket dan menjinting tas di tangan kanan nya.

"Aku harus dirumah bila jam menunjukkan pukul 11 malam."

"Bisa di atur."

Mereka berdua pun keluar, Luna tidak tau akan kemana. Ia hanya mengikuti langkah Morie berjalan kemana.

"Mobil siapa ini?"

"Masuk saja..."

Kaca mobil terbuka, disana wajah Claude muncul dengan ekspresi bingung.

"Claude, bisa kau pindah ke belakang?"

"Ya, tentu."

Morie masuk dan kembali duduk di balik kursi kemudi dengan Luna disebelah nya. "Hanya dua jam, ingat."

"Aku ingat..." Morie menjalankan mobil nya dan mencoba membukan pembicaran tentang 'itu' kepada Luna. "Jadi... Aku minggu kemarin bermalam dirumah kekasih ku, yang di belakang... Kemudian bibi ku datang dan rada marah ketika aku tidak dirumah, jadi aku berbohong dengan berkata menginap menghabiskan libur natal dirumah mu. Dan ya, aku ingin nya ketika bibi ku bertanya kau menjawab ya aku menginap di rumah mu. Eum... tolong bujuk ibu mu juga dengan alasan apapun kalau tidak aku bisa mati."

Luna kesal mendengar itu dan langsung melirik tajam Morie. "Kau bajingan gila, bagaimana kau bisa bermalam dirumah kekasih mu dan menyuruh ku membohongi bibi mu kemudian membujuk ibu ku? Ya nanti kau akan bebas, tapi bagaimana dengan ku sialan!? Aku yang akan mati lebih dulu!"

"Tolong sekali ini saja bantu aku... janji ini terakhir kali..." Mobil masih jalan dengan kecepatan yang ditambah.

Luna menghela nafas nya kasar dan memijat kepala nya sendiri. "Kau bebas, pikirkan setelah aku membujuk ibu ku. Ibuku tentu tak akan diam, bibi mu bisa tahu."

Morie mulai menggigit bibir nya dan kembali mempercepat laju mobil itu. "Sekali saja bagaimana pun cara nya, atau putuskan saja alur bibi ku yang akan bertanya pada ibumu."

"Bagaimana?!"

"Apapun caranya."

"SIALAN! KALAU KAU MAU MATI JANGAN BAWA-BAWA AKU!" Teriak Luna ketika sadar mobil semakin laju menjauhi rata-rata kecepatan.

Sedikit demi sedikit Mobil kembali memelan. Obrolan kembali tercipta, "Sekali saja, janji ini terakhir... Kumohon..."

"Terakhir? Kau selalu berkata terakhir."

"Kali ini. Benar. Benar. Terakhir. Ku jamin!" Dengan penuh penekanan Morie berkata.

Luna menghela nafas nya, "Jangan terkejut bila bibi mu nanti tahu. Aku tidak menjamin ibuku akan diam saja kalau ku bujuk."

"Kali ini saja berbohong..."

"Ya, akan kucoba. Lagian aku selalu berbohong untuk melindungi mu."

Kau mau tahu keadaan Claude? Ia tidur.

Setelah mengatakan itu, Luna melihat kebelakang. Kearah Claude, "Ternyata yang satu ini jauh lebih bodoh dari yang sebelum nya. Kau juga bodoh..."

"Tapi dia kaya."

  

    Sampai sini dulu,
   Besok janji kalo vote nya udah 200 aku bakal update lagi malam nya.
Seperti biasa kalo ada typo komenin ya,
makasih 😘

Remaja pengasuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang