Jangan lupa tinggalkan jejak komentar dan vote
...
"Jangan pergiii" ucap Jeyden dengan suara yang parau, dan matanya yang sayu
Hanum kelabakan dalam hatinya, entah harus bagaimana menjawabinya
"Kenapaa?" Ia menjawab pelan
Jeyden menarik nya lebih dekat dan dalam ke pelukannya, tentunya Hanum kaget bukan main. Terlebih tangan laki-laki itu semakin mengeratkan pelukannya
Hanum sesak, begitu sesak.
Jeyden masih santai memejamkan matanya, tanpa tau bagaimana gemuruhnya detak jantung Hanum kini
Penciuman Hanum menajam, ia mencium bau alkohol pada suaminya yang pulas tidur dengan posisi masih memeluknya, ia tahu pasti laki-laki itu habis keluar dengan teman-temannya dan minum-minum tentunya
Hanum sedikit kecewa, pantas saja Jeyden memeluknya tiba-tiba. Rupanya pria itu dalam keadaan setengah sadar.
"Ros?" Jeyden melindur
Hanum lantas mendongak menatap pria berahang tegas itu, Hanum bertanya-tanya pada dirinya sendiri
"Ros? Siapa Ros?"
Jeyden membuka matanya sedikit, menatap manik Hanum yang mampu membuat Hanum meneguk salivanya
Jeyden terkekeh kecil, selanjutnya ia menempelkan hidung mancungnya pada hidung Hanum. Seperti seorang Ayah yang gemas pada bayinya
Hanum tersenyum kaku, dan juga tertegun melihat tampannya sang suami menjadi 2 kali lipat karena senyumannya. Baru kali ini dia dapat melihat senyuman itu
"Saya rindu kamu, rindu sekali"
"Tapi saya tidak punya waktu untuk kamu sementara ini, Sepertinya ibu saya mulai curiga dan menyuruh orang memata-matai kemana saya pergi" raut Jeyden berubah sedih
Sedangkan Hanum bingung sendiri, masih menebak-nebak sesuatu yang tepat untuk apa yang tengah di bicarakan Suaminya
"Ros itu siapa?" Mumpung Jeyden dalam keadaan mabuk, tidak ada salahnya ia bertanya sesuatu yang mungkin jawabannya tidak akan di dapat setelah sadar
Jeyden mengerutkan keningnya, memanyunkan bibir sebal. Hanum jadi salah fokus karena bibir kecil yang menggemaskan itu
Astagaaa...
Kapan lagi? Ia dapat pemandangan yang berbeda dari biasanya?"Ros. Rosmala ya kamu sayang. Masa kamu lupa nama sendiri"
JEDERR!
Bagaikan suara petir yang menyambar, Senyum di bibir Hanum runtuh seketika. Ia tahu ini memang sakit, atau sakit yang luar biasa.
"Saya mencintai wanita lain"
Hanum mengangguk untuk paham akan sesuatu di otaknya, pasti dia. Iya, pasti itu dia orangnya. Wanita yang begitu di cintai suaminya
"Betapa beruntungnya" Hanum sedang bergumam sendiri
Sedang asyik dalam fikirannya sendiri, dengan sangat tiba-tiba dan betapa kagetnya Hanum. Sebuah benda kenyal mendarat pada bibirnya, iya. Siapa lagi oknumnya? Jeyden mencium bibirnya secara pelan dan hanya bertahan selama 5 detik
Setelahnya Jeyden melepaskan ciuman itu, mata yang mengantuk itu menatap dalam mata Hanum. Seolah memiliki arti yang begitu indah 'saya mencintai kamu' itu adalah kata klasik dan biasa setelah dua insan berciuman lalu saling memandang
Hanum hanya diam tak berkutik, menatap mata Jeyden sebaliknya setelah terlalu banyak di buat terkejut.
Hanum merasakan sakit pada dadanya, sesak yang begitu menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh 1995✓
Romance[Telah di bukukan, tidak tersedia di Gramedia] i= beberapa part telah di hapus ❝apa yang sudah ku pilih, harus benar-benar ku jalani dengan baik. Tidak akan berhenti Jadi seorang yang tabah walau kamu selalu menguras segalanya❞ Kisah yang terbilang...