[4]Berkunjung

3.1K 801 28
                                    

Halo😖 ada yg nungguin cerita ini gak?
Vote dlu cuyyyy

...

      Sudah satu minggu aku hidup di keluarga ini, menjadi menantu yang baik dan istri yang penuh kesabaran. Bagaimana cara suami ku selalu memperlakukan ku seolah orang asing tak membuat ku goyah untuk tetap mengabdikan diriku ini pada Keluarga mertua ku.

Aku duduk menikmati langit senja yang terpampang jelas di depan mataku, dengan di kelilingi bunga-bunga di halaman rumah besar ini. Cukup menghilangkan rasa penat dan pusing yang ada di kepala

"Nyonya muda, langit sudah mulai gelap. Harap segera memasuki rumah"tutur seorang pria dengan seutas senyum yang lembut

"Agak aneh, mendengar anda memanggil saya Nyonya. Biasanya 'Nona'?" Jawab Hanum menceng dari pertanyaan Mahesa

Mahesa lagi lagi tersenyum
"'Nona' adalah panggilan untuk wanita yang lebih muda atau belum menikah, sedangkan 'Nyonya' panggilan untuk yang lebih tua atau yang sudah menikah" jelasnya, aku mengangguk mengerti.

"Dan sekarang ini.."

"Anda sudah menikan bukan? Sudah sepatutnya saya memanggil anda nyonya" lanjutnya tak lupa dengan senyuman hangat, sehangat minuman jahe.

Aku menghela nafas dan berdiri pelan, memandang sekitar sebelum beranjak pergi untuk kembali ke dalam rumah, dan di ekori Mahesa

...

Jeyden menaruh jam tangannya di atas nakas, melonggarkan dasi dan memijat leher serta pelipisnya. Dia lelah sehingga memilih langsung tertidur di sofa ketimbang membersihkan diri di kamar mandi seperti biasanya

Tak lama ada cahaya ranum yang mengusik matanya, pintu terbuka setengah. Seorang wanita  masuk dengan pelan lalu menghidupkan saklar lampu kamarnya

"Anda baru pulang?" Tanya Hanum langsung menghampiri Jeyden dan mengambil Jas kerja suaminya yang sudah terlepas dari tadi. Seperti biasa Sebagai seorang istri adalah kewajiban untuk mengurus suami nya

"Hm.." jawab Jeyden hanya dengan sebuah deheman pelan

"Saya harus menaruhnya pakaian anda di cucian kotor"

Jeyden tak menjawab, hanya beranjak duduk lalu melepas pakaian atasnya sehingga menampakan perut bagus nya. Padahal Hanum selalu melihat pemandangan tersebut

Tapi pipi nya selalu merona di buatnya. Segera ia menggeleng dan mengambil pakaian atas Jeyden lalu pergi ke ruang belakang di mana banyak pelayan sedang istirahat makan dan tak jauh dari tempat para pelayan ada tempat cucian kotor yang nantinya akan di cuci, tentunya di cuci para pelayan

"Eh, Nyonya" salah satu yang sedang makan berdiri dan menunduk sopan pada Hanum yang sedang lewat

"Ah iya santai aja, silahkan di lanjut makannya" semua pelayan kembali duduk dengan canggung

"Besok-besok Nyonya gak perlu repot-repot kesini, mengumpulkun cucian kotor dan beres-beres lainnya itu tugas kami, Nyonya."
Salah satu berucap menghampiri Hanum yang selesai menaruh cucian

Hanum tersenyum pelan
"Aah hha gak apa² sekali-kali, lagian saya bosen cuma diem aja" jawab Hanum setelahnya hendak pergi namun langkahnya terhenti ketika salah satu diantara 4 orang pelayan berucap

"Ah, Nyonya. Anu, tadi Mahesa hendak menyampaikan sesuatu ke Nyonya tapi tiba-tiba ada keperluan lain. Jadi dia menitipkan amanah ke saya kalo ada surat dari keluarga nyonya pagi ini" jelasnya menyerahkan sebuah amplop

Hanum sumringah senang seperti anak kecil di beri sebuah balon.

...

"Jadi kamu mau berkunjung ke rumah keluarga mu besok?" Hanum mengangguk dan tersenyum

Jodoh 1995✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang