[13]Hujan彡

2.7K 599 29
                                    

Budayakan vote sebelum membaca, trimakasih--HAPPY READING

.....

Aji memekik lebay, antara kesal dan takut kepada Ayam. Ayolah, orang seperti Aji bisa-bisanya takut pada hewan unggas itu. Disana ada Neneng yang memandangi Kesibukan Aji dari pintu dapur

Neneng sudah 1 setengah jam pergi dari pasar, namun laki-laki itu belum juga menangkap satu pun Ayam di kandang

Iya, warisan satu-satunya yang di miliki Neneng hanya peternakan Ayam. Dan itupun kecil-kecilan, kalau ada yang ingin membeli ya ia bersyukur, kalau pun tidak ada ya konsumsi sendiri

Aji yang memutar badan, sadar kehadiran Neneng yang telah kembali dari pasar.

Ia mengulum mulutnya, sedikit malu namun gengsi. Akhirnya dengan terpaksa Aji mengeluarkan kejantanan dan mengalahkan rasa takutnya

Ia maju selangkah dan dengan sigap tangannya dapat satu Ayam, mata nya sontak melotot. Akhirnya dia dapat menangkap salah satu di antaranya, semakin percaya diri bahwa tidak ada hal yang tidak bisa ia lakukan

Neneng menepuk jidatnya sendiri, tak tau lagi apa yang di lakukan Aji.

"Itu anakan Ayam Aji... Bunyi nya aja masih piyak-piyak" Neneng geleng-geleng kepala tak habis pikir

"Udah biar Neneng aja" Gadis itu menawarkan diri, menaruh plastik belanjaan di atas meja makan lalu kembali ke kandang. Aji tak melepaskan pandangannya yang tertuju pada sang kekasih. Aji tak mau di bilang laki-laki yang lemah, nanti apa kata orang kalau laki-laki dengan image berandal takut seekor ayam yang tidak ada apa-apanya

Tangan Aji melebar, menghadang Neneng yang terkejut

"Saya Aja, saya bisa"

Neneng mengerutkan dahinya, ia tidak yakin kalau kekasihnya itu bisa. Pasti laki-laki itu hanya besar gengsi saja

Skip

Sudah setengah jam, Neneng yang terduduk di ambang pintu menyandarkan kepalanya pada kayu pintu. Melihatnya dapat membuat ia lelah, sudah berapa lama tapi Aji tak dapat menangkap satu ayam pun

"Fhuh.. huh.. " Aji terengah-engah

Dia berjalan menghampiri Neneng, berusaha berbicara di tengah nafasnya yang tersenggal

"Kamu aja, saya capek. Ngapain juga saya repot-repot nangkepin ayam. Ah!" Ucapnya kesal melewati Neneng dan berjalan ke dapur untuk minum

Antara ingin tertawa dan terharu, Neneng menahan keduanya. Aji mengalami sedikit perubahan, dia kini melembut meskipun sedikit demi sedikit-- tapi ia yakin dirinya dapat mengubah sikap keras kepala laki-laki itu

Neneng menghela nafasnya, berjalan menghampiri kandang lebar itu. Sekitar 5 ekor ayam isinya

Tak sulit, Neneng hanya cukup membuat suara seperti "kurr kurrr" Ayam-ayam itu mendekat, dengan cepat ia menangkap salah satunya. Mendapatkan nya demikian membuat ia ingin mengatakan laki-laki itu payah

Neneng masuk ke dalam rumah setelah ia memotong ayam itu, berniat untuk membersihkan dan mencuci ayam lalu di potong menjadi beberapa bagian di masak menjadi Sop ayam, ahh enaknya.

Jodoh 1995✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang