BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA
•••
Renjina memaki habis-habisan Jeyden seraya memukul laki-laki itu dengan mantapnya. Sedangkan yang di pukuli hanya diam membiarkan dirinya terkena serangan
"Emang ya, Orang kayak anda. Ah ralat maksudnya binatang kayak anda ini pantesnya di kembaliin ke ragunan" Renjina menatap Jeyden sengit
Tangannya tak lepas dari cengkraman pada kerah laki-laki berwajah campuran itu.
"Untung ini malem hari, tetangga udah pada tidur. Kalo enggak, udah habis anda!"
Renjina melepas cengkramannya dengan kasar.
"Cepet pergi!. muak saya"
Wanita itu mengarahkan tangannya menyuruh laki-laki itu cepat pergi dari hadapannya sekarang juga
Sedangkan Jeyden masih terdiam, ia masih akan menunggu Hanum keluar. bagaimanapun ia telah jauh-jauh datang kesini.
"Heh! Nunggu apa lagi? Pergi cepet setan!"
"Saya mau pergi, kalau Hanum juga mau keluar"
Renjina melongo tak percaya, laki-laki itu sangat keras kepala dan tak tau malu.
"Gak ada!! Udah anda pulang aja, kalau bisa pulang ke Rahmatullah" celetuknya tak segan-segan
Jeyden memejamkan matanya sebentar, bagaimana bisa wanita itu mengatakan Hanum tidak ada padahal wanita itu tahu apa yang baru saja terjadi di antara Jeyden dan Hanum.
"Maaf, saya suaminya. Anda gak bisa mencampuri urusan saya dan Hanum"
Renjina terkejut, matanya membelalak tak ketinggalan mulutnya yang terbuka lebar, lalu dengan reflek Renjina menepuk tangannya sendiri
"WOW! wooow. Apa tadi? Suuaami? Gak salah dengar saya?"
Jeyden meremat tangannya sendiri lantaran kesal dengan sikap wanita di depannya itu yang bertingkah membela Hanum seolah-olah tau segalanya.
Tapi kekesalannya ia usahakan redam sebab yang di hadapannya adalah seorang wanita.
"Sekarang anda sadar kalau anda suaminya. Ha!"
"Sinting!" Lanjutnya
Pintu yang setengah terbuka itu kini terbuka lebar-lebar menampakkan wanita dengan rambut panjang sepinggang keluar dengan raut wajah kebingungan, "Na ada apa teriak-teriak?" Tanya Hanum keluar dengan pandangan masih jatuh pada Renjina
Dirinya belum mengetahui keberadaan Jeyden
"Hanum kamu masuk aja! MASUK!!" Titah Renjina begitu tegas membuat Hanum bingung
"Hanum ayo pulang!" Jeyden tak menyia-nyiakan waktu sekarang ini dan segera mencengkram tangan istrinya
Hanum terkaget dengan tangan yang memegangnya, ia perhatikan wajah itu lamat-lamat di pencahayaan yang minim
Renjina tidak akan membiarkan laki-laki itu seenaknya membawa sahabatnya pergi. Ia menepis tangan Jeyden dari pergelangan tangan Hanum
"Udah masuk!" Renjina memeluk Hanum membelakangi Jeyden agar laki-laki itu tak mudah mengambil Hanum, dan segera ia memasuki rumah
Usaha Jeyden tak sampai situ, ia berusaha mencari celah keduanya dan meraih tangan Hanum.
Ketika cahaya lampu ruang tamu memadai wajah laki-laki itu. Hanum tersadar.
Wanita itu begitu terkejut dan segera menepis Jeyden lalu membantu Renjina menutup pintu dengan sigap.
Jebless
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh 1995✓
Romance[Telah di bukukan, tidak tersedia di Gramedia] i= beberapa part telah di hapus ❝apa yang sudah ku pilih, harus benar-benar ku jalani dengan baik. Tidak akan berhenti Jadi seorang yang tabah walau kamu selalu menguras segalanya❞ Kisah yang terbilang...