[23]Kebodohan:彡

2K 554 220
                                    

Vote dulu Ayangie
HAPPY READING!

•••

     
   Udara dingin begitu menusuk, membuat bulu kuduk meremang. Bogor sore hari ini begitu terasa dingin.

Hanum menatap keluar jendela mobil, melihat banyaknya pepohonan asri di kota nya ini menghanyutkan perasaannya yang semula tak karuan

Baik, mengumpatlah untuk Hanum akan sesuatu yang di lakukannya.

Sepuasnya kalian bisa memaki dirinya, bahkan dirinya sendiri pun kesal dengan hatinya yang begitu mudah luluh

3 jam yang lalu..

Jeyden menggandeng tangannya, lebih tepat seperti menggenggam. Menarik tangan wanita itu ke ruang tamu yang kebetulan Ayahnya baru saja pulang kerja di jemput Mahesa

Dan seperti biasa ada Ajeng yang dengan setia menunggu serta menyambut kepulangan sang suami

Kedua orangtuanya juga Mahesa sedikit terkejut dengan acara gandengan tangan antara Hanum dan Jeyden.

"Kalian?" Pertanyaan Ajeng menggantung

"Jey mau izin mencari udara segar, jadi sekalian mengajak Hanum keluar" ucap Jeyden pelan sesekali menoleh pada dirinya yang masih terdiam

"Tumben" tutur Ajeng sedikit tak percaya

Semua orang jelas bingung, melihat kecanggungan yang biasanya pasangan itu perlihatkan namun sekarang sudah selayaknya suami istri

Terlebih Mahesa, yang begitu terkejut melihat pemandangan itu antara tidak percaya dan sedikit mengganjal hatinya

"Udah lah biarin aja, kan memang dari dulu kamu maunya mereka saling nerima. Mungkin sekarang Jeyden mau sedikit demi sedikit mendekatkan diri dengan Hanum"

Hanum menunduk mendengar penuturan Ayah mertuanya.

Itu semua tidak benar.

"Tapi.. masalah kemarin?" Ajeng masih tak percaya dan cukup curiga

"Ngeliat sikap Jeyden sekarang ini, memungkinkan masalah kemarin udah di selesaikan"

Ajeng mengangguk-angguk meskipun masih belum mempercayai hal tersebut

"Ibu harap kamu gk punya maksud lain Jeyden, jaga Hanum baik-baik"

Jeyden mengangguk tersenyum tipis.

...

Telah sampai di sebuah rumah sederhana namun terkesan klasik dan mewah, bisa di katakan sangat lumayan untuk di tempati hanya satu orang di dalamnya

Hanum yang terlelap selama perjalanan mulai terbangun membuka matanya

Melihat sekeliling luar dari dalam kaca jendela,
"Udah sampe, turun" titah Suaminya seraya membuka seatbelt dan bergegas keluar

Sedangkan Hanum belum mau bergerak sama sekali, masih termenung nyawanya belum terkumpul. Suaminya telah keluar mobil dan mengetuk pintu rumah itu

Hanum menerima tawaran ini bukan untuk semata-mata ia rela dan bodoh. Melainkan ia ingin tahu seberapa hebat wanita yang menjadi simpanan suaminya, ia ingin mengenal lebih dalam pribadi wanita itu

Ia sangat menanti-nantikan munculnya wanita itu dari balik pintu rumah

Klek..

Pintu perlahan terbuka, menampilkan seorang wanita dengan dress hijau muda bercampur putih juga pernak-pernik di sekitarnya

Kesan pertama bagi Hanum wanita itu memang cantik dan manis, apalagi melihat lekukan tubuh yang bagus tinggi semampai tidak terlalu kurus maupun berisi. Sangat Pas

Jodoh 1995✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang