12. Hari ke-5 (Tebak-tebakan)

44 19 2
                                    

Kayla menatap lengan kirinya yang sedikit memar dan bengkak akibat terserempet mobil kemarin. Gadis itu cemberut, ia tak habis pikir dengan pengendara mobil itu. Tapi, Kayla rasa, ia mengenali mobil yang hampir menabraknya. Kalau tidak salah, itu seperti mobil milik Ghia.

"Teh, ayo sarapan dulu!" Teriak Nia.

Kayla yang mendengar itu, dengan segera keluar dari kamarnya. Ia tersenyum ramah ketika melihat mamahnya yang tengah sibuk mendekor meja dengan lauk-pauk yang ia pasak.

"Sudah kamu kompres?" Tanya Nia, netranya menatap pada memar di lengan bawah putrinya.

Kayla mengangguk, "Sudah."

Kemarin, sejak Nia tau lengan bawah Kayla bengkak, wanita itu langsung buru-buru mengambil kirbat es, lalu mengompresnya pada bagian yang bengkak.

"Nanti kompres lagi pas datang sekolah, atau minta kompres di UKS." Wanita ini akan cerewet dua kali lipat jika sudah menyangkut tentang kesehatan.

Belum sempat Kayla menjawab, Kinara lebih dahulu mengambil alih lengannya. Bocah itu menatap kasihan pada Kayla.

"Pasti sakit ya, Teh?" Tunjuknya. Perlahan, Kinara meniup-niup lengan bawah Kayla.

Kayla menggeleng, "Nggak."

"Lagian, kalau nyebrang itu liat-liat." Cerocos Ali.

Kayla hanya berdecak. "Parantos, Appa. Mata si sopir mobil na wae anu soak!"

"Udah-udah, debatnya dipending dulu. Sekarang mah waktunya sarapan!"

Menurut, semua langsung duduk di bangku masing-masing dan mengambil sarapan secara bergantian. Tak ada suara setelahnya, hanya terdengar suara denting sendok yang beradu dengan piring.

Ting!

Kayla menoleh pada ponselnya yang ia taruh di atas meja. Beberapa pesan dari Chand tertera di papan notifikasinya.

Chand 🌝❤

|Kondisi lengan kamu gimana?
|Udah mendingan?
|Jangan lupa dikompres lagi
|Aku nggak mau kamu terluka
|Aku jemput, kita berangkat sekolah bareng 😻

Rasanya Kayla ingin berteriak sekarang juga. Tapi ia masih punya urat malu untuk melakukannya. Akhirnya, yang Kayla lakukan hanya tersenyum tipis.

●●🌝●●

"Pasti lagi nunggu ayang buat jemput." Tebak Haekal yang kini sudah berada di hadapan Kayla. Lelaki itu membuka helmnya. Sedangkan, Kayla hanya mengangguk.

Haekal menatap lengan Kayla yang memar. "Tangan lo beneran nggak pa-pa?"

Kayla menggeleng lucu. "Nggak pa-pa. Semalam langsung dikompres sama Mamah. Bengkaknya udah hilang, tinggal memarnya aja."

"Sorry. Kalau seandainya kemarin gue ikut nyebrang, mungkin tangan lo baik-baik aja sekarang." Terdengar helaan napas setelahnya.

"Kal, jangan nyalahin diri lo. Ini semua udah takdir. Tapi beruntungnya gue nggak ketabrak beneran."

"Nya ntong atuh!"

Sementara, Kayla hanya tersenyum kuda. Lalu, benda pipih milik Kayla berbunyi, sebuah panggilan masuk dari sang kekasih.

"Hallo?" Kayla mengawali.

"Kay, maaf banget, aku nggak bisa jemput kamu, aku harus ke RS dulu." Jelas Chand.

"RS? Kamu sakit?" Tanya Kayla pura-pura tidak tahu.

"Bukan aku, tapi Alsa, adik aku. Tadi aku dapat telfon dari papah, katanya Alsa udah siuman dan ingin ketemu aku,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Chand | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang