6. Tawaran Dari Sang Bumi

101 88 84
                                    

Aku update spesial ulang tahun Lucas🎉🎉

Happy reading 😙

●●🌝●●

Terhitung dua minggu sudah, Chand menjadi siswa di SMA Bhakti. Namanya kian melejit ketika ia behasil memenangkan Olimpiade Fisika tingkat nasional dua hari yang lalu.

Setiap hari, loker dan mejanya selalu penuh oleh surat-surat, coklat dan juga bunga. Itu semua adalah pemberian dari kakak kelasnya dan juga teman seangkatannya.

Suatu hari, Haekal pernah melihat Chand dikerubungi oleh banyak siswi. Tapi temannya itu malah melenggang dengan tampang yang-- biasa-biasa saja. Sumpah, bagi Haekal itu sangat tidak tau diri!

Lain halnya dengan seorang Dipta. Ah! Tidak perlu aku ceritakan, karena aku yakin kalian bisa menebaknya sendiri.

Pagi ini adalah jadwal kelas Chand untuk melakukan olahraga. Semua siswa kelas 10 - D itu mulai memasuki lapangan olahraga. Oh ya! Perlu kalian ketahui bahwa lapangan olahraga SMA Bhakti ini sangat luas, dan setiap harinya akan ada dua kelas yang akan menjalani olahraga secara bersama dengan dua guru yang berbeda. Dan satu kelas itu adalah kelas 10 - B-- kelas Rigel.

Mungkin, pagi ini juga sang dewi fortuna sedang berpihak pada kelas Kayla. Guru kesenian Kayla izin, dan otomatis mereka free class.

Baik Kayla dan semua murid kelas 10 - C langsung melesat ke gazebo pinggir lapangan basket. Sengaja, dari pada bosan di dalam kelas, lebih baik menonton pertandingan basket antar kelas ini.

Sedari tadi netra Kayla tak henti mengikuti pergerakan Rigel.

"Menurut lo, kelas mana yang bakalan menang?" Tanya Amora kala peluit pertandingan mulai ditiupkan.

"10 - B," jawab Kayla cepat.

"Alasannya?"

Kayla menoleh, menatap Amora. "Karena ada Alrescha."

Sementara Amora hanya mengangguk-angguk, membenarkan jawaban Kayla.

"GO! GO!!"

"10 - B SEMANGATT!!"

"10 - D SEMANGATT!!"

"ALRESCHA SEMANGAT!!"

"HAJAR ALRESCHA!!"

"CHAND HALANGIN ALRESCHA!!"

"SEMANGAT CHAND!!"

"RIGEL FIGHTING!!"

Pertandingan berlangsung dengan seru, quartel pertama murid kelas 10 - B yang lebih memimpin. Kayla melirik pada Lia yang terlihat tengah menikmati pertandingan dengan tangan membawa botol air.

Satu kata untuk Lia, cantik. Ya, Kayla tak bisa menyangkal fakta itu. Jika memang benar Lia menyukai Rigel atau pun sebaliknya, Kayla tidak apa-apa. Sumpah.

"Tuh, kan, overthingking lagi," Amora menyenggol pelan bahu Kayla. "Mereka itu cuma temenan, Kay."

Kayla menghela napas. "Kata temenan itu cuma di awal, Ra. Ujung-ujungnya mereka akan saling suka." Kayla menaruh kepalanya di pundak Amora.

"Rigel itu ibarat bintang, Kay. Dia punya banyak teman. Dan salah satunya adalah lo dan Lia."

Benar kata Amora. Rigel itu bintang yang punya banyak teman. Seharusnya di sini Kayla tidak boleh egois.

Hingga akhirnya pertandingan basket antar kelas itu berakhir dan dimenangkan oleh kelas Rigel. Masih ada waktu sekitar sepuluh menit lagi sebelum jam pelajaran olahraga berakhir. Baik siswi kelas B maupun D kembali ke lapangan, sedangkan para lelakinya memilih untuk membeli makanan di kantin.

Chand | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang