_24_ Habin tau pelakunya

100 23 0
                                    

H - 2

"Bang, gak mau jenguk Yoshi? Kasian gak ada yang nungguin." Ucap Habin.

Semalam penuh mereka berdua di rumah sakit. Dengan Hyunsuk yang tidak mau pulang dan Habin yang tidak mau meninggal Hyunsuk sendiri. Ia khawatir kalau nantinya Hyunsuk akan melakukan sesuatu yang berbahaya.

"Yaudah ayo."

🍊🍊🍊

"Yosh, lo harus janji sama gue kalau lo bakal bertahan. Gue yakin lo bisa selamat dari semua ini, jangan sampe mesin ini menunjukkan garis lurus." Lirih Hyunsuk sambil memandangi salah satu sahabat nya dengan tatapan sendu.

"Bang, lo tidur aja gih semalaman penuh lo gak tidur sama sekali. Nanti malah elu sendiri bang yang sakit." Hyunsuk hanya menurut kepada Habin.

Ya, mau bagaimana lagi. Ia sama sekali tidak punya tenaga untuk membantah. Hatinya masih hancur dengan berita tiadanya Junkyu, apalagi keadaan Yoshi yang masih tidak diperkirakan apakah akan selamat atau tidak.

"Ada masalah apa sebenarnya? Gue masih gak ngerti.. Harus gue cari tau."

🍊🍊🍊

Habin pergi ke pemakaman tempat dikuburnya teman teman Hyunsuk. Ia berpikir mungkin dengan menyelidiki perlahan pasti akan ada petunjuk.

"Gak ada yang aneh, tapi.."

Ia melihat tanggal kematian mereka. Hanya selisih satu hari setiap temannya, kecuali tiga orang yang mati di hari yang sama.

"Kenapa tiga orang dibunuh di hari yang sama? Bukannya motif pelaku satu hari satu korban? Apa sengaja untuk menyamarkan suatu bukti? Atau mungkin mereka bertiga tau sesuatu makanya dibunuh dihari yang sama." Gumam Habin sambil berpikir.

"Kayaknya gue harus ke kantor polisi." Ia pun segera berlari ke mobilnya dan pergi ke kantor polisi untuk memastikan sesuatu.

Sesampainya di sana ia segera ke tempat pelayanan informasi.

"Permisi."

"Ada yang bisa saya bantu, dek?" Tanya petugas itu dengan ramah.

"Saya ingin bertemu dengan Jung Chanwoo." Petugas itu menatap Habin heran. Kenapa belakangan ini banyak sekali remaja yang mencari petugas Jung.

Padahal Chanwoo bukan orang penting di kantor polisi ada lebih banyak petugas dengan pangkat lebih tinggi daripada dia.

"Ah, kebetulan saya salah satu teman korban dalam kasus yang sedang ditangani. Dan saya punya informasi mengenai korban." Ucap Habin setelah mengerti kalau petugas didepannya ini mencurigai nya.

"Baiklah, dia ada di meja pojok sana. Dia berada di ruang interogasi sekarang jadi anda bisa menunggu nya." Habin mengangguk lalu mengucapkan terimakasih.

"Pasti, gak salah lagi. Gue udah tau siapa pelakunya."

🍊🍊🍊

"Habin?" Ia bingung tidak melihat Habin di kamar Yoshi. Hyunsuk pun berpikir kalau mungkin saja Habin pergi untuk mencari makan. Sudah semalaman penuh mereka berdua tidak mengkonsumsi apapun.

"Laper juga sih, yaudah ke kantinnya aja dulu. Gue tinggal bentar ya, Yosh." Hyunsuk pun melenggang pergi ke lantai dua kantin rumah sakit berada.

PIPIPIPIPIPIP!

Suara mesin ekg disebelah ranjang Yoshi berbunyi. Garisnya mulai naik turun drastis.

Dokter dan beberapa perawat segera masuk dan mengecek keadaan. Bahkan alat kejut listrik sudah disediakan.

Segala cara dokter itu lakukan tapi-

Piiiiiiiiiiiiip

Mesin ekg sudah memperlihatkan garis lurus pertanda sudah tidak ada kehidupan yang terdeteksi.

Dokter itu menunduk dan mulai menutup seluruh tubuh Yoshi dengan selimut.

"Yoshi!" Teriak Hyunsuk dengan rusuh. Ia berlari dan memegang tangan sahabatnya yang mulai dingin.

"Yosh, jangan gini plis. Ini pasti bercanda doang kan.. Lo gak boleh gini!" Tangisnya pecah. Seluruh sahabatnya meninggalkan dirinya sendiri.

Ia sudah tak ada harapan hidup lagi walaupun masih ada kedua orangtuanya. Tapi tidak mungkin ia pulang apalagi dengan keadaannya yang uring uringan.

"Gak ada harapan lagi.. Semuanya udah pergi.. Gak ada alasan lagi buat gue bertahan.."

"BANG HYUNSUK!" Teriak seseorang dari luar dengan suara hentakan kaki terburu-buru.

"Gue tau siapa pelak-"

"Yoshi.." pandangannya teralihkan ke ranjang yang ditempati Yoshi.

Ia mengepalkan tangannya dengan kuat merasa marah dan dendam. Ia akan menangkap pelaku itu dengan tangannya sendiri.

"Lo mau ngomong apa? Tadi lo tau apa?" Habin menatap Hyunsuk. Mendadak ia ragu untuk memberitahukan nya.

Karena pelaku itu adalah orang yang sangat tidak terduga. Bahkan ia sendiri terkejut.

"Nggak jadi, gue lupa mau ngomong apa."

"Maaf."

THIRTHEEN - DAY • END ✓ [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang