_9_ Rumah Sakit

228 33 2
                                    

Hyunsuk baru saja selesai makan siang dan berencana untuk pergi ke rumah Jihoon. Hubungan saudara mereka memang tidak pernah terputus sedikit pun.

Drrt drrt

"Saha dah yang nelpon?" Hyunsuk mengambil ponselnya diruang TV dan terpampang nama ibunya yang menelepon.

"Kenapa mah?"

"Suk, suruh Jihoon pulang ya hpnya dari tadi gak aktif dia lagi sama kamu kan."

"Oh? Jihoon udah pulang dari tadi mah, Hyunsuk aja baru selesai makan siang. Tadi pas masak dia bilang mau pulang."

"Perasaan mama gak enak Suk, coba telfon Jihoon ya."

"Iya ma, Hyunsuk coba telfon Jihoon, Hyunsuk matiin dulu ya."

Hyunsuk mengernyit. Kemana pergi saudaranya hingga tak menjawab panggilan dari sang ibu? Apakah Jihoon pergi makan diluar lagi seperti kebiasaan nya dulu?

"Haish, Park Jihoon bikin repot aja." Hyunsuk mengambil kunci motornya dan segera mengunci rumah.

Drrt drrt

"Ya ampun siapa lagi yang telfon!?" Hyunsuk membiarkan panggilan itu dan langsung menancap gas motornya untuk mencari saudaranya.

🍊🍊🍊

"Jeongwoo, awas lu!"

"Yah masa gitu aja gak bisa To, hahaha elu gak bakal bisa ngalahin gue!"

"Sialan lu!" Sebenarnya mereka berdua sedang bermain PS dirumah Haruto. Sudah dari tadi pagi Jeongwoo berada di rumah sahabatnya itu.

Niatnya untuk menaikkan mood nya dan untung saja mood nya bisa kembali.

Drrrrt drrrrt

"To, hp lu bunyi tuh!" Teriak Jeongwoo. Sudah jelas dia duduk disebelah Haruto masih saja harus berteriak.

"Iye gue tau gak usah teriak dong njing!" Haruto mengambil ponselnya dan tertera nama Yoshi disitu.

"Halo bang kenapa?"

"Elu gak kenapa napa kan To?"

"Gue gak kenapa napa kok bang, emang kenapa dah?"

"Nggak papa kok, eh Jeongwoo ada bareng sama lu?"

"Hooh, dia lagi main PS noh."

"Oh yodah kalo bisa jangan keluar rumah ya sampe nanti sore kalo mau makan delivery aja ya."

"Emang kenapa sih bang? Kayak gak ngebolehin gue keluar rumah gitu."

"Firasat gue gak enak To, gue takut kalian kenapa napa tapi untunglah kalian gak kenapa napa."

"Bang firasat mah gak selalu bener tau."

"Iye gue tau, yodah gue tutup dulu."

Panggilan pun berakhir. Haruto seketika berpikir. Apakah ada suatu hal terjadi kepada teman temannya yang lain?

"Woy Hartono!" Lamunan Haruto buyar. "Kenapa sih lu suka banget teriak teriak dan nama gue Haruto bukan Hartono!"

Jeongwoo tersentak mendengar bentakan Haruto. "Ya maaf, tapi kan bisa gak usah bentak kali."

"Kenapa sih To? Kayaknya ada masalah gitu." Tanya Jeongwoo setelah melihat wajah frustasi sahabatnya.

"Tadi bang Yoshi telpon, dia nanyain keadaan kita terus katanya firasatnya lagi gak bagus, setelah bang Yoshi bilang gitu firasat gue juga tiba tiba jadi gak enak." Jeongwoo hanya mengangguk paham.

"Oh? Bang Yedam nelpon gue." Haruto memusatkan pandangan nya kearah ponsel Jeongwoo.

"Sana angkat."

"Halo bang kenapa?"

"Cepet kerumah sakit *** bareng sama Haruto."

"Emang kenapa bang?"

"Panjang ceritanya, udah cepet kesini yang lain udah ngumpul."

"Oke, gue sama Haruto otw."

Panggilan berakhir dan Jeongwoo dihadiahi tatapan tanya oleh Haruto.

"Bang Yedam nyuruh kita ke rumah sakit *** gak tau kenapa." Perasaan Haruto semakin tidak enak.

"Yaudah ayo cepet naik motor lu aja, bentar gue ambil jaket dulu." Setalah itu mereka berdua langsung meluncur ke rumah sakit yang diberitahu Yedam tadi.

🍊🍊🍊

"Bang Yedam emang kenap..." Ucapan Jeongwoo terhenti setelah melihat Hyunsuk duduk bersimpuh sambil menangis sesenggukan.

"Kenapa? Kenapa? KENAPA SEMUA INI TERJADI KE KITA ANJENG!" Semua terdiam menatap Hyunsuk yang sudah seperti orang gila.

Rambut acak acakan, bajunya sudah kusut, dan matanya yang sudah sembab parah dengan hidung memerah.

"Harusnya gue suruh mereka ijin aja hiks, harusnya gue tau ini semua bakal terjadi hiks, gue gak becus buat ngelindungin kalian." Yoshi terus menyalahkan dirinya atas kematian tiga sahabat nya.

Jeongwoo dan Haruto yang baru datang hanya menatap sendu ketiga ranjang yang ditutupi kain putih.

"Bang, ini udah takdir mereka, elo gak salah jadi jangan nyalahin diri sendiri." Ucap Yedam menenangkan Yoshi sambil memeluk nya.

"Maaf, harusnya gue langsung nyari bang Doyoung tadi, gue pun tau bang Doyoung meninggal dari Zoa." Junghwan menunduk dan sangat terlihat badannya telah gemetar.

"Jangan nyalahin diri sendiri, disini gak ada yang salah, ini semua emang udah takdir mereka kita cuman bisa mengikhlaskan kepergian mereka." Ujar Yedam yang sebenarnya tidak berpengaruh sama sekali ke teman temannya.

BRUK

"BANG HYUNSUK!"

"WOY BANG HYUNSUK PINGSAN!"

THIRTHEEN - DAY • END ✓ [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang