_4_ Kumpul

252 38 0
                                    

15 menit berlalu, kini semua telah berkumpul dirumah Hyunsuk.

"Gue masih berutang penjelasan lebih lanjut tentang Jaehyuk ya, Dam." Ucap Asahi serius.

"Sa, jangan terlalu serius gue tau lu sedih dan marah tapi tetep jaga emosi lu." Tegur Mashiho sambil memegangi pundak teman nya yang satu ini.

"Maaf." Singkat Asahi. Belum tau saja kalau Jeongwoo dari tadi sudah menahan amarah dan tangis nya.

"Kasian kak Winter baru pdkt sama bang Jaehyuk selama sebulan udah dapet berita duka gini." Ucap Haruto tiba tiba.

"Kyu, elu mau kasih tau adik lu tentang ini gak? Atau disembunyiin untuk sementara?" Tanya Hyunsuk yang duduk disebelah Junkyu.

"Gak tau gue bang, masalahnya Winter lagi bahagia banget dan sering  cerita tentang Jaehyuk,"

"Gue mau ngasih tau dia tapi disisi lain gue gak mau ngeliat dia langsung sedih karena kehilangan seseorang." Jawab Junkyu lesu.

Dia masih tak ingin melihat senyuman adiknya langsung hilang hanya dalam sekejap.

"Woo, kalo mo nangis tinggal nangis aja elu pasti sedih." Jeongwoo tersentak karena ucapan Doyoung barusan.

Air mata mulai mengalir deras kepipi Jeongwoo. Entah dia harus melampiaskan nya ke siapa atau dengan apa, pikirannya terlalu acak untuk saat ini.

"Keluarin semua uneg uneg lu Woo, biar lega." Timpal Yoshi sambil mengelus punggung yang lebih muda.

Ting!

Atensi mereka mengarah ke ponsel milik Asahi. Mata mereka seperti menyuruh Asahi untuk membuka pesan tersebut.

Asahi mengernyit bingung setelah membaca pesan itu. "Sa, bacain ke kita juga gih kepo nih."

Asahi ngangguk, "gue mohon kalian jangan ada yang saling tuduh, tetap selalu bersatu dan jangan sampe kepisah,"

"Itu pesannya." Ucap Asahi. Kesebelas remaja itu berpikir, siapa orang yang tau nomer Asahi selain mereka dan orangtuanya dan kenapa orang itu berbicara hal yang terdengar aneh untuk mereka.

"Apa maksud dari orang itu? Emang kita bakal kepecah kayak dulu? Apakah kita bakal saling tuduh menuduh sampe kepecah jadi beberapa kubu?" Mereka menengok kearah Doyoung.

"Bisa gak jangan bahas masa lalu?" Ucap Jihoon dingin. Ingatan nya dulu seketika terputar dari dirinya yang masih kecil sampai kejadian mereka ditempat yang entah dimana.

Setelah kejadian itu berlalu Hyunsuk masih tetap dianggap sebagai keluarganya Jihoon tapi orangtua Jihoon membelikan rumah kedua untuk Hyunsuk sendiri.

Perbulan orangtua Jihoon tetap saja memberikan uang kepada Hyunsuk. Untung Hyunsuk pandai mengatur keuangannya jadi hidupnya kini terbilang sangat mulus.

Back to topic

"Kemungkinan besar sekarang ibunya Jaehyuk udah tau dari pihak kepolisian ataupun pihak rumah sakit tentang anaknya, tapi anehnya kan ini udah malem dan kayaknya Jaehyuk pergi kemana gitu yang bikin dia lama pulang,"

"Dia pulang jam setengah lima sore tadi dan mungkin disuruh ibunya ngelakuin sesuatu dan masa ibunya gak khawatir anaknya gak pulang pulang?"

"Atau seenggaknya ibunya Jaehyuk nanyain keberadaan anaknya ke salah satu dari kita gitu kek tapi ini sama sekali gak ngehubungin." Heran Jihoon.

"Gue masih bingung sama orang asing ini, dia tau kita darimana? Apalagi dia ngirimnya ke bang Asahi." Ucap Jeongwoo setelah tangis nya mereda.

"Bang, coba ajak dia ketemuan biar kita tau tapi yang ketemu bang Sahi aja yang lain jadi penguntit gitu." Usul Doyoung.

Mungkin terdengar gila tapi mereka semua menyetujui usul Doyoung. Mungkin dengan mereka tau siapa orang itu mereka bisa mengajaknya untuk bekerjasama menyelesaikan masalah ini.

"Coba Sa." Suruh Hyunsuk yang hanya diangguki Asahi. Dengan lihai tangannya mengetik dan langsung memperlihatkan nya keteman temannya.

"Tumben Sa, kagak singkat kek biasanya." Yoshi berucap, "yakali bang gue nulis pesan ke dia singkat yang ada dia gak bakal mau ketemuan gimana sih."

"Hehe, bang kita kita pulang dulu ya udah malem ini kasian yang punya adek ditinggal sendiri ampe malem." Ucap Yoshi yang baru disadari mereka semua.

"Anjir Shia sendiri malem ini gue balik dulu!" Mashiho langsung lari setelah mengambil jaket dan kunci motornya.

"Dah sana, hush hush sana pergi!" Ucap Hyunsuk seperti ngusir mereka bersepuluh. Bukannya memang ngusir ya itu?

"Lih ngusir lu njir." Sewot Jihoon sembari berdiri diikuti yang lain.

"Bodo serah gue dong wlee!"

THIRTHEEN - DAY • END ✓ [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang