_10_ Sadar

221 37 0
                                    

H - 9

Sehari kemudian pemakaman Jihoon, Mashiho, dan Doyoung dilaksanakan tanpa Hyunsuk.

Kemarin setelah Hyunsuk pingsan dia harus rawat inap karena shock berat. Tentu teman temannya yang lain tak masalah akan hal itu.

Hari ini cuaca cukup mendung. Sepertinya langit juga merasa ikut merasa sedih.

"Kyu, gue gak bisa lama lama... Hari ini gue ada kuliah siang." Ujar Yoshi kepada Junkyu.

"Gak bisa absen sehari aja, Yosh?" Yoshi menggeleng membuat Junkyu menghela nafas.

"Yaudah, lo boleh balik duluan ntar gue kasih tau yang lain kalo pada nyariin elu." Yoshi tersenyum miris. Dia merasa tidak enak karena pergi seenaknya tapi dosen untuk hari ini termasuk dosen killer, kalau Yoshi absen mungkin dia akan mendapat masalah.

"Makasih ya Kyu, gue pergi dulu." Punggung Yoshi mulai tak terlihat dan kini telah menghilang sepenuhnya.

"Hahhh, padahal gue mau nyelidikin ini bareng dia tapi dianya malah gak bisa." Junkyu menghampiri teman temannya yang masih menatap ketiga batu nisan didepannya.

Ada orangtua masing masing disana yang sedang menangis. Hanya saja ayah Jihoon sudah pergi duluan untuk menjaga anaknya yang sedang sakit siapa lagi kalau bukan Hyunsuk.

"Loh bang Yoshi kok gak ada?" Bingung Junghwan setelah melihat Junkyu kembali tanpa Yoshi.

"Dia kuliah siang gak bisa absen soalnya dosennya killer." Junghwan mengangguk paham. Tentu dia tau rasanya memiliki guru killer.

"Oh iya, pas itu kan bang Hyunsuk pernah bilang kalo bakal minta sepupunya buat bantuin nyelidikin ini, kalian punya nomer sepupunya gak?" Mereka semua menggeleng.

Kalau begini sih makin rumit yang ada batin Junkyu.

"Gue mau nyari nomer itu lagi ada yang mau ikut?" Yedam dan Haruto mengangkat tangan.

"Yaudah kalo gitu Yedam sama Haruto ikut gue yang lain tetep disini sampe mereka selesai buat jaga jaga aja." Junkyu, Yedam, dan Haruto pun meninggalkan pemakaman dan pergi ke kantor polisi untuk melacak nomer itu lagi.

🍊🍊🍊

"Loh bang kok malah ke rumah sakit katanya mau ke kantor polisi." Bingung Yedam. Mereka bertiga naik mobil milik Junkyu.

Junkyu tetap diam tak menjawab dan fokus menyetir untuk mencari parkiran di rumah sakit.

"Gue di chat ayahnya bang Hyunsuk katanya dia udah sadar sekalian aja kita jenguk bentar." Kedua lelaki yang lebih muda itu hanya mengangguk. Mereka senang mendengar Hyunsuk telah sadar tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi pada Hyunsuk.

🍊🍊🍊

"Paman!" Panggil Junkyu kepada ayah Hyunsuk yang sedang duduk di kursi depan kamar Hyunsuk.

"Bang Hyunsuk gimana keadaan nya?" Ayah Hyunsuk menatap Junkyu membuat ketiga remaja itu terkejut.

"P-paman... K-kenapa nangis? Bang Hyunsuk kan udah sadar kata paman tapi kenapa paman nangis?" Tanya Haruto bingung sekaligus panik.

"Hyunsuk amnesia karena shock berat, kata dokter itu wajar tapi diusahakan agar dia gak inget apa apa tentang kejadian ini tapi... Kejadian ini saja belum selesai urusannya pasti akan sangat susah untuk membuat Hyunsuk gak curiga." Mereka bertiga kaget, sangat kaget.

"B-bang Hyunsuk kali ini gak bohong kan, paman?" Ayah Hyunsuk menggeleng membuat ketiga lelaki itu semakin tertohok.

"Jangan kabarin mama nya dulu ya, paman kasian ngeliat keadaan nya." Mereka bertiga ngangguk paham.

"Kalian pasti mau jenguk Hyunsuk kan, masuk aja." Akhirnya mereka bertiga masuk kedalam kamar inap Hyunsuk.

Terlihat lelaki itu sedang rebahan sambil memandangi langit dari jendela. Pagi ini udara cukup dingin karena mendung.

"Bang Hyunsuk." Panggil Yedam dengan lirih. Lelaki itu langsung menoleh dan tersenyum manis.

"Kalian!? Yang lain mana kok cuman bertiga?" Mereka bertiga membeku.

"A-ah mereka ya lagi sekolah, kebetulan gue sama Yedam gak ada jadwal hari ini terus Haruto dia..."

"Orangtua lagi pergi keluar kota jadi gue disuruh ijin aja." Junkyu menghela nafas lega. Untung lelaki jangkung itu paham situasi.

"Tumben si Jihoon belum jenguk gue, biasanya dia yang paling gercep." Mereka bertiga membeku lagi.

"A-anu si Jihoon ngurusin tugas tugas lu, kan elu masuk rumah sakit jadi dia lebih repot dikit tapi dia nitip salam kok buat elu bang." Hyunsuk mengangguk paham. Dia jadi merasa tidak enak kepada saudara tirinya.

Mereka bertiga menghela nafas lega lagi karena Hyunsuk percaya. Akan gawat jadinya kalau dia tau kejadian yang sebenarnya terjadi.

"Oh iya, kalian kenapa kompak pake baju item gitu kayak habis layat... Emang siapa yang meninggal?"

DEG

THIRTHEEN - DAY • END ✓ [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang