Haruto berjalan mondar mandir dengan gelisah di balik jeruji besi yang ada di kantor polisi.
"Kenapa kak Junkyu harus nelpon sebelumnya sih!?" Dirinya merasa frustasi.
Lelaki tinggi itu diberi amanah tapi kenapa yang ada ia berakhir dibalik jeruji besi?
"Kalo mama papa tau bisa gawat nih gue, aduh."
"Heh diem napa ganggu tidur gue aja!" Protes seorang lelaki yang sedang tiduran nyaman dipojok jeruji.
"Gimana bisa tenang gue ditangkep goblok harus nya lo yang aneh udah tau ditangkep malah santai rebahan." Sewot Haruto yang kesal.
"APA!?" Lelaki itu berdiri dan berjalan mendekati Haruto.
Haruto langsung membeku dan keringat dingin mulai bercucuran.
"Heh, selagi lo gak ngelakuin kesalahan ya gak perlu panik lah." Ucap orang itu dengan santai.
"A-ah." Walaupun mendengar ucapan orang itu dirinya tetap panik. Bagaimana kalau teman temannya yang lain tau? Pasti akan lebih susah untuk menjelaskan semua.
Haruto pun dengan lesunya duduk dan menyembunyikan wajahnya dikedua kakinya.
"Oh iya," Lelaki itu mendekat dan berjongkok untuk menyamakan tinggi nya dengan Haruto.
"Kenalin nama gue Kim Jiwon, panggil aja gue Bobby btw gue hacker hehe."
"Hacker?" Haruto mendongakkan kepalanya dan kedua matanya menatap Bobby yang masih tersenyum.
"Watanabe Haruto." Ucapnya dengan gugup. "Dah berapa lama jadi hacker? Sanggup ngehack salah satu komputer petugas polisi?"
Ucapan Haruto membuat senyuman Bobby luntur. Digantikan dengan senyuman miring.
"Bahkan komputer tim FBI pernah gue retas kalo lo mau tau." Haruto menganga tak percaya. Melihat reaksi itu membuat Bobby tertawa.
"Kalo boleh tau nih ya, lo masuk kesini gegara apa?" Tanya Bobby membuat Haruto terdiam.
"G-gue ngebohongin salah satu petugas dan dia bilang gue menghambat pekerjaan nya ya gitu deh, padahal gue punya alasan tersendiri untuk nyuruh petugas itu berhenti ngelacak." Bobby hanya membulat kan mulutnya dan mengangguk.
"Kalo gue sih dituduh jambret tas padahal ya kagak jambret gue nya."
"Gimana kalo gue bantuin lo buat ngeretas komputer petugas itu?"
"Eh!?"
🍊🍊🍊
"Oh? Kok rame di area tangga?" Heran Junghwan yang baru saja ingin menaiki lift rumah sakit.
Ia mendapat kabar dari temannya kalau Jungwon sakit jadi dia berniat untuk menjenguk kakak kelasnya itu.
"Tau kejadian nya tadi gak, jeng?"
"Tadi sih denger denger ada yang gak sengaja dorong dia kebawah terus kepalanya kebentur gitu."
"Kasihan ya, masih anak SMA loh itu."
Junghwan mengernyit. Anak SMA? Tak sengaja? Didorong? Kepala terbentur? Entah kenapa setelah mendengar kata kata itu firasat Junghwan menjadi tak enak.
"Di mohon untuk tak mengerubungi pintu tangga darurat mohon maaf." Segerombolan orang itupun mulai minggir dan sebuah tandu mulai terlihat.
Dengan tubuh tinggi nya Junghwan yang berada diarea belakang mencoba sedikit berjinjit agar bisa melihat sang korban.
Sebuah kain putih menutup seluruh badan korban dan tiba tiba saja tangan sang korban jatuh dan terlihatlah sebuah gelang sekaligus arloji yang sangat tak asing dimata Junghwan.
"B-bang-"
BRUK
Junghwan terjatuh dan tak sadarkan diri.
🍊🍊🍊
"Yedam, kamu kenapa diam terus?" Tanya Jake yang bingung melihat temannya yang satu ini terus melamun dari mereka sampai di kantin.
"Maaf, aku gak apa apa kok, Sunghoon sama Jay belum datang?" Jake menggeleng dan menyeruput jus nya.
Drrrt drrrrt
"Sebentar ya."
Kak Yoshi
"Halo bang, kenap-"
"WOY DAM! CEPET KE RUMAH SAKIT JUNGHWAN DICULIK!"
"HAH!?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THIRTHEEN - DAY • END ✓ [2]
FanfictionTreasure Project 2 Kejadian yang menimpa ketiga belas remaja dalam tiga belas hari kedepan Start : 30 April 2021 End : 01 Mei 2022