•part20•

36.5K 3.8K 435
                                    

Udah berapa banyak nih bolong puasanya?

Absen umur yok. Author penasaran nih😌

-------

Sudah cukup lama Regan menunggu kedatangan Alena ke ruangannya. Sampai-sampai dia merelakan tugas untuk mengajar murid di kelas lain, hanya untuk melihat gadis itu dan menunggu kedatangannya. Namun nihil, Alena tak kunjung datang.

Kring!!

Bel istirahat berbunyi. Hingga Regan yakini, gadis itu emang tidak mau menemuinya.

Menghela napas pasrah. Regan meletakkan kepala di atas meja. Kala ini dia sangat malas untuk keluar ruangan atau apapun itu.

Brak!

Terdengar dorongan pintu kuat hingga memenuhi ruangan. segera Regan mengangkat kepala dengan ekspresi wajah lega. Akhirnya setelah lama dia menunggu, gadis itu datang menghampirinya.

"Al--"
"Pak!"

Ucapan bersamaan itu terdengar begitu mendominasi.

Terlihat murid membuka pintu dengan kuat. Tentu ada ekspresi panik di sana. Terlihat jika dia tengah membawa berita yang cukup mengejutkan.

"Apa?" Tanya Regan ketus. Dia kini sungguh kesal apa yang baru saja terjadi.

"Z-ziya pak." Kata pria itu dengan derungan napas membara. Dadanya kembang kempis begitu cepat, terlihat seperti dia habis lari maraton.

Mendengar penuturan murid ini. Regan langsung berdiri dari duduknya. Di tatap murid ini serius seolah tengah meminta penjelasan lebih.

"Ziya nampar murid lain di kantin pak." Mendengar itu. Dengan buru-buru Regan berlari menuju kantin. Dengan perasaan yang campur aduk. Dia berpikir jika adik tiri nya sudah seperti dulu. Melakukan kekerasan terhadap murid lain, tanpa alasan.

Rian --selaku murid kepercayaan Regan untuk memantau Alena menatap sang guru aneh. Dia tidak begitu tau apa alasan sebenarnya Regan bertingkah perduli begini dengan Alena. Yang Rian tau, jika guru olahraga baru ini tengah menyimpan rasa kepada Alena. Walau dia tau Alena sudah tidak jomblo. Toh yang namanya cinta buta bukan?

-------

Plak!

Satu tamparan kuat mendarat di pipi kiri Dilla. Hingga membuat pipi gadis itu memerah berbentuk tangan. Bayangkan, betapa kuatnya tamparan Alena.

Alena sudah sedari tadi menahan amarah ini. Namun gadis itu terus memancingnya dengan kata-kata tak pantas. Alena masih bisa terima jika dia di sebut sedemikian, akan tetapi jika orang tua Alena di bawa-bawa, Alena tidak akan terima. Apalagi Alena merasa jika Dilla baru saja menghina orang tua Alena di dunianya dulu. Orang tua yang saat ini tidak dapat Alena gapai.

"Dilla!" Alena sangat tau pemilik suara tersebut. Menoleh ke arah samping, tepat asal suara keluar. Di tatap Alena orang yang berteriak memanggil nama pecundang itu.

Damar. Si ketua OSIS itu terkejut akan adegan Alena barusan. Dia tidak menyangka jika gadisnya yang beberapa hari ini tidak Damar temui mempunyai tempramen tinggi.

Damar berjalan mendekat ke arah Dilla. Yang Dilla menatap Alena tidak percaya. Tadinya, Dilla gak bakal ngerasa jika Alena bakal nampar dia sekuat ini. Bahkan Dilla tidak tau tenaga apa yang gadis itu punya.

Kini Dilla semakin khawatir. Di satu sisi dia melihat ekspresi Damar sangat marah. Apalagi pria itu tengah berjalan ke arah nya, seakan siap membalas perbuatan Dilla dan membela Alena. Sedangkan yang kedua, Dilla takut setelah kejadian ini dirinya akan menjadi buronan hidup Alena. Dia takut Alena bakal menjadikannya sasaran setelah satu tahun lalu terjadi.

My transmigration [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang