•flashback•

15.7K 1.1K 19
                                    

Di ruangan serba putih yang dipenuhi dengan bau khas obat-obatan . Terdapat satu orang pria yang tengah berbaring tak sadarkan diri dengan alat EKG berada disamping yang dapat memecahkan keheningan didalam ruangan.

Sejak dua bulan terakhir pria berparas tampan ini tidak juga dapat membuka matanya. Kecelakaan yang menimpah dirinya mampu membuat orang ini begitu betahnya tidur berlama-lamaan.

Sudah menjadi kebiasaan bagi keluarganya kala datang yang mereka lihat hanyalah ketenangan sang putra yang tak kunjung juga membuka mata.

Para dokter yang menanganinya pun berkata. "Sudah dua bulan lamanya Bu pasien menjalankan koma. Namun bisa kita lihat masih tidak ada tanda-tanda untuk pasien memberikan kode untuk terbangun dari komanya." Ucap sang dokter menatap teduh para anggota pasien.

Namun anggota keluarganya tidak mau membiarkan putra tunggalnya itu pergi begitu saja, pasalnya kecelakaan yang menimpah dia tidaklah kecelakaan yang begitu berat, hingga mampu membuatnya bertarung nyawa sampai sekarang.

Dokter hanya mengikuti perintah kelurga saja. Walaupun pasien tidak ada reaksi apapun dalam tidur panjangnya, dokter harus tetap memasang alat pembantu kesadaran yang tidak mungkin datang itu. Bahkan para dokter sudah merasa putus asa dengan pasien mereka kali ini.

Sampai pada suatu hari orang tua pasien membawa orang pintar, atau bisa dibilang orang yang mampu melihat alam bawah sadar seseorang. Namun orang itu berkata dengan pasrahnya. "jika putra bapak dan ibu ini terlalu nyaman dengan alam bawah sadarnya. Dia merasa begitu nyaman di sana hingga membuatnya enggan untuk kembali walau hanya sesaat." Kata orang itu berucap menatap lurus kearah pasien seakan tengah mencari cara untuk mengembalikan roh yang katanya nyaman itu di dunia lain.

Wanita setengah paruh baya menangis di pelukan suaminya. Sebut saja mereka orang tua dari pasien.

"Terus apa yang harus kami lakukan?" Tanyanya dengan guraian air mata membasahi pipi. Sudah sejak dua bulan terakhir dia tidak dapat berpikir jernih, tersenyum, ataupun menjalankan hidup seperti biasanya. Bagaimana mungkin seorang ibu dapat melakukan hal itu ketika melihat anak satu-satunya tengah berbaring lemah tak sadarkan diri di hospital bed rumah sakit.

Orang pintar tersebut menggelengkan kepala pasrah. "Mungkin hanya membaca surat-surat Allah mampu membuat pasien kembali, tapi tidak membuatnya membuka mata. Mungkin."

***

Keesokan harinya atas perintah sang suami, mereka membawa seorang ustadz hanya untuk membawa kembali roh yang entah kemana mengambang itu.

Ada banyaknya seorang pria yang menggunakan pakaian lengkap dengan peci yang ada di atas kepala mereka, dan ayat suci berada digenggaman.

Suara ngaji dari tiap para pembaca memenuhi ruangan VVIP satu ini. Terdengar bacaan itu mampu membuat keadaan kamar menjadi lebih sejuk dan adem ketika mendengarnya.

30 menit berlalu, akhirnya mereka selesai. tak lupa mereka membacakan doa-doa yang mereka sampaikan untuk pasien.

Sang mama memasuki kamar dengan wajah sedikit tenang. Terakhir kali wajah itu dia tunjukkan kala mendengar putranya yang tengah terkapar di rumah sakit dengan keadaan mengenaskan.

"Sayang. Gak capek apa di sana?" Tanyanya sambil menggenggam tangan putra nya itu.

"Kamu gak kangen apa sama mama?" Ada helaan napas pasrah ketika melihat tetap tidak ada respon dari sang anak.

Papa pun yang baru masuk ruangan merasa sedih kala melihat istrinya menunjukkan wajah tak berdaya. Dia berdiri tepat disamping sang istri.

"Kamu betah banget yah sayang di sana. Ada apa sih di sana sampai kamu betah banget? Ada bidadari yah?" Tanya sang mama terkekeh kecil menatap putranya.

My transmigration [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang