Part 1

2.6K 179 16
                                    

H A P P Y_R E A D I N G

"Ya Allah... Astaga, aku lupa belum ngerjain PR." Gadis dengan rambut panjang sebahu nya menatap jam dinding yang kini menunjukkan pukul 6 pagi.

"Anes." Panggilan dari luar kamar membuat gadis itu segera terbangun membuka pintu kamar.

"Iya ayah?"

"Ayah berangkat kerja dulu. Tadi ayah udah masakin kamu nasi goreng. Jangan lupa dimakan ya, nak." Gadis yang tadi dipanggil Anes itu menganggukan kepalanya. Setelah mencium punggung tangan ayahnya, Anes segera melesat menuju kamar mandi.

Namanya, Kanaya Anindya Neeska. Dipanggil Anes oleh orang tuanya. Dan dipanggil Naya oleh teman di sekolahnya.

Gadis sederhana yang tinggal bersama sang ayah, sedangkan ibunya sudah meninggal karena penyakit asma 3 tahun yang lalu. Ayahnya hanya pekerja kuli bangunan di proyek yang setiap pagi mencari uang untuk Naya. 

Sudah 15 menit waktu berjalan, akhirnya Naya segera bergegas meninggalkan rumahnya. Ia segera menaiki motor beat berwarna hitam yang dibelikan ayahnya dengan menyicil pada bank.

Sampai di perjalanan, Naya menepuk jidat karena telah melupakan sarapan pagi.

"Duh gimana nih. Aku udah terlanjur ditengah jalan. Lagian PR aku belum dikerjain," gerutu Naya pelan merasakan jantungnya yang berdebar.

Naya sampai tak menyadari bahwa dirinya telah mengebut, menghabiskan waktu 10 menit untuk sampai di sekolah, dengan bangunan di depannya bertuliskan SMA SEVIOR.

Gadis itu menggeleng cepat karena terus melamun tentang sarapannya, ia harus segera menuju kelas untuk mengerjakan PR yang belum dikerjakan.

Untung saja masih ada waktu kurang lebih 30 menit untuk mengerjakan 10 soal. Otaknya yang masih sanggup mengerjakan soal membuat Naya menghela nafasnya lega.

"Nay kamu belum ngerjain juga?" tanya cowok yang tubuhnya kecil hampir mirip dengan tubuh Naya menatap ke arahnya.

"Iya nih. Kamu juga belum?"

Cowok itu menggeleng menjawab pertanyaan Naya. Dia pun segera mendudukkan bokongnya bersebelahan dengan Naya.

"Ayo kita ngerjain bareng. Kamu kan jago materi ini juga Dit."

Cowok bernama Aditya Putra Pratama itu menuruti perkataan Naya dan segera mengerjakan soal bersama. Adit adalah teman Naya sejak kelas 10. Ya, ia bersyukur masih memiliki teman seperti Adit. Dulu saat SD maupun SMP ia selalu dikucilkan.

Mungkin karena ekonomi Adit yang sama dengan Naya, membuat keduanya tak memandang bulu untuk berteman.

Bruk

"Astagfirullah."

Naya dan Adit terperanjat kaget dari tempat duduknya. Pintu kelas 11 IPS 1 yang tertutup, terbuka oleh tendangan kakak kelasnya. Tak hanya itu, Naya merasakan hawa mencengkam, dan aura yang tak enak berada di depan. 

Naya meneguk susah air liurnya.

"Ikut gue!"

"T-tapi tugas aku?"

"Gue gak peduli."

Naya ditarik paksa untuk berdiri lalu diseret keluar kelas. Entah akan dibawa kemana ia sekarang.

"Biar aku yang ngerjain tugas kamu," ujar Adit dengan pelan dan jelas. Sehingga, sebelum Naya keluar dari kelas, gadis itu masih bisa bernafas lega.

"Kak, kita mau kemana?" tanya Naya yang masih berusaha menyeimbangkan tubuhnya yang diseret oleh kakak kelasnya tersebut.

PRABU [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang