Part 17

531 98 67
                                    

H A P P Y_R E A D I N G

Bunyi alarm pada ponsel terdengar nyaring. Suara dengkuran halus lebih dominan mengisi ruangan. Tiga kali alarm berbunyi masih diabaikan. Mungkin terlalu lelap tidur, sehingga alarm bunyi pun tidak terdengar.

Tiga orang berbagi tempat tidur. Dua di antara mereka ada yang tidur di atas lantai yang di lapisi dengan karpet bulu. Pukul 7 pagi jelas terpampang pada jam dinding.

Suara kicauan burung di pagi hari beradu dengan suara dengkuran halus para cowok yang terlelap. Bastian dan keempat sahabatnya masih asik bergelung di bawah selimut.

Sudah 2 minggu berlalu, setelah pertandingan Basket antara timnya dengan tim Prabu, mereka masih asik menganggu Prabu, menawari Prabu untuk menjadi ketua Black Moon.

Sudah 3 hari pula mereka berlima berkumpul di satu ruangan, apartement milik Bastian. Berbagai cara mereka lakukan agar Prabu mau menerima tawarannya.

Tiga hari ini mereka mencari kebenaran serta data-data tentang Prabu, mereka rela menginap di apartement Bastian. Bisa saja mereka melakukannya di markas BM, tapi Bastian menolaknya.

Cowok itu akan memberikan anggota BM kejutan, jika saja Prabu mau menjadi ketuanya. Sebuah perjuangan pasti akan membuahkan hasil, entah sesuai ekspetasi atau tidak, itu tergantung dengan sekuat apa mereka berjuang.

"Hoam-- Anjing jam 7!" Aziel berseru tatkala kepalanya tak sengaja menoleh ke arah jam dinding.

Cowok itu mengucek matanya berulang kali untuk menetralisirkan cahaya yang masuk. Bukannya bersiap-siap mandi untuk berangkat sekolah, Aziel malah melangkah menuju sofa yang terdapat banyak cemilan.

Melihat para sahabatnya masih terlelap, ia pun akhirnya memilih untuk menonton televisi ditemani beberapa cemilan. Ia juga sedikit lapar, tapi tadi malam setelah mengecek dapur, apartement milik Bastian kosong, tak ada bahan untuk memasak.

Aziel mengecek ponselnya, batrainya tinggal sisa 17% lagi. Sebelum mencharger, Aziel membuka aplikasi untuk memesan makanan. Dan tinggal menunggu saja pesanan datang.

"Edan sih, temen gue pada kebo juga ternyata," monolognya. Aziel kembali acuh, lalu merebahkan tubuhnya di sofa, kembali melanjutkan menonton acara kartun spongebob.

Sudah lebih dari 15 menit, makanan pesanannya belum datang. Perutnya sudah keroncongan meminta untuk diisi. Cowok itu terus mengelus perutnya yang berbunyi tanpa henti.

"Akhh tidur lagi aja kali."

Aziel mematikan televisi yang menyala.

"Ah, sialan!"

Kembali matanya terbuka, mendengar suara bel berbunyi membuat ia harus melangkah menuju pintu apartement. Langkahnya terlihat sangat malas, dan sampailah cowok itu di depan pintu.

"Mas, ini pesanannya."

Aziel merogoh-rogoh saku celananya. Cowok itu tak mendapati benda yang selalu menyantol di saku. "Sebentar pak, saya mau ambil uang dulu."

Bapak itu mengangguk. Senantiasa menunggu Aziel.

Sedangkan di kamar Bastian, Aziel celingukan mencari dompetnya. Cowok itu frustasi karena melihat apartement yang acak-acakan.

Tiba-tiba matanya menangkap dompet coklat di atas nakas. Membuka isi dompet, dan melihat banyak lembaran uang seratus ribuan. Di dalam dompet juga terdapat KTP milik Sean.

"Pinjem duit lo dulu ya," ucap Aziel menatap Sean yang terlelap.

"Iya sayank ambil aja. Buat kamu apa sih yang gak," jawab Aziel seolah-olah Sean yang menjawab. Selanjutnya, cowok itu terkikik geli dan melangkah meninggalkan ruangan.

PRABU [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang