Part 6

910 127 123
                                    

Prabu said, "WOI VOTE DULU LO PADA!!!"
😚✌️

H A P P Y_R E A D I N G

Naya baru saja mengeluarkan motor beat hitam dari rumahnya, tapi tiba-tiba terhenti saat seseorang menarik tangannya.

"K-kalian siapa?"

Mereka yang berbaju serba hitam tak menjawab pertanyaan Naya. Ayah Naya sudah pergi sejak subuh tadi, sehingga Naya tak bisa meminta pertolongan pada ayahnya.

Bahkan tetangga di depan rumahnya hanya menyaksikan tanpa ada niatan untuk membantu Naya.

"L-lepas. Aku mau dibawa kemana?" Naya terus memberontak. Tatapan memohon pada tetangganya malah mereka abaikan, karena jelas saja mereka juga takut pada orang-orang yang menarik Naya itu.

Naya terus memberontak, tapi tenaga gadis itu tak seimbang dengan seseorang yang menariknya paksa. Naya pun didudukkan pada kursi belakang mobil dengan dua orang yang menjaganya disisi kanan dan kiri.

"Aku gak kenal kalian yah!" Gadis itu memelototkan matanya dengan tajam, tapi malah terlihat sangat imut sampai-sampai kedua orang di samping Naya terkekeh geli.

"Aku lagi gak bercanda lho... Lepasin!" kesal Naya. Tangannya sudah memberontak ingin dilepaskan.

"Om mau culik aku? Terus organ aku diambil?"

"Jangan deh, organ aku gak sehat. Apalagi aku orang miskin. Makanannya cuma makanan pinggir jalan, jadi takutnya organ aku gak bersih, gak berkualitas."

"Huaaa tolong..."

Mereka tak menggubris ocehan Naya. Hingga sampailah mereka di parkiran rumah sakit.

"Jadi om beneran mau donorin organ Naya?"

"Naya gak mau om! T-tapi kalo k-kalian maksa, tolong uangnya bagi dua s-sama ayah ya..." isak Naya mengelap ingusnya yang keluar sedikit dengan tangan.

Naya ditarik paksa dengan kedua tangan yang terus dicekal. Ia mencoba menggigit tangan salah satu dari mereka.

"Akh!"

Berhasil! Naya segera melarikan diri. Lagi-lagi ia kalah cepat, karena langkahnya sangat pendek, ia sangat menyayangkan itu. Bagaimana bisa langkah kaki Naya sependek ini?

Naya digendong oleh orang tadi layaknya menggendong karung beras. Gadis itu berusaha sekuat tenaga memukul punggung dan menggigit bahu mereka dengan kencang.

"Lepasin! Om, kalo sakit gak usah ditahan!" ujar Naya kala ia tahu bahwa orang yang menggendongnya itu terus meringis dengan gigitannya yang kuat.

"Huaaa..."

"Bos, ini ceweknya."

Bruk

"Aww shh jahat!" Naya menepuk-nepuk bokongnya saat tubuh kecilnya itu dilempar paksa ke atas sofa.

"Kal-- Kamu!"

"Prabu. Prabu Dipta Grayson," ucap Prabu dengan senyuman mengerikan yang membuat bulu-bulu Naya meremang.

"Kunci pintunya!"

Naya gelagapan. Gadis itu bingung apa yang harus ia lakukan sekarang. Pintu sudah terkunci saat Naya tadi bersiap untuk melarikan diri.

Kepalanya ia arahkan pada brankar. Naya hanya bisa meneguk saliva nya kasar. Sungguh hawa di dalam ruangan ini sangatlah mencekam, membuat nyali Naya menciut.

"H-hai," sapa Naya mencoba untuk membuka percakapan meski tengah dilanda kegugupan.

"U-udah mendingan?"

PRABU [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang