part 12

94 5 2
                                    

pagi haripun tiba dengan matahari yang malu malu menunjukan dirinya sekarang semua santri telah usai sholat subuh

" nduk..." panggil umi kepadaku

" iya umi?"

" habis ini kamu jadi ke turki kan ?"

" insyaallah umi  saya juga belum tanya gus abinaya"

" hati hati ya nduk.."

" nggh umi "

" sekalian hanymoon kan ?"tanya uma aku hanya diam binggung akan mengatakan apa

" umi nunggu cucu dari kalian " ucap uma sambil mengusap perutku. beliau pun pergi ke ndalem untuk beristirahat  aku melanjutkan perjalanan ku untuk pergi ke kamar

" gus..." panggil ku saat gus abinaya duduk di samping dua koper

" iya? ada apa?"

" jadi ke turki ?"

" ya jadilah kamu cepet siap siap habis ini pesawatnya berangkat jam tuju oke?"akupun menuruty ucapannya dan segera bersiap siap

*****************

TURKY

 aku dan gus abinaya pun turun dari taxi yang aku tumpangi aku tak pernah menyangka akan pergi keturki secepat ini

" habis ini kita ke apartemen ku dulu " ujar gus abinaya aku hanya menggangguk ,akupun mengambil salah satu koper yang dia bawa

" good afternoon mr.abinaya " ujar resepsionis tersebut tersenyum ramah

" good afternoon to "

"let me take you to your apartment?"

" tank you " aku dan gus abinaya pun mengikuti resepsionis tersebut  hingga di apartemen nomer lima

" tanks you sir "

" yes " resepsionis itupun pergi. aku dab gus abinaya memasuki apartemen bernuansa abu abu tersebut

"  kamu istirahat aja dulu ning ..... ini udah sore saya mau keluar dulu "

" kemana?"

" beli makanan sebentar aja " akupun menggangguk meng iyakan ucapannya setelah dia pergi akupun menata bajudilemarinya

************8

gus abinaya pov

saat aku tiba di turki aku sangat bahagia karena aku bisa mengajak istriku untuk pergi ke tempatku menuntut ilmu ,aku tadi berpamitan dengan nya untuk mencari makan aku tau pasti dia lapar karena dari tadi kami belum makan

"abinaya? " ucap seseorang disampingku

" syaira?" syaira adalah temanku saat di campus dulu kami memang dekat karena dia adalah teman satu organisasiku dulu , mungkin juga karena dia keturunan indonesia dan memudahkan aku untuk berinteraksi dengan nya

" bagaimana kabar mu?" tanya nya

" aku  baik kamu ?"

" i am fine "kata syaira " mau mampir ke apartemen ku ? kita udah lama nggak bercengkrama "

" aku lagi sibuk ada seseorang yang menungguku "

" sebentar saja plisss" ujar nya membujuk

" oke cuma sebentar " aku dan syaira pun pergi ke apartemen gadis itu . baru kali ini aku pergi ke apartemennya dia adalah anak dari dosen ku

" silakan masuk abinaya"

" .tanks "

" kamu tinggal sendiri ? drs. robbert mana?"

" ayah udah nggak ada tiga bulan yang lalu "

" aku turut berduka ya? "

" iya nggak papa , ini minum "ucapnya sambil menyodorkan minuman

" aku nggak suka bir "

" ini bukan bir kok ini sari apel aku tau umat islam sangat menghindari minuman pemabuk itu " aku hanya menggangguk

" ayo diminum " ucapnya aku pun meminum  minuman tersebut

" rasanya aneh ?"

" memang begitu " entah kenapa tiba tiba kepalaku pusing dan reaksi  tubuhku menjadi aneh  terasa panas

" abinaya ..... aku suka sama kamu dari dulu "ucap syaira sambil mendekati gus abinaya , dengan sedikit kesadaran gus abinaya pergi dari apartemen syaira karena nggak mau sesuatu yang nggak seharus nya terjadi terlampiaskan ke cewek turki itu  diapun menghentikan taxi yang sedang lewat

" pak ke apartemen nomor lima ya ?"ucapnya   berusaha biasa  agar orang tak curiga dengan reaksi tubuhnya  yang menurutnya aneh tersebut

***************88

tok tok tok

" iya ada apa?"

" kamu kenapa gus ?"panikku karena gus abinaya datang dengan keringat yang bercucuran  serta nafas yang memburu, dia masuk tanpa menjawab pertanyaan ku

" bantu aku ning..."ucap nya seperti orang tersiksa membuatky semakin binggung

" kamu kenapa gus?"kataku mendekatinya

" plisss ning maafkan aku ...."ucapnya mencium bibirku kasar dan malam ini pun terjadi . malam yang nggak seharusnya terjadi sekarang , seharusnya nggak seperti ini......

*************

 jangan lupa vote ya... guysss aku usahain setiap hari upp


Gus AbinayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang