Chapter 11

2.4K 321 10
                                    

halo! yg udah baca, baca ulang chapter ini ya, ada banyak yg gw tambahin di endingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


halo! yg udah baca, baca ulang chapter ini ya, ada banyak yg gw tambahin di endingnya

__

"Eh, Renjun. Mau ketemu Donghyuck, ya? Lagi gak di rumah dia Jun." Suara mama Lee yang pertama Renjun dengar saat pagar rumah keluarga Lee terbuka. Raut semangat Renjun seketika digantikan raut kecewa yang mana membawa mama Lee tidak tega. "Sok Jun kamu samperin si Hyuck. Dia mah sekarang suka main di lapangan komplek. Emang bandel yah dia tuh padahal mah belum sembuh total." Mama Lee memberi info sekaligus mengomel.

"Tenang aja ma! Nanti Njun marahin Hyucknya! Njun pergi dulu ya maaa dadahhh ..."

Mama Lee mengangguk sembari melambaikan tangannya. "Aduh, gapapa deh punya menantu bawel kalo gemes banget gini .... hah .. jadi keinget aku si Hyuck belum ketauan identitasnya." Gumamnya pelan.

"Ma! Kopi papa mana?? Kirain udah jadi." Suara dari dalam rumah membuyarkan pikiran mama Lee yang sudah mendengus. "Sabar pa!"

__

Senyum Renjun mengembang dengan sendirinya saat matanya menemukan Donghyuck yang sedang memainkan bola di tengah lapangan sendirian. Renjun kemudian merasa sedih saat mengingat cidera kaki Donghyuck. Pasti pemuda tan itu sangat menyukai futsal sehingga di saat sakit seperti itu pun masih menyempatkan diri latihan supaya tubuhnya tidak kaku. Tapi Renjun menepis pikirannya itu dan berlari kecil mendekati lapangan.

"Hyuck!!"

Donghyuck segera menoleh saat suara familiar itu menyapa gendang telinganya. Bola yang sedang ia pantulkan di punggung kakinya jadi terlempar menyamping karena kehilangan fokusnya dan untungnya Donghyuck dengan sigap menangkap bola itu dengan tangannya. Donghyuck mengerutkan keningnya saat melihat eksistansi Renjun di sana.

"Ngapain ke sini?"

Ia berjalan santai ke kursi panjang yang tersedia di sana. Menaruh bolanya di tanah dan menyandarkan kedua tangannya di sandaran kursi dengan tangan tertekuk. Napasnya agak terengah, walaupun hanya latihan ringan tapi cukup melatih adrenalin juga.

"Main. Jadi lo sekarang selalu ke sini? Kan lo masih sakit, kalo tambah parah gimana?" Renjun bertanya. Lima hari ini Renjun memang absen bermain di rumah Donghyuck. Hal itu disebabkan mama Huang yang menitahkan Renjun untuk belajar karena minggu ujian sebentar lagi akan tiba.

Tangan Renjun yang gatal mulai bergerak mengelap keringat di pelipis Donghyuck yang hanya membiarkan.

"Bosen ah di rumah mulu. Udah baikan juga kaki gue." Jawab Donghyuck.

"Tapi tetep aja! Lo kan disuruh istirahat tiga bulan. Sekarang baru dua bulan loh. Nanti kalo makin parah terus harus diamputasi gimana???"

Donghyuck mengerutkan keningnya kemudian tertawa. "Bocil banget sih pikirannya."

"Ih serius tau!! Lo tau gak, kata Ryujin nanti angkatan kita bakal ada camping. Lo bakal ikut gak? Tapi lo kan abis cidera." Wajah Renjun tampak sedih ketika membayangkan Donghyuck tidak ikut. Donghyuck hanya terdiam memperhatikan wajah si manis.

Nëophyte | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang