note:
yang udah baca chapter sebelumnya baca lagi ya, gw nambahin banyak di endingnya__
Donghyuck menatap langit-langit kamarnya dalam diam. Berbanding terbalik dengan jantungnya yang masih berpesta di dalam sana. Donghyuck diam-diam melirik Renjun yang kini sudah tertidur pulas di sampingnya dengan menjadikan lengannya sebagai guling. Bisa-bisanya omega itu tertidur dengan mudahnya setelah mencumbu bibir perjakanya dan hanya bertanya, "Hyuck bergairah gak?" setelahnya. Renjun bilang, biasanya alpha bergairah kalau dicium oleh omega, jadi Renjun hanya mengecek. Ada-ada saja. Donghyuck jadi menyesal telah merasa bersalah menuduh Renjun ingin menciumnya. Nyatanya, omega itu benar-benar menciumnya tadi! Walau hanya menempel saja, tapi Donghyuck tetap tidak bisa menghilangkan reka ulang kejadian itu di otaknya.
Kenapa ya, rasanya Donghyuck ingin lagi?
Donghyuck menggeleng, berusaha menepis pikiran kotor itu. Tapi tidak dapat ia tampik bahwa perutnya seakan tergelitik saat mengingat kembali sentuhan lembut Renjun di miliknya, juga feromon segar omega itu membuatnya ingin menghirupnya lagi, dan lagi. Donghyuck melirik bagian selatannya yang terlihat menggembung, lalu mendecih kesal sekaligus malu. Ia berdiri hanya karena sebuah ciuman yang bahkan hanya menempel! Benar-benar baperan.
__
Mama Lee membuka pintu kamar anak bungsunya perlahan pagi itu. Tentu saja heran karena tidak ada tanda-tanda kehidupan dari dalam. Padahal, biasanya jam segini Donghyuck sudah terbangun dan menyetel lagu Michael Jackson favoritnya di dalam kamar. Tapi tumben sekali pagi ini kamar itu sangat tenang.
Mama Lee sudah akan mengomel mengingat sekarang sudah jam berapa, takut kedua anak itu telat masuk sekolah. Tapi pemandangan yang ia dapati saat ia membuka pintu membuatnya urung, bahkan memutuskan untuk memotretnya. Senyum gemas mengembang di bibirnya. Di atas ranjang, Donghyuck terlihat memeluk pinggang si omega dengan wajah di menempel di ceruk lehernya. Tangan Renjun berada di atas kepala Donghyuck, seperti mau mendorongnya agar menjauh dari lehernya tapi mungkin tidak berhasil makanya tangan itu tetap berada di sana. Setelah mengambil beberapa foto, barulah mama Lee menyalakan lampu kamar.
"Donghyuck! Renjun! Udah jam berapa ini? Mau telat kalian?!" mama Lee mengguncang pelan tubuh Donghyuck dan Renjun yang malah makin mengeratkan pelukan masing-masing. Mungkin mengira yang dipeluk adalah sebuah guling. Mama Lee melotot saat melihat anaknya malah mendusal di leher si omega, mengendus sesuatu di sana. "Lee Donghyuck!!" Mama lee menarik telinga anaknya, ketar-ketir. Biar bagaimanapun, ia belum tau identitas anaknya. Jadi melihat Donghyuck mengendus kantung feromon seorang omega membuat wanita berumur kepala tiga itu curiga.
Donghyuck mengaduh saat telinganya ditarik dengan tidak berperasaannya. Reflek menarik tangannya dari pinggang Renjun untuk mengelus telinganya. Renjun sendiri terbangun karena sentakan tiba-tiba di pinggangnya. "Sakit maaaa!" Protes Donghyuck.
"Liat sekarang jam berapa?" Tanya mama Lee kesal sebelum akhirnya melepas jeweran mautnya. Donghyuck yang langsung tersadar akibat jeweran itu lantas langsung melihat ke arah jam dinding dengan mata yang masih menyipit karena terangnya ruangan. Matanya seketika membola saat melihat di mana jarum jam itu berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nëophyte | Hyuckren
Fiksi PenggemarLee Donghyuck tidak tau kenapa hasil tesnya mengatakan bahwa identitasnya tidak dapat terdefinisi. Ia bukan alpha, ia juga bukan beta, dan ia juga bukan omega. Lalu ia dipertemukan dengan si Huang Renjun yang tengah bersedih karena hasil tesnya adal...