Chapter 19

3.2K 273 32
                                    

Hell, yah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hell, yah. Ingatkan Renjun untuk menyingkirkan Sungchan nanti, karena ia sudah sangat lelah saat ini! Sejak kemarin para tentara dalam acara MC ini benar-benar tidak memberikan istirahat. Ditambah lagi sepertinya beberapa kakak kelas mau membalaskan dendam pada adik kelasnya karena dulu juga mereka mengikuti kegiatan MC seperti ini. Tubuh Renjun yang biasanya hanya mengenal belajar, rebahan, nonton moomin atau spongebob, dan hal-hal yang tidak memakai otot itu pastilah langsung melemah. Sejak kemarin Renjun tidak ada hentinya merutuki semua orang yang ada di sana. Belum lagi semalam tendanya roboh karena tiang tendanya tidak sengaja ditendang Sunwoo dalam tidurnya. Malam yang seharusnya dipakai untuk mengistirahatkan diri dari hari yang penat dan mempersiapkan diri untuk hari esok yang lebih penat lagi akhirnya pupus. Malam itu untuk beberapa saat mereka pakai untuk memperbaiki tenda karena demi rambut cepak Yangyang saat SD dulu, tiang tendanya itu sangat sulit dipasang kembali.

Dan naasnya, saat tenda sudah terpasang dan Renjun sudah kembali terlelap, angin topan mini (iya, seriusan angin topan) melewati kawasan tenda membuat beberapa tenda roboh, termasuk tenda Renjun yang memang dari sananya sudah melemah karena DITENDANG Sunwoo. Omong-omong angin topan, malam itu Renjun sudah menyumpah serapahi semua orang karena KENAPA TIDAK ADA YANG MEMBERITAHU WILAYAH CAMPING MEREKA MEMANG RAWAN ANGIN TOPAN??? Bagaimana bisa para tentara ini hidup berdampingan dengan angin topan? Semalaman itu setelah semuanya bergotong royong memperbaiki tenda Renjun memikirkan hal konyol itu untuk waktu yang lama, kemudian terlelap. Hanya dalam waktu kurang lebih satu jam, alarm sudah dibunyikan pagi buta itu. Dan di sini lah Renjun sekarang bersama dengan yang lainnya berlari berkeliling lintasan oval itu sebanyak 10 kali.

Renjun sudah mau berhenti berlari saat salah satu kakak kelas menghardiknya, menitahnya kembali berlari. Renjun mendengus marah, ingin melempar kakak kelas yang tidak ia tau namanya itu dengan sepatunya. Ide jeleknya itu buyar saat lengannya disenggol pelan oleh seseorang.

"Udah berapa kali?" tanyanya.

"Udah 5." jawab Renjun terengah. Lawan bicaranya terkekeh pelan.

"Itu masih 5." katanya menekankan kata 'masih'. Renjun cemberut.

"Lo berapa?"

"8."

Renjun menganga. "Serius?? Padahal Hyuck baru sembuh cedera! Kuat banget." komentarnya.

Sudut bibir Donghyuck terangkat, merasa senang dipuji si manis.

"Hei, hei! Jangan ngobrol!" hardik kakak kelas itu lagi.

Wajah Renjun sudah sangat masam. Ia kemudian mengangkat jarinya ke arah kakak kelas itu, ingin memberikan middle finger. Donghyuck yang mengetahui tujuan Renjun langsung menggenggam jemari Renjun.

"Jangan." gumam Donghyuck. Ia kemudian mengajak Renjun berlari lebih cepat dengan tangan yang masih saling menggenggam. Renjun menutup mulutnya dengan tangannya yang bebas. Wajahnya tersipu malu dan ia terus menatapi genggaman tangannya dengan Donghyuck. 

Nëophyte | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang