Hari sudah menjelang siang, tetapi wanita itu masih bergelut dalam selimut, ia semakin mengeratkan selimutnya karena rasa dingin menusuk tulangnya. Ingin membuka mata, tetapi kepalanya terasa sakit juga berkunang.
Padahal, ini adalah waktunya bersekolah, tetapi ia hampir tak bisa beranjak sedikit pun dari ranjang. Badannya terasa sangat lemas, ia terserang demam akibat mandi terlalu lama kemarin. Lemah sekali badannya, bukan hanya badan, tetapi juga mentalnya pun tak kalah lemah.
Sementara di sekolah, Naraka tengah berjalan dengan aura angkuhnya, tak ada yang berani menyapa atau bahkan menatap Naraka. Ia menuju kelas seorang yang menjadi mainannya belakangan. Berani sekali ia tak menunjukkan batang hidung di hadapannya hari ini. Setelah diberi kebebasan pulang kemarin, cewek itu semakin melunjak ternyata. Naraka tak akan segan memberi Linka hukuman.
Brak!
Pintu terbuka. Hampir seluruh penghuni kelas terkejut, tetapi tak ada yang berani memarahi pelaku. Naraka berjalan menghampiri Grizella dan Olivia yang tengah bercengkerama.
"Di mana Linka?"
"Mau apa lo, hah?!" balas Grizella dengan emosi. Setiap melihat wajah Naraka, mudah sekali amarahnya tersulut, ditambah ketika ia teringat tindakan gila Naraka pada sahabatnya.
"Gue gak ada urusan sama lo, yang gue tanya saat ini, di mana Linka?"
Olivia menahan bahu Grizella. Ia menggeleng, menahan sahabatnya agar tak kembali menjawab dengan emosi. Jangan sampai mereka ikut jadi bulan-bulanan Naraka, nanti siapa yang akan menjadi tempat beradu Linka?
"Linka gak berangkat, udah puas, kan? Sekarang silakan lo pergi. Gue mohon, jangan sakiti Linka lagi," balas Olivia. Ia sama malasnya dengan Grizella saat berhadapan dengan Naraka.
"Ajari temen lo ini cara bicara sama gue," ucap Naraka menunjuk Grizella, lalu pergi meninggalkan kelas.
"Kok, lo kasih tahu, sih?"
"Lo mau kelas kita ancur? Naraka gak akan berhenti sebelum tahu di mana Linka," balas Olivia. Ia tahu Grizella juga tak mau Linka bertemu Naraka, tetapi hal itu tak baik untuk keadaan kelasnya. Naraka bisa dengan mudah menghancurkan seisi kelas dalam sekali jentik.
"Semoga Linka baik-baik saja," batin keduanya.
***
Naraka tiba di kantin, ia memerlukan minuman dingin untuk mengalihkan emosinya pada Linka.
"Dari mana lo?" ucap Bryan, menghampiri Naraka yang sedang membeli minuman dingin.
"Kelas."
"Gue tadi dari kelas, tapi gak lihat lo."
"Kelas Linka."
Bryan menatap Naraka tak paham, untuk apa cowok itu mencari Linka? Bukankah Linka hanya sebatas mainan? Untuk apa Naraka sampai bersusah payah menemui Linka di kelasnya?
"Jangan bilang ...." Bryan mengenyahkan pikirannya yang kembali melayang tentang unggahan Instagram Naraka.
"Seperti yang lo pikirin." Naraka membalas dengan ringan, mengabaikan ekspresi Bryan yang terlihat mengeruh.
"Lo gila. Anak orang jangan lo mainin." Bryan menatap Naraka dengan tajam.
"Dia udah gak punya orang tua, gue gak lagi mainin anak siapa pun," balas Naraka dengan ringan tanpa dosa.
"Lo bakal nyesel pernah jahat sama Linka," ucap Bryan seraya berlalu meninggalkan Naraka. Cukup sudah ia mendengar fakta gila Naraka, cowok itu sudah tak punya secuil pun hati nurani.
"Lho, lo gak jadi makan, Ian?" tanya Elios yang berjalan dengan Jovan menuju kantin.
"Udah gak laper," balasnya lalu berlalu pergi dengan perasaan dongkol pada Naraka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Naraka's (Revisi)
Proză scurtăBagaimana jika Linka cewe lemah bertemu dengan Naraka manusia yang berhati iblis? 21+ mature content Jangan report cerita orang Minggir jika tak suka Plagiat minggir Start : 5 march 2022 End : 29 agustus 2022 #1 in oneshoot 29/5/2022 #1 in bad 2/6/2...