●∘◦⚛◦∘●
[10 December, Hokkaido, Jepang]
Ditengah hujan lebat Taksi yang bertujuan ke bandara bergerak dengan sangat lambat
"(Name) kita terlambat pesawat mu pasti sudah take off" Ayane menghela nafas sambil melihat jam tangannya "Aku tidak menyangka akan turun hujan dan terjadi kemacetan" Lanjutnya
"Tidak apa-apa aku akan membeli tiketnya lagi"
"Kau... Terlihat sangat tenang" Ucap Ayane
"Kau ingin aku merasa gugup?"
Ayane menghela nafasnya melipat tangannya dan menyilangkan kakinya sebelum mengalihkan pandangannya ke luar jendela
"Saat kau datang kondisimu terlihat sangat buruk.
Terus kau datang menemui ku tanpa memberitahu Ran " Ucapnya"Apa kau ada masalah dengannya?
Kau baik baik saja kan?" Tanya Ayane melihat wajah (Name) dari pantulan kaca(Name) tersenyum mendengar rentetan pertanyaan Ayane
"Tidak ada masalah hanya saja...
Aku lelah" gumam nyaAkhirnya taksi itu sampai di bandara
(Name) langsung membeli tiket penerbangan selanjutnya dengan waktu terdekat'Aku lelah'
Gumaman (Name) terngiang-ngiang dikepala Ayane
[ Ayane POV ]
Sekitar dua tahun yang lalu saat kembali dari Amerika aku memenuhi permintaan ayahku untuk bekerja di rumah sakitnya di Hokkaido
Pertama kalinya dalam hidupku aku menyesali keputusan ku.
Dihari pertama aku datang bekerja diluar ruangan ku dipenuhi dengan pria berjas hitam dengan earpiece ditelinga mereka yang aku yakini adalah bodyguard
Tentu saja aku terkejut
'Apa yang terjadi?
kenapa mereka berjejer di sepanjang lorong ruanganku?' itu pikirkuSaat masuk kedalam ruanganku aku melihat seorang pria bersurai dwiwarna duduk dengan elegan mata amethyst nya yang tajam menatapku langsung membuat ku bergidik ngeri
Berbeda dari penampilannya yang dingin ketika menyadari kehadiran ku dia langsung tersenyum dan memperkenalkan dirinya
'Haitani Ran' namanyaKarena gugup dengan bodohnya aku bertanya apa maksud kedatangannya menemuiku
Dia terkekeh
Aku mengumpat dalam hati karena dihari pertama bekerja aku mempermalukan diriku sendiriRan menginginkanku sebagai psikiater pribadi untuk seseorang yang dikenalnya
Aku menatapnya datar
Psikiater pribadi? Yang benar saja
memang seberapa kaya dirinya ingin memakai seluruh jam kerjaku hanya untuk merawat satu pasienSampai aku melihat tato dileher bagian depannya
Aku membelalakkan mataku
Ran menyadari aku menatap tatonya menyeringaiBonten. Kriminal yang menjadi topik obrolan panas di Tokyo saat ini dan salah satu eksekutif nya sekarang ada dihapanku
Sekali lagi aku tekankan 'Aku menyesal bekerja di rumah sakit ayahku'
"Jadi bagaimana?" Tanya Ran "Maa~ Kalau kau tidak menerimanya aku hanya perlu membakar rumah sakit ini" Lanjutnya
Aku mendengus "Kau sudah mengancam ku memangnya aku mempunyai pilihan lain!" Ingin sekali aku meneriakinya seperti itu
Untuk sesi pertama aku mendatangi tempat tinggal pasienku yang berada di Shibuya
Sebelum bertemu dengannya Ran memberiku peringatan'Jangan membuatnya merasa tidak nyaman atau aku akan membunuhmu'
Aku menghela nafasku bagaimana dia bisa berbicara tentang pembunuhan dengan mudah? Aku rasa dia yang harus diobati
Mengetahui pasien ku memiliki relasi dengan kriminal aku berwas was akan seperti apa kepribadiannya aku hanya bisa berdoa agar pasien ku bukan seorang psychopath yang haus darah
Saat Ran membuka pintu kamar aku seperti terhipnotis walau hanya berdiam diri dengan sebuah buku ditangannya dia terlihat cantik terdapat aura menenangkan disekelilingnya sangat bertentangan dengan Ran
Tidak sampai disitu keterkejutan ku berlanjut saat melihat interaksi Ran dengan wanita itu
Ketika Ran mulai berbicara aku merasakan aura mencekam yang mengelilingi Ran seketika menghilangPerilaku manisnya kepada wanita itu sampai membuatku bertanya tanya apa dia benar Haitani Ran orang yang mengancam ku
Wanita itu adalah Shimizu (Name), pasienku.
(Name) wanita yang pendiam dia tidak banyak bicara saat pertama kali bertemu denganku bahkan aku berfikir dia baik baik saja dan tidak membutuhkan bantuan ku untuk menyembuhkannya
Dipertemuan kedua untuk pertama kali (Name) membuka mulutnya untuk berbicara padaku Hal pertama yang keluar dari mulutnya adalah sebuah pertanyaan
"Apa Ran mengancam mu?"Dengan senyuman aku menjawabnya
"Tidak. Dia tidak mengancam ku"Aku mendapat respon yang tak terduga atas jawaban ku (Name) tertawa terbahak-bahak sambil menghapus air mata di sudut matanya
"Jangan berbohong ketika berbicara kepadaku kalau kau tidak ingin Ran membunuhmu" Ucap (Name) menatapku dengan dingin
Dipertemuan kedua ku dengannya (Name) menunjukkan sifat aslinya
Aku merinding saat mendengar nada suara dan tatapan matanya yang dingin tidak ada lagi aura positif disekelilingnyaDipertemuan keempat (Name) sedikit lebih terbuka kepadaku dia mulai menceritakan kesehariannya yang aku simpulkan (Name) lebih sering menghabiskan waktu dirumahnya ataupun di apartemen milik Ran.
Pada pertemuan kedelapan aku mulai melihat kejanggalan tingkah laku (Name) terlihat berbeda dan sangat mencolok dimataku
Sampai pada akhirnya aku mengetahui alasan Ran memperkerjakan ku (Name) mengalami gangguan kecemasan karena traumanya.
[ Ayane POV END ]
"Ay─"
"Aya─"
"Ayane!"
"Huh? Kenapa?" Tanya Ayane
"Kau yang kenapa?! Aku memanggilmu dari tadi. Aku harus pergi sekarang" Ucap (Name)
Ayane menarik (Name) dalam pelukannya
"(Name) kau tau aku selalu bersama mu kan?
Jangan melakukan hal hal yang aneh dan minum obat mu secara teratur Oke?""Kalau kau ingin melarikan diri keluar negeri tetapi kau takut sendirian aku akan pergi bersama mu"
(Name) melebarkan matanya tertegun mendengar ucapan Ayane
"Terimakasih Ayane tapi aku tidak ingin mengambil resiko.
Aku tak ingin kau dibunuh oleh tangan kotornya"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝔑𝔦𝔤𝔥𝔱𝔪𝔞𝔯𝔢
Fanfiction⚠️ ❧ 21+ ❧ Bonten Arc. This FF doesn't follow the plot in Tokyo revengers ❧ Slightly inspired by Manhwa/Novel ❧ This fanfic contains mature content such as Violence, Self-Harm, Drugs, Rape, Psychological abuse (?), Toxic relationships, and Suicidal...