Keesokan harinya.....(Name) membuka matanya mencoba mengingat apa yang terjadi kemarin malam
Tetapi sia sia...
Ia tidak mengingat apapun selain pembicaraan nya dengan N/N diperjalanan pulang(Name) meregangkan badannya berusaha mengumpulkan nyawanya
Namun ritual nya itu terganggu ketika ponsel di samping tempat tidurnya terus-menerus berdering
Saat (Name) menjawab suara pria langsung tertangkap dipendengarannya
"(Name) kau sudah bangun?"
"Mm..."
"Sudah minum obatmu?"
"Aku baru bangun Ran"
"Ohh. Makan dan jangan lupa minum obatmu"
"Mmn. Kau di mana sekarang?"
"Aku? Masih membereskan pekerjaanku
Kenapa? Sudah merindukanku?" Tanya Ran dengan nada menggodanya"Hmm... aku merindukanmu" (Name) berseru tanpa menyadari apa yang dia katakan
". . . . . . "
"Ran?...."
Tidak mendengar jawaban (Name) melihat ke layar ponselnya untuk melihat apa masih terhubung atau tidak
"Kau masih hidup?"
Ran berdeham, "Tentu saja.
Aku akan segera kembali setelah pekerjaanku selesai.""Ah. (Name) maaf Aku harus pergi sekarang, jangan lupa minum obatmu!!"
Tuttt....
Setelah mengatakan itu Ran mengakhiri panggilan teleponnya terlihat semburat merah diwajahnya
"Hah.... Kenapa mudah sekali dia berkata seperti itu"
Saat Indra penciuman nya kembali mencium bau darah Ran mendecakkan lidahnya kesal
"Karena kau aku jadi tidak bisa menghabiskan waktuku dengan (Name)" Ucapnya sambil melihat ke bawah di mana kakinya menginjak musuh Bonten yang sudah mati
KAMU SEDANG MEMBACA
𝔑𝔦𝔤𝔥𝔱𝔪𝔞𝔯𝔢
Fanfiction⚠️ ❧ 21+ ❧ Bonten Arc. This FF doesn't follow the plot in Tokyo revengers ❧ Slightly inspired by Manhwa/Novel ❧ This fanfic contains mature content such as Violence, Self-Harm, Drugs, Rape, Psychological abuse (?), Toxic relationships, and Suicidal...