3. A Day In My Life|| special

5.1K 311 3
                                    

Hai, semua. Ketemu lagi sama aku, Davina. Di channel Davi Na!" seru Davina dengan ceria.

Rasya yang berada di balik kamera hanya mampu mengulum senyumnya. Setelah ia menyetujui permintaan Davina. Istrinya itu begitu semangat menantikan waktu yang tepat untuk shooting.

"Jadi, sekarang itu jam 11 malam," Davina berujar sembari menunjukkan layar ponselnya yang tertera jam di sama. Dengan jahil Davina menutupi muka Rasya yang menjadi wallpaper hpnya.

"Eits! Kepo ya sama wajah suamiku!" Davina melirik singkat suaminya yang sedang menggeleng geli di atas ranjang.

"Tenang aja, di video ini kalian bakal liat wajah suami aku, pasti penasaran kan?! Makanya like dulu video ini, dan share ke temen kalian semua. Dan buat kalian yang masih belum subscriber channel ini, cepet subscribe sekarang!"

"Nah, ini kan udah jam 11 malam. Kita mau tidur dulu. " Davina berjalan mendekati ranjang.

"Aduh!" pekik Davina tiba-tiba karena kakinya tersandung selimut.

Rasya tidak bisa menahan tawanya. Ia sedikit bergeser untuk menuntun istrinya duduk dengan aman.

Davina mencebik, "guys, aku kesandung," adunya di depan kamera.

Kemudian, kamera itu ia geser sehingga bisa menyoroti wajah suaminya juga. "Terus ini orang malah ketawa!" dumel Davina.

Rasya yang tadinya sudah bisa menguasai diri akhirnya kembali tertawa. Melihat kekonyolan istrinya tadi yang tersandung selimut itu sangat menggemaskan baginya.

"Mas, Ih!" seru Davina.

"Iya, iya. Maaf." Rasya kini hanya tersenyum lembut. Menatap istrinya yang cemberut. Lengan Rasya menyusup di balik badan Davina dan merengkuh pinggang Davina.

Teringat jika kameranya masih menyala, Davina pun kembali senyum. "Jadi, ini penampakan suami aku, Mas Rasya! Gimana? Ganteng kan? Jangan pada ganjen ya, Nana! Ini cuma punya aku! Kalian liat dari video ini aja,"

Davina beralih menatap suaminya. "Ayo, Mas. Nana pada di sapa dulu!"

Rasya mengerjapkan matanya dua kali sebelum akhirnya menatap kamera yang dipegang Davina. "Hai, Nana."

"Duh, guys. Maaf ya, ini orang emang agak lempeng." Rasya pasrah, ia tidak menyahut dan hanya mengusap surai Davina singkat.

"Oke, guys. Karena udah malem. Rencana kita mau tidur. Terus karena besok hari Sabtu, suami aku ini libur kerja kita mau bangun agak siangan, hehe." Davina terkekeh di ujung kalimatnya. Davina sungguh percaya diri di depan kamera.

"Canda, guys. Besok kita rencananya mau belanja bulanan sama beli sayur ya, kan, Mas?" Rasya mengangguk.

"Setelah itu kita mau masak bareng. Kalian belum tau kan kalo Mas Rasya sebenarnya juga bisa masak, ya walau cuma yang sederhana."

"Setelah itu kalo siang kita biasanya cuma di rumah aja, nonton, beberes, atau apa. Malemnya nanti kita jalan yuk, Mas. Mumpung besok malem Minggu."

Rasya mengangguk menyetujui. Davina kurang puas. Ia menatap suaminya lekat-lekat. "Suaranya mana?"

"Iyaa,"

"Sayangnya mana?"

"Iya, Sayang!"

"Oke sip," Davina kembali beralih ke kamera. "Sebenarnya Mas Rasya tuh orangnya juga rada random kaya aku, cuma karena dia belum terbiasa kamera jadi kalem deh."

Davina mengajak suaminya untuk mulai berbaring. Tanpa memperdulikan kamera yang masih menyala, Rasya langsung memeluk Davina karena itu adalah kebiasaannya sejak ia menikahi perempuan itu.

WANGSA [selesai | terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang