6. Hal-hal yang Terlewatkan

3.8K 255 3
                                    

Kak, kalo malem skincare nya apa aja?

Davina membaca salah satu komentar di live nya.

"Di YouTube udah ada ya, cek aja di chanel aku."

Davina bersandar dengan nyaman di sofa. Ponselnya ia letakkan di meja. Sementara tangannya memeluk kaki suaminya yang duduk di atas sofa.

Kaki siapa itu?

"Kaki suami aku dong!"

Suami lo yang mana sih?

"Yang ini," Davina menepuk betis suaminya sambil tertawa geli.

Spill muka suaminya dong!

"Lah, dipikir suami gue produk skincare. Besok nonton vlog aku ya, doi bakal muncul."

Suaminya pasti ganteng banget!

"Pasti!" seru Davina.

Rasya yang mengamati pakaian Davina yang hanya memakai tank top biru pun memilih beranjak dari duduknya.

"Mau kemana?" Tanya Davina. Ia harus melepas kaki suaminya yang sudah nyaman untuk menjadi bantal.

"Kamar, bentar."

Tak lama kemudian, Rasya kembali dengan outer rajut warna baby blue milik Davina. Bertahun-tahun mengenal Davina, membuat Rasya hafal jika perempuan itu harus memakai pakaian yang cocok dan warnanya tidak bertabrakan.

"Pakai ini!" Titah Rasya.

"Buat apa?" tanya Davina.

"Pakai atau matiin live-nya?" Davina yang mulai paham pun akhirnya menuruti perintah Rasya.

Kasian suaminya.

Jadi perempuan ya harus gitu!

Tahu malu dong!

Suaminya udah bener, lo kok gitu?

Mas suami, sama saya aja yuk, saya tertutup kok.

Kembaran suaminya nemu dimana ya kira kira?

Davina mengabaikan komentar yang bermunculan, ia lebih memilih memeluk kaki suaminya lagi dan bersandar di sana. Davina bukan orang amatir lagi di dunia seperti itu. Davina sudah biasa dengan segala komentar tentang dirinya.

Davina sadar, dia tidak bisa mengendalikan semua komentar yang datang kepadanya. Yang Davina tau, dia hanya perlu terus berusaha yang terbaik dan tentunya menghasilkan uang.

"Yahh.." Raisa mendesah kecewa. Sorot mata sendunya terus menatap layar hp ditangannya.

Selesai makan bersama tadi, seluruh tim Davina langsung pulang, kecuali Raisa. Raisa beralasan masih ingin numpang WI-FI di sana sehingga sekarang Raisa tengah berguling di atas karpet dengan memeluk bantal sofa.

"Kak, masa Saka tanya sama gue, bunga apa yang cocok buat Tira."

Davina buru-buru membisukan live-nya dan menatap kaget ke arah Raisa yang kini tengah menggigiti bantal sofa di dekapannya.

"Sumpah?!"

"iyaa, aaa... bete! Gue yang suka duluan malah Saka suka sama pegawai pindahan di kantornya."

"Capek suka sama orang. Mau sama Jaemin aja." Bibir Raisa melengkung ke bawah, meratapi nasib percintaannya yang harus kandas setelah menyukai kakak tingkatnya semasa kuliah dulu.

Saka merupakan kakak tingkat Raisa. Mereka pernah satu kelas dalam satu semester karena Saka tidak tuntas di semester sebelumnya. Bukan karena bodoh atau malas, dulu Saka selama satu semester itu sedang keteteran karena ia aktif berorganisasi sehingga ia tidak bisa menyesuaikan diri. Namun, hal inilah yang membuat Raisa jatuh hati setelah satu semester bersama Saka.

WANGSA [selesai | terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang