"Kevin?" Sera mengenali pria itu, tidak ada yang berubah darinya meskipun sudah satu tahun berlalu bagi mereka.
Saat ini sedang jam istirahat, dan Sera hanya berkenala seorang diri, tanpa teman ataupun kenalan.
Tidak terduganya, ia malah bertemu dengan Kevin. Meskipun berjarak beberapa meter, Sera diam-diam mengamati pergerakan Kevin.
Senyum simpul terbit di bibirnya.
Namun, seketika sirna saat melihat seorang gadis berlari ke arah Kevin, memeluk pria itu lalu geledotan manja.
"Menyebalkan," gumam Sera tanpa sadar.
Ekor mata Sera bergerak mengikuti Kevin yang tiba-tiba ditarik oleh seorang gadis menuju ruangan yang tidak jauh dari sana.
Sera mengikuti.
Mereka masuk ke sebuah ruangan yang dihiasi banyak cermin besar, sementara Sera mengendap agar tidak ketahuan.
"Ini ruang anak cheerleader, aman!" kata gadis itu pada Kevin.
Kevin mengangguk, lalu melabuhkan ciumannya pada bibir gadis ber-tag nama Chika itu.
Sera mengintip dari balik pilar besar.
"Ternyata, dia udah punya cewek!"
Suara-suara ciuman mereka bergema di dalam ruangan. Mata Sera tidak berkedip saat melihat Kevin mengangkat Chika ke salah satu meja.
"Gue nggak mau ngelihat lebih jauh lagi," kata Sera pelan sambil menggelengkan kepalanya.
Sebelum tertangkap basah, ia harus keluar dari ruang latihan. Namun, takdir baik tidak berpihak pada Sera.
"Aww!" ia memekik kesakitan karena tersandung kabel salon besar. Tangan Sera dengan cepat menutup rapat mulutnya, bangkit dan berlari keluar dari ruangan.
Ciuman Kevin terhenti, ia menoleh ke belakang.
"Ada mata-mata," kata Chika khawatir.
"Siapapun orang itu, harus diberi pelajaran. Lo tunggu di sini, Chik. Biar, gue aja yang ngejar dia."
Kevin segera beranjak meninggalkan ruangan, ia mempercepat larinya untuk menyusul gadis penguntit itu.
Sadar dikejar, gadis itu nampak lari sekuat tenaga. Bahkan dengan pintarnya, ia berbelok dan masuk ke dalam toilet wanita.
Mengabaikan gendernya, Kevin berhasil menangkal mangsanya. Tepat, saat kondisi toilet juga sedang kosong.
"Lo ngapain di sana?!" tanya Kevin dengan nada marah.
Gadis itu memegangi dadanya, lalu mendongak. Belum sempat ia menjawab Kevin langsung menarik paksa dirinya masuk ke dalam salah satu bilik toilet, lalu menguncinya dengan rapat.
"Kamu apa-apaan?!"
"Shhtttt!" kata Kevin mengingatkan.
Benar, seperti dugaan Kevin. Suara ricuh para siswi terdengar dengan berbagai macam bahan obrolan mereka.
Sementara, Kevin dan Sera terjebak bersamaan dalam bilik toilet yang sempit. Sera menatap pergelangan tangannya yang masih dicengkram begitu kuat oleh Kevin.
Napas Sera terdengar tidak beraturan, begitupun dengan Kevin. Bagimana tidak? Mereka habis lari kejar-kejaran. Tentu saja, melelahkan.
Seusai kepegian mereka, Kevin dan Sera keluar dari dalam bilik.
"Lo, lihat apa aja tadi di sana?" tanya Kevin serius.
"Aku nggak lihat apa-apa," jawab Sera sengaja berbohong.
"Terus, kenapa lo kabur, hah?"
"Aku kabur karena---"
Otak Sera mendadak buntu, ia kehilangan kata-kata untuk menjawabnya.
"Gelagat lo emang mencurigakan! Sini hape lo, mau gue periksa ... pasti lo tadi ngefoto gue dan Chika diam-diam, kan?"
"Nggak ada, aku nggak ngelakuin itu!"
"Yaudah simpel, sini hape lo, buktiin!!"
Sera meneguk salivanya. Tidak bisa, tidak boleh. Kevin tidak boleh melihat galeri ponselnya, sebab Sera masih menyimpan banyak foto-foto normal dirinya, baik saat ia di Amerika atau beberapa selfie gabutmya.
Jika, hal itu terjadi. Maka, Kevin akan mengenalinya. Sera menggeleng, ia tidak ingin dianggap pembohonv oleh Kevin.
Sera yang Kevin kenal adalah orang lain.
"Nggak ada," jawab Sera cepat.
"Ini apa?" tanya Kevin merogoh saku rok Sera.
Mata Sera terpejam sesaat. Ia menemukan siasat baru.
"Oke-oke," kata Sera mengalah. Meski pura-pura.
Ia mengambil ponselnya, lalu buru-buru memasukan benda itu kedalam seragam yang ia kenakan.
"LO!" kesal Kevin merasa dipermainkan. Ia tidak bisa merampas ponsel itu sekarang.
Kevin menatap sekitar, situasi masih aman. Ia masih punya cukup peluang.
Punggung Sera membentur wastafel. Ia bertumpu pada meja keramik, saat Kevin memojokannya.
Tanpa diduga-duga, tangan Kevin memaksa masuk ke dalam seragam Kevin untuk mendapatkan ponsel milik Sera.
"Jangan, aku nggak mau! Aku bilang, aku nggak ngambil foto apapun."
"Biar bukti yang bicara!"
"Nggak!!"
Sera menahan ponselnya dari luar seragam, saat tangan Kevin berhasil meraih benda itu.
"Jangan, please!" rengek Sera mau tidak mau. Jangan sampai penyamarannya terbuka.
Namun, malah pintu toilet yang terbuka.
"TINDAKAN TIDAK SENONOH APA INI?!"
Baik Sera ataupun Kevin segera menoleh ke arah sumber suara.
"Bu Farah?" kata Kevin tanpa sadar.
Ia bergegas menarik tangannya kembali keluar dari dalam seragam milik Sera.
"KALIAN BERDUA, IKUT SAYA!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Sera & Bad Boy
Teen Fiction(Dewasa 18+) Sera tidak ingin penyamarannya terbuka, bahwa ia adalah seorang Queen berwajah Nerd. Sementara Kevin adalah ciuman pertamanya, sekaligus pria asing yang telah bersama dengannya malam itu. 17 tahun, sialan! Sera kehilangan keperawananny...