13. Intersting

326 7 24
                                    

Sepuluh komen dulu, baru next ke part 14. Sekian.

***

Kevin sudah empat kali berkeliling lapangan, sementara gadis cupu yang barusaja ia salip sepertinya baru melakukan dua putaran.

Sangsi dari kejadian yang melibatkan di toilet yang melibatkan Kevin dan Sera, mengharuskan mereka berdua untuk lari keliling lapangan sebanyak tujuh kali.

Berkat Kevin yang notabene-nya masih menjadi anak emas di sekolah, ia menjelaskan pada Bu Farah bahwa terjadi kesalahpahaman.

Sera yang menolak Kevin untuk memeriksa ponselnya, membuat mereka berakhir seperti ini.

Padahal tidak ada apa-apa di dalam sana, entahlah. Tapi, Kevin yakin bahwa Bu Farah tidak akan melewatkan setiap celah ketika memeriksa ponsel peserta didiknya.

Meskipun akan membahayakan jika benar Sera mengambil gambar dirinya bersama Chika. Tapi, tetap saja Kevin sudah menaruh curiga pada gadis cupu itu.

Ditambah aksinya, menutup-nutupi ponselnya seolah di dalam sana terdapat rahasia besar.

Tidak terasa, Kevin sudah lari sebanyak tujuh putaran. Ia mengambil posisi duduk sambil selonjoran di pinggir lapangan.

Ekor mata Kevin bergerak mengikuti Sera yang sedang lari dengan wajah kelelahan.

***

Chika mengepalkan tangannya, dari lantai atas ia melihat pemandangan yang sangat ia benci.

"Dari awal gue dah punya firasat buruk sama tuh cewek cupu!" kata Chika marah.

Gadis di samping Chika yang bernama Indy mengiyakan.

"Apa dia berusaha menggoda Kevin?"

"Berani banget cewek cupu kek dia, ngegoda cowok gue!"

"Dia masukin ponselnya ke dalam bajunya, kali aja ... motif dia biar diraba sama si Kevin. Who knows?"

Chika menoleh ke arah Indy, setuju dengan apa yang dikatakan sahabatnya itu.

"Gue nggak bisa begini! Gue harus nyamperin dia dan beri tuh anak pelajaran!"

"Chik, jangan sekarang!" tegur Indy mengingatkan. "Lo lupa kalau kita lagi ulangan Pak Burhan, tadi kita jua keluar izin buat cuci muka aja."

Chika menghela napas berat. "Sialan!!"

***

Sera selesai berlari, ia mengambil tempat duduk agak jauh dari Kevin. Dengan kaki lurus ke depan, Sera duduk tenang sembari mengatur pernapasannya agar stabil.

Kevin melirik Sera, gadis itu terlihat tenang dan menunduk sambil mengipasi wajahnya dengan tangan kiri, sementara tangan kanan nampak memijat kedua kakinya.

"Lemah," gumam Kevin pelan.

Gadis itu mengambil jeda, ia kemudian merapikan rambutnya lalu menyisihkan seluruh rambutnya ke sisi kiri bahunya.

Kevin yang duduk di sebelah kanan Sera melihat jelas leher jenjang dan bersih milik Sera terekpos. Membuat Kevin ingin melabuhkan kiss marknya di sana.

"Sialan! Apa yang gue bayangin!"

Senyum Kevin terbit saat melihat tuga sahabatnya tengah menuju kemari.

"Nih," kata Farhan menyodorkan minuman pada Kevin. Tidak lama, ia beranjak pada Sera teman lamanya.

"Nih!" Farhan menyerahkan minuman lain pada Sera.

"Makasih Jovan, aku pergi dulu." Menerima minuman dari Farhan, Sera memilih bangkit dan pergi.

"Duduk aja dulu di sini, Ra. Gabung sama kita aja, si Rio beli banyak snack juga ..."

Sera menggeleng. Ia bertatapan dengan pemilik wajah yang menatapnya dengan hangat.

"Iya, lo di sini aja sama kita." Aiman buka suara, membuat ketiga temannya seketika kebingungan.

"Ogah gue," ucap Kevin lalu membuang muka.

Tanpa perlu mendengar Kevin berucap seperti itu pun, Sera sadar diri dan sudah ingin pergi.

Sera menepuk pundak Farhan. "Sekali lagi, makasih ya ...."

Baru beberapa langkah, Sera jatuh terduduk sambil mengaduh kesakitan.

Melihat hal itu, Farhan langsung berlari menyusul Sera. Tidak diguda-duga, Aiman ikut serta bahkan lebih dulu tiba dan mengecek kondisi kaki Sera.

Dalam diam dan keheningan, Aiman melepaskan kaus kaki Sera dan memeriksa pergelangan kaki gadis pendiam itu.

"Tadi lo lari kan, kayaknya kaki lo keseleo."

Mendengarkan Aiman berkata, membuat Sera diam kebingungan.

"Naik, gue gendong! Kita ke UKS sekarang!!"

Sera tidak mengerti, ia tambah heran saat Aiman menyodorkan punggung padanya.

Lagipula untuk apa?

Sera bukan lagi, anak kecil yang harus digendong karena masalah sesepele itu.

Tapi, Sera tidak bergeming saat Farhan memaksanya untuk naik dan menerima bantuan Aiman.

Dan pada akhirnya, Sera mengalungkan lengannya pada leher pria itu. Dalam posisi aneh itu, Sera dan Aiman menuju ruang UKS.

***

Kevin, Rio dan Farhan berpindah ke kantin. Snack yang dibelikan Rio tidak cukup untuk menganjal perut lapar Kevin setelah lari.

"Aiman belum balik-balik, kenapa tuh anak?" tanya Kevin penasaran.

"Sudah gue whatsapp, gue bilangin kita ngumpul di kantin." Farhan menjawab.

"Dari gerak gerik Aiman, tuh anak keknya naksir deh sama siapa itu namanya, si cupu itu?"

"Namanya Sera," kata Farhan memberitahukan Rio.

"Nah, keknya ada something antara Aiman dan Sera deh!" tutur Rio lagi bak detektif.

"Masa selera Aiman serendah itu?" tanya Kevin meremehkan.

"Tapi, sejauh gue kenal Aiman. Baru kali ini Aiman se care itu sama cewek!"

Farhan mengangguk setuju dengan kata-kata Rio. "Gue dukung deh, kalau Aiman sama Sera. Mereka berdua orang baik ...."

"Orang baik apa? Ngintipin gue sama Chika ciuman!"

"Lo juga ngapain ciuman di sekolah, kayak nggak ada tempat lain aja!" cerca Rio ikut kesal.

Kevin membuang muka, ia tahu. Lagipula, itu salahnya.

"Omong-omong nih, Vin. Lo berhasil nggak ngeraba boobsnya Sera? Kali aja, kan! Sekalian, hehe."

"Gila lo!" Kevin memukul jidat Rio dengan sendoknya. "Cepat banget ya, gosip menyebar."

"Kalau menyangkut Kevin, pasti orang-orang gercep dan kepo, makanya cepat booming!" kata Farhan menimpali.

Kevin tidak fokus dengan ucapan Farhan. Ia bahkan tidak sadar bahwa Rio dan Farhan sedang berbincang berdua tanpa dirinya.

"Boobs?" batin Kevin dalam hati.

"Apa gue ngerabanya?"

Kevin menatap pergelangan tangannya.

"Kenapa rasanya familiar ya, kayak dejavu?"

"KEVIN!!" teriak Farhan dan Rio bersamaan.

Kevin tersentak kaget, ia menatap dua sahabatnya bingung.

"Mikirin apa lo?" tanya Farhan cepat.

"Susu," jawab Kevin spontan. "Ehh ituu, maksud gue ... gue mau minum susu, mie ayamnya pedas banget."

"Oh itu, pantes aja lo kelihatan keringetan banget." Rio bangkit dari kursinya. " Gue pesanin, soalnya sekalian mau nambah es," tambah Rio.

"Okay, thanks."

Dari kejauhan Kevin bisa melihat Aiman menuju ke arah mereka bertiga.

Queen Sera & Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang