Biasanya Minggu begini ketiga Kim bersaudara itu bakal di ajak rekreasi sama mama papa. Tapi berhubung kedua orang tua mereka sedang ada di belahan bumi lain, mau gak mau para bocil itu diem di rumah. Harapannya sih. Walaupun pada kenyataannya, ada aja yang kabur.
Hwiyoung diem-diem menutup pagar besi pelan, takut kedengaran. Jangan sampe Sunwoo tau dia keluar, bisa-bisa anak itu ngintil kemanapun Hwiyoung pergi.
Baiklah aman. Hwiyoung menghela napas lega. Tadi adik rusuhnya itu sibuk dengan dot susu sambil menonton tayangan kartun anak-anak ditemani Bobby yang asyik main PSP. Jadi gak ada yang sadar Hwiyoung pergi dari rumah.
"Huhh lega. Sekarang tinggal ke markas." Ucapnya bergegas pergi.
Sinar matahari terik membakar bumi. Hwiyoung berjalan lurus menuju taman komplek sambil menutupi kepalanya dengan tangan. Percuma sih tetep aja panas. Anak itu udah sampai di taman dan tempat itulah yang disebutnya sebagai markas.
"Ucup! Ucup! Turun!" Panggil Hwiyoung dari bawah pohon.
Tak lama kemudian, pohon jambu air yang berada di pinggiran taman itu bergerak-gerak. Beberapa daunnya berjatuhan.
Brukkk
Seorang bocil laki-laki loncat turun dari pohon. Anak itu sibuk mengunyah jambu di tangan kanannya.
"Ujin mana?" Tanya Hwiyoung.
Hyeongseop aka Ucup menunjuk kebawah perosotan taman. Ada anak laki-laki yang juga seumuran dengan mereka lagi tiduran nyenyak berlapiskan pasir.
Hyeongseop dan Hwiyoung menghampiri Woojin aka Ujin, berusaha membangunkan teman mereka yang satu itu. Tapi Woojinnya kebo banget.
"Ujin ihh bangun! Katanya mau cari harta karun." Gerutu Hwiyoung sambil menarik-narik kaki Woojin.
"Jin, bangun! Kebo banget ihh, ini kalo kiamat pasti Ujin gak sadar." Ini yang ngomong si Ucup, asal ceplos pake bawa kiamat.
Dengan segala bentuk perjuangan membangunkan Woojin, dari dicolek, digelitikin, ditepuk-tepuk, ditampar, akhirnya Woojin bangun setelah mendengar Hwiyoung bilang 'batagor'.
"Ujin kalo gak mau bangun, gak traktir batagor nih." Ajaib Woojin langsung melek, seger banget malah. Bisa nyengir, padahal teman-temannya pada bete setengah mati.
"Giliran makanan aja cepat huuu." Seru Hyeongseop kesal.
"Kalo gak makan, gak hidup." Jawab Woojin menepuk-nepuk celananya yang penuh pasir. Sekarang mereka siap mencari harta karun.
"Sekarang kita mulai darimana? Kita gak punya peta kaya Dora." Tanya Hyeongseop.
"Tapi kita punya Boots." Lanjut Hyeongseop menunjuk Woojin yang langsung digeplak orangnya.
"Aku itu Diego tau." Ucapnya songong.
Hyeongseop menggeleng kuat, gak mau kalah. "Aku yang Diego, kamu Squidward aja."
"Aku yang Diego, kamu tuan Krab aja."
Malah tengkar dua bocil itu. Mana nyasar ke Spongebob lagi, kan harusnya Swiper bukan Squidward. Hwiyoung mah kalem aja, dia gak mau jadi Diego, dia maunya jadi Rudy Tabootie. Kan lebih hebat punya kapur ajaib daripada Diego.
"Udah! Udah! Sekarang ayo kita ke sekolah dulu." Ajak Hwiyoung menghentikan pertengkaran tidak bermutu Woojin dan Hyeongseop.
Ketiga sekawan itu kemudian berjalan beriringan menuju sekolah. Diantara mereka bertiga, Hwiyoung memang otaknya. Maksudnya yang mikir rencana kedepannya tuh kebanyakan Hwiyoung. Woojin bertindak sebagai kaki tangan. Dan Hyeongseop mulutnya, bagian ceplas-ceplos bikin kesel maksudnya. Tiga sekawan itu paling terkenal satu angkatan kelas 2. Paling pinter ngibul dan tentunya nakal. Tersangka yang nempelin permen karet ke rambut badai Miss Irene Minggu lalu, siapa lagi kalau bukan mereka bertiga. Kelewat berani, padahal Miss Irene kalo marah serem.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's One : The Beginning
Fanfiction[It's One ver 2] Tiga bersaudara dengan segala kelakuan ajaibnya Bobby si sulung yang santai sejak lahir, Hwiyoung si tengah yang kalem bohong-bohongan, dan Sunwoo si bungsu kebanyakan tingkah Daily life Kim Brothers jaman bocil yang penuh hal luar...