"Mama, gak masalah kamu nemenin suami kamu kemana-mana. Tapi pikirin anak-anak kamu yang masih kecil!"
"Mereka baik-baik aja, ma. Bobby bisa jaga adik-adiknya."
"Yeonhee! Apa susahnya meluangkan waktu untuk anak-anakmu?! Kalian berdua sudah kaya, masa depan terjamin, bahkan punya semuanya. Tapi anak-anak kalian gak butuh harta, mereka cuma butuh kedua orangtuanya."
"Ma, kita bahas ini lain kali. Aku sedang mempersiapkan perjalanan bisnis. Bulan depan aku janji akan menemui mama."
Panggilan telpon itu berakhir. Mama mengusap wajah lelah. Pembicaraannya dengan sang ibu selalu berakhir seperti ini.
Pandangan mama kemudian beralih pada tiga bocah kecil yang tertidur pulas di atas kasur. Bobby tidur di paling ujung sebelah kanan, Hwiyoung di sebelah kiri memeluk guling yang lebih besar darinya. Sementara Sunwoo di tengah-tengah, tidur melintang diantara kakak-kakaknya sambil memeluk bola.
Mama tersenyum, perasaan hangat menyusup dalam hatinya. Padahal baru sepuluh menit yang lalu ia bermain piano, memainkan lagu nina bobo tapi ketiganya sudah tertidur pulas.
... Tapi anak-anak kalian gak butuh harta, mereka cuma butuh kedua orangtuanya.
Mama menghela napas, menutup piano pelan. Lantas segera bergabung di kasur tempat anak-anaknya tidur.
"Maafin mama yaa sayang, mama harus pergi." Ucapnya bangkit, meraih koper yang telah siap di pojokan kamar.
Mama mencium kening masing-masing putranya lama. Membelai rambut ketiganya lembut. Dengan berat hati, akhirnya ia melangkah keluar seraya mematikan lampu.
🌠🌠🌠
Malam itu, ketiga anak-anak Kim lagi asyik main di ruang tamu. Sunwoo lagi anteng banget menyusun puzzle hasil minjem punya Jeno. Hwiyoung ikut ngerusuhin Sunwoo, bukannya ngebantuin dia malah ngerusakin puzzle yang udah disusun. Sementara Bobby gak mau ikut campur, dia sibuk dengan gitarnya, menggenjreng sesuka hati.
Itu adalah hari ketiga orang tua mereka pergi lagi untuk perjalanan bisnis. Bahkan kali ini lebih parah sih, mama dan papa tidak berpamitan sama sekali. Yang repot tentu saja Bobby dan Hwiyoung karena harus membujuk Sunwoo agar tidak terus mencari mama.
"Abang, kak Hwi nakal!!!" Adu Sunwoo marah, wajahnya menggelembung kesal karena diganggu.
"Kakak mau bantuin ihh, adek yang sok tau tapi salah." Sahut Hwiyoung menjulurkan lidahnya. Hwiyoung tuh suka liat Sunwoo marah, wajah gembulnya terlihat menggemaskan saat merajuk.
"Tapi kakak malah hambur-hambur! Ini punya teman adek, nanti hilang gimana?! Abang, kakak gangguin terus!!!" Bobby tetap bergeming, mengabaikan lengkingan suara Sunwoo yang mulai ada hawa-hawa mau menangis.
"ABANG!!!"
Nah pecah sudah. Hwiyoung tertawa lebar, merasa senang sudah menjahili adiknya. Tangisan menggelegar milik Sunwoo memenuhi seisi rumah. Mau gak mau Bobby bangkit, hadehh ada-ada aja kelakuan bocil.
Bobby lantas pura-pura menjewer telinga Hwiyoung dan berkata,"nih udah abang marahin kakaknya. Adek jangan nangis. Lanjut main ya, kak Hwi biarin aja jangan ditemenin."
Sunwoo masih sesenggukan, akhirnya mengangguk. Mengangkat papan puzzle-nya menjauh dari Hwiyoung. Satu masalah beres, pikir Bobby. Ia bisa lanjut genjreng gitar.
Namun, belum juga panas pantatnya duduk. Tiba-tiba...
BRAKKK
Ketiganya dikagetkan dengan suara bantingan pintu. Bobby bergegas ke depan, mengecek takut-takut ada yang mau maling. Bibi Ahn juga datang dari dapur, suara bantingan pintu itu terdengar sampai sana.
"Aku udah bilang kamu salah paham, Yeonhee!" Itu suara papa. Terdengar sangat keras dan penuh emosi. Bobby agak ragu untuk mendekati, sepertinya kedua orangtuanya sedang bertengkar.
"Salah paham kamu bilang?! Terus apa maksud kamu pesan kamar hotel bareng wanita itu, hah?! Meeting disana?! Atau selingkuh?!" Mama menjawab tak kalah keras.
"Abang..." Lirih Sunwoo menggenggam jemari Bobby takut. Hwiyoung pun sama, merapatkan diri di sebelah Bobby.
"Aku udah capek, Bin! Aku bahkan rela ninggalin anak-anak biar bisa bantuin pekerjaan kamu, tapi kamu malah dengan wanita itu. Aku bahkan selalu berusaha disamping kamu setiap saat, apakah itu kurang?!" Seru mama dengan linangan airmata.
Papa tertunduk, tak mampu menjawab. Ruang depan yang tadinya ribut, kini hening. Hanya deru napas emosi yang masih terdengar.
"Ayo kita pisah! Biar aku yang bawa Hwiyoung sama Sunwoo. Bobby aku percayakan sama kamu." Belum sempat papa mengelak, mama sudah lebih dulu melangkah pergi menghampiri ketiga anaknya yang berdiri dengan raut wajah ketakutan.
"Yeonhee, apa maksud kamu?! Kita gak akan pernah berpisah!"
Mama menepis pegangan tangan papa. Wanita berparas cantik itu berjongkok di depan ketiga anaknya.
"Abang, mama izin bawa adik-adik yaa. Abang bisa kan sama papa dulu?" Ucap mama memegang bahu Bobby.
Bobby bergeming, menatap mama kosong. Pikirannya masih terlalu bingung untuk memahami semua ini.
"Abang, temenin papa dulu ya. Mama bawa adik-adik sebentar aja kok, mama sayang abang." Setelah berkata seperti itu, mama meraih tangan Sunwoo yang memegang erat jemari Bobby. Juga meraih tangan Hwiyoung.
"Mama, kok tarik-tarik sih?! Adek gak mau pergi! Adek mau sama abang!" Pekik Sunwoo berusaha melepaskan pegangan mama.
"Kakak juga gak mau pergi mama. Kenapa kita harus pergi?" Hwiyoung ikut memberontak.
Kali ini Bobby ikut menahan mama membawa pergi kedua adiknya. "Ma, jangan bawa Hwi sama adek. Jangan pergi..."
Suasana malam itu benar-benar kacau, papa bahkan tak bisa berkutik saat mama menyeret koper sambil membawa kedua anaknya keluar dari rumah. Bibi Ahn yang menyaksikan dari kejauhan hanya bisa terduduk lemas. Keluarga yang damai ini perlahan retak oleh keadaan.
"Mama, jangan bawa Hwi sama adek!"
"Jangan pergi!"
"Abang gak bisa..."
Bobby terduduk di halaman rumah. Seumur hidup, sejak tahu tanggung jawabnya sebagai anak pertama, Bobby telah berjanji tidak akan pernah menangis dihadapan kedua adiknya. Tapi malam ini. Sungguh untuk pertama kalinya Bobby membiarkan airmatanya turun dengan deras. Sederas hujan yang sekarang mengguyur tubuhnya.
🌠🌠🌠
![](https://img.wattpad.com/cover/309085235-288-k118808.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
It's One : The Beginning
Fanfic[It's One ver 2] Tiga bersaudara dengan segala kelakuan ajaibnya Bobby si sulung yang santai sejak lahir, Hwiyoung si tengah yang kalem bohong-bohongan, dan Sunwoo si bungsu kebanyakan tingkah Daily life Kim Brothers jaman bocil yang penuh hal luar...